Dibalik Hutang Rp 50 Miliar, Ini Perjanjian Sandiaga Uno dan Anies Baswedan di Pilgub 2017 Silam
Uang Sandiaga Uno senilai Rp 50 miliar akan menjadi hutang Anies Baswedan jika kalah dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Uang Sandiaga Uno senilai Rp 50 miliar akan menjadi hutang Anies Baswedan jika kalah dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.
Pernyataan tersebut disampaikan Juru bicara Anies, Hendri Satrio.
Hendri mennjelaskan perihal hutang yang dimiliki mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kepada Menparekraf, Sandiaga Uno.
Diketahui Anies Baswedan disebut memiliki utang kepada Sandiaga Uno sebanyak Rp 50 miliar untuk keperluan Pilgub DKI Jakarta 2017.
Hendri menyebut biasanya memang dalam kampanye terdapat perjanjian jika kalah dalam Pemilu, maka kerugiannya ditanggung bersama.
Kemudian jika menang dalam Pemilu tersebut, maka uang untuk pendanaan kampanye tersebut akan dikembalikan.
Namun Anies Baswedan justru sebaliknya, jika kalah maka ia akan mengembalikan dana kampanye tersebut.
Baca juga: Anies Baswedan Sebut Hutang Rp 50 M ke Sandiaga Uno Sudah Dibayar dalam Bentuk Perubahan Jakarta
Lalu jika menang maka uang dana kampanye itu akan dianggap lunas.
Hal itu dilakukan agar Anies selanjutnya tidak terbebani untuk melayani masyarakat.
"Biasanya perjanjiannya itu kalau kalah ya rugi bareng-bareng, kalau menang dibalikin ya."
"Nah ini enggak Anies itu kalau kalah dia janji bakal balikin semuanya dengan dijamin oleh Mas Sandi bahwa Mas Anies akan mengembalikan semua itu kalau kalah."
"Kalau menang selesai. Sehingga dia tidak terbebani dalam melayani masyarakat," kata Hendri dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV dikutip Tribunnews.com, Sabtu (11/2/2023).
Lebih lanjut Hendri menyebut jika perjanjian yang dilakukan Anies ini merupakan suatu budaya baru.
Menurut Hendri budaya baru ini pun perlu dipikirkan oleh kepala daerah lainnya dalam melakukan pendanaan kampanye.
"Sebenarnya ini budaya baru nih, perlu juga dipikirkan oleh kepala-kepala daerah lainnya."
"Biasanya kan kalah kalah rugi bareng, kalau menang nanti saya ganti nih Mas Anies itu enggak justru kalau yang diganti itu kalau dia kalah, kalau menang lunas, selesai. Supaya dia bisa konsentrasi melayani rakyat," terang Hendri.
Anies Baswedan Bayar Hutang dalam Bentuk Perubahan Jakarta
Hutang Anies Baswedan senilai Rp 50 miliar ke Sandiaga Uno di Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu telah dibayarkan dalam bentuk perubahan Jakarta.
Baca juga: Jubir Anies Baswedan: Hutang Rp 50 Miliar untuk Keperluan Pilgub 2017, Dianggap Lunas Jika Menang
Anies tidak membantah adanya perjanjian hutang diantara pasangan yang maju sebagai Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur itu.
Hutang tersebut kata Anies telah dibayarkan dalam bentuk perubahan Jakarta.
Perubahan yang dimaksud itu selama Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta perioden 2017-2022.
Sehingga Anies Baswedan menyebutkan bahwa tidak ada lagi hutang yang harus dilunasi.
Adanya isu hutang calon presiden yang diusung partai Koalisi Perubahan itu dibeberkan dalam wawancara Bersama Merry Riana di kanal YouTube Merry Riana yang diunggah Jumat (10/2/2023).
Awalnya Anies membenarkan adanya jumlah uang Rp50 miliar tersebut.
Uang tersebut merupakan sebuah bentuk dukungan kepada Anies saat ia maju dalm kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) lalu.
Namun, dana pinjaman tersebut diberikan dengan syarat Anies uang tersebut harus dikembalikan.
Lalu di satusisi, Anies BAswedan menegaskan akan mengembalikan uang tersebut jika ia kalah dalam Pilkada.
Tetapi, jika ia menang dan menjadi Gubernur DKI Jakarta, maka dana tersebut dianggap sebagai bentuk dukungan untuk perubahan kota Jakarta.
“Jadi dukungan yang minta dicatat sebagai utang. Lalu kami sampaikan bila ini kan dukungan untuk sebuah kampanye, untuk perubahan, untuk kebaikan,” cerita Anies Baswedan.
“Bila ini berhasil, maka itu dicatat sebagai dukungan. Bila kita tidak berhasil dalam pilkada maka itu menjadi utang yang harus dikembalkan,” tambahnya.
Persyaratan tersebut, kata Anies, disertai dengan surat pernyataan yang di mana ditandatangani langsung oleh dirinya.
Pun ia juga menjelaskan, ihwal utang tersebut bukanlah utangnya kepada Sandiaga Uno.
Baca juga: Partai Nasdem Diprediksi Merapat ke Golkar Jika Koalisi Perubahan Pendukung Anies Baswedan Bubar
“Kemudian saya menyatakan ada suratnya, surat pernyatan utang. Saya yang tanda tangan, dan di dalam surat itu disampaikan apabila Pilkada kalah maka saya berjanji, saya dan pak Sandiga Uno, mengembalikan dan saya pak Sandi, yang tanda tangan saya,” tegasnya.
Seperti diketahui, Anies pun menang Pilkada dan menduduki kursi Gubernur DKI Jakarta. Sehingga atas kemenanganya inilah Anies merasa ia sudah tidak punya utang lagi.
“Bila kalah maka saya di luar pemerintahan, sah dong cari uang, sah dong punya usaha (untuk bayar utang). Tapi begitu menang, saya di pemerintahan malah tidak usah,” tuturnya.
“Justru itulah dukungan anda untuk Jakarta yang lebih baik. Untuk membawa perubahan Jakarta,” sambungnya.
Anies juga menambahkan, ia siap menunjukkan surat perjanjian yang ia tandatangani tersebut jika suatu saat harus ditampilkan ke publik.
“Jadi kalau memang suatu saat, itu perlu dilihat, wong tidak ada sesuatu yang luar biasa di situ. Jadi tidak ada sebuah utang yang hari ini harus dilunasi. Enggak ada,” tegasnya.
Sandiaga Uno Ikhlas
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengikhlaskan hutang yang dimiliki Anies Baswedan terkait Pilkada DKI pada 2017 silam.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu tak membantah bahwa mantan gubernur tersebut dipinjami uang saat maju sebagai Cagub dan Cawagub kala itu.
Keikhlasan pria yang kini menjabat Kemenpekraf itu karena tak ingin memperpanjang permasalahan tersebut..
Pria berkacamata itu ikhlas setelah melakukan shalad istikharah.
Selain itu Sandiaga Uno juga meminta pertimbangan keluarga.
Dia tak ingin menlanjutkan pembicaraan tentang itu.
"Setelah saya salat Istikharah, setelah saya menimbang konsultasi dengan keluarga, saya tidak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini," ucap Sandi saat menghadiri Harlah Seabad NU di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2).
Sandiaga tak ingin soal utang-piutang itu menjadi polemik jelang Pilpres 2024.
Mengingat tahapan kontestasi Pilpres 2024 telah dimulai saat ini.
Baca juga: PDIP Sindir Rencana Koalisi Partai Pengusung Anies Baswedan: Bicara Perubahan Tapi Tak Miliki Ide
Sandi mengatakan dirinya kini hanya ingin menatap tahun politik dengan rasa penuh suka cita.
Ia ingin fokus pada kontestasi demokrasi yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
"Mari kita tatap masa depan dengan penuh rasa suka cita gembira dan persatuan dan kesatuan bangsa kita," katanya.
Ia juga menuturkan bahwa pihaknya kini masih fokus tugasnya sebagai Menparekraf RI untuk membangkitkan ekonomi serta menjaga, mengawal momentum dari kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Di sisi lain Sandiaga menyebut bahwa Anies hingga kini masih tetap menjadi sahabatnya meskipun persoalan isu utang piutang Rp50 miliar dirinya dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu sedang menjadi sorotan.
Menurut Sandiaga, persoalan utang-piutang ini tidak akan mengubah hubungan baiknya dengan Anies.
"Alhamdulillah baik, kami bersahabat dan tentunya sebagai seorang sahabat yang sekarang tugasnya saya di kementerian," ujar Sandiaga.
Simak berita Tribunjambi.com lainnya di Google News
Baca juga: Kuat Maruf Merasa Cemas Jelang Majelis Hakim Bacakan Vonis Kasus Ferdy Sambo
Baca juga: Meski Dominan, Bayern Munchen tak Meyakinkan untuk Hadapi PSG di Liga Champions
Baca juga: Kasus Ferdy Sambo Masuk Babak Akhir, 5 Terdakwa akan Dengarkan Vonis dari Majelis Hakim PN Jaksel
Baca juga: Mendadak Nathalie Holscher Ingin Berdamai dengan Para Musuhnya: Kalu Mau Main Hubungi Instagram Saya
Artikel ini diolah dari Tribunnews.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.