Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 24 Jan 2023 - Akhir Cerita yang Bahagia

Bacaan ayat: Ayub 42:10 (TB) Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram Inspirasi Alkitab
Ilustrasi berdoa 

Renungan Harian Kristen 24 Jan 2023 - Akhir Cerita yang Bahagia

Bacaan ayat: Ayub 42:10 (TB) Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.

Oleh Pdt Feri Nugroho

Menonton film, pasti semua orang ingin akhir cerita yang bahagia. Tidak peduli apapun proses yang harus dilalui oleh tokoh utama, yang penting akhirnya bahagia.

Benarkah demikan?

Faktanya, menonton itu lebih mudah daripada harus menjalani. Bukankah setiap cerita sulit ditebak kelanjutannya?

Setiap adegan dalam sebuah cerita menjadi sebuah alur yang penuh dengan misteri.

Sebuah cerita dalam film bisa memakai alur mundur atau alur maju, bergantung pada alasan apa yang hendak ditekankan oleh penulis cerita tentang penyebab sebuah keputusan itu diambil.

Itu artinya satu adegan akan terkait erat dengan adegan berikutnya; satu cerita akan membentuk cerita berikutnya.

Rumitnya, sering muncul faktor luar yang diluar kendali, datang tiba-tiba dan dapat mengubah semua alur cerita.

Ayub dipulihkan. Itu artinya segala hal yang hilang, telah dikembalikan oleh Allah kepadanya. Narator hanya memakai cerita singkat tentang pulihnya Ayub.

Dari 42 pasal dalam Kitab Ayub, hanya 1 pasal yang bercerita bagaimana Ayub dipulihkan. 1 pasal saja tidak seluruhnya; hanya 10 ayat dari 17 ayat di pasal terakhir Kitab Ayub.

Dapat kita bayangkan, bagaimana proses panjang harus dihadapi oleh Ayub.

Penderitaan demi penderitaan datang bertubi-tubi. Tuduhan demi tuduhan harus dia hadapi.

Belum lagi dia harus mengalami kegalauan akut untuk memahami karya-Nya yang terlalu tersembunyi.

Yang menarik, bahwa dalam proses tersebut Ayub tidak berbuat dosa terhadap Tuhan. Ia tidak sekalipun menuduh Allah berlaku tidak jahat kepadanya.

Ia tidak menuduh Allah berbuat kesalahan. Ini yang paling penting dan mendasar.

Tidak peduli apapun derita yang dialami, tidak sekalipun Ayub berprasangka jahat kepada Allah.

Sebaliknya ia mencoba menyelami segala perbuatan Allah, meskipun gagal. Sampai pada akhirnya Allah sendiri yang menyatakan karya-Nya kepada Ayub.

Tidak bisa dihindari, setiap orang pasti pernah menderita. Meskipun demikian, Allah selalu menghendaki akhir cerita yang bahagia. Karya penyelamatan dalam Yesus Kristus, yaitu penebusan, memungkinkan bahagia pada akhir cerita.

Allah menghendaki semua orang diselamatkan dan memperoleh hidup kekal.

Jadikan ini sebagai sauh yang kokoh agar tidak goyah ketika mengalami penderitaan dalam hidup.

Teladani Ayub! Ia tidak berbuat dosa saat menderita. Ia tidak menuduh Allah melakukan kesalahan ketika dirinya sengsara.

Ia tetap fokus pada karya Allah yang lebih besar. Hanya menunggu waktu yang tepat, dalam waktu Tuhan, setiap orang akan dipulihkan.

Nantikan dengan penuh kesabaran dan pengharapan. Amin

Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Palembang Siloam

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved