Sepekan Alami Erupsi, Gunung Marapi Sumatera Barat Tercatat Sudah 208 Kali Letusan
Sepekan mengalami erupsi, Gunung Merapi Sumatera Barat mengalami hingga 208 kali letusan.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
"Jelang setengah jam pasca abu vulkanik turun di Cumantiang ini, arah angin berubah lagi, diperkirakan ke arah timur," kata Noviardi.
Novriadi menyampaikan, hujan abu atau turunnya abu vulkanik imbas erupsi Marapi itu, baru dirasakan di sekitar Cumantiang saja.
Sedangkan, kata Novriadi, di wilayah lain serupa Nagari Lasi dan Candung, belum ada laporan serupa hujan abu itu.
Diketahui, erupsi di Gunung Marapi telah terjadi sejak Sabtu (7/1/2023), dengan letusan perdananya pada pukul 06.11 WIB. Lalu, erupsi di Gunung Marapi masih berlanjut hingga kini.
Pendakian dan aktivitas warga ke Gunung Marapi juga telah dihentikan sementara waktu, hingga kondisi erupsi di Gunung Marapi sudah berhenti total.
Diberitakan sebelumnya, Para ahli memperkirakan, dampak bahaya dari erupsi Gunung Marapi tidak semenakutkan yang dibayangkan.
Pasalnya, erupsi Gunung Marapi itu masuk kategori letusan freatik. Terjadi akibat adanya gerakan uap air yang terlalu panas di dasar kawah.
"Kita ibaratkan serupa air dalam teko, saat dia panas, maka air otomatis keluar lalu menimbulkan uap, itulah yang kini terjadi di Gunung Marapi," kata Kepala pos PGA Marapi, Teguh Purnomo.
Teguh menyampaikan, Gunung Marapi memiliki keunikan dibanding gunung api yang lainnya. Keunikan itu pula yang bisa disebut sebagai keberuntungan.
Baca juga: Puluhan Pendaki Dikabarkan di Puncak Saat Gunung Merapi Sumbar Erupsi dan Semburkan Abu Vulkanik
"Jika gunung api yang lain ketika erupsi ini menimbulkan letusan percikan api dan lava yang mengalir, Gunung Marapi tidak seperti itu," ungkap Teguh.
Sebab, kata Teguh, potensi paling bahaya dari erupsi di Gunung Marapi ini, hanya berdampak kepada ketebalan asapnya dan turunnya abu vulkanik ke pemukiman warga.
Lebih lanjut, jika ledakan erupsi Gunung Marapi cukup dahsyat dan melebihi rata-rata, kata Teguh, bakal menyebabkan material batuam kecil sebesar kelereng sampai ke pemukiman.
"Radiusnya pun juga tidak terlalu jauh. Material yang terlempar itu berdampak kepada pemukiman di badan Gunung Marapi saja," kata Teguh.
"Kalau abu vulkanik yang dikeluarkan itu, bisa turun ke pemukiman yang dibawa kemana arah angin pada saat itu," tambah Teguh.
Untuk itu, Teguh mengatakan, masyarakat tidak telalu cemas dan takut ketika erupsi di Gunung Marapi. Serta, selalu memperhatikan atap rumah dan bahan pangannya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.