Gempa Cianjur

Bantu Korban Gempa Cianjur Bisa Pakai Aplikasi, Begini Caranya

Membantu korban gempa Cianjur saat ini bisa menggunakan aplikasi Pisodapur

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Tribunjabar
Pengungsi gempa Cianjur bersama relawan 

TRIBUNJAMBI.COM - Donatur gempa Cianjur bisa memanfaatkan aplikasi website Pisodapur.

Dengan aplikasi ini, bantuan yang diberikan lebih tepat serta transparan.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui akun instagramnya, Jumat (2/12) menjelaskan tata cara menggunakannya.


Dengan aplikasi ini bisa  memudahkan masyarakat yang terdampak bencana gempa bumi guna menyampaikan aduan, mengajukan bantuan, pendaftaran relawan, dan memperoleh seluruh informasi terkait bencana.

"Warga Cianjur sekalian, hayu manfaatkan aplikasi web ini guna menyampaikan informasi maupun menyalurkan bantuan agar lebih tepat sasaran," katanya.

Ia mengatakan link untuk akses Pisodapur adalah pisodapur.jabarprov.go.id atau s.id/pisodapur. Pihaknya pun terbuka untuk segala macam tanggapan mengenai aplikasi web Pisodapur dengan menghubungi akun official Pisodapur melalui WA 082136115050, Instagram: @pisodapur.jabar, dan Twitter: @pisodapur_jabar.

Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, menilai semua permasalahan akan secara bertahap diselesaikan apabila sesuai dengan data.


Hadirnya Pisodapur akan melengkapi apa-apa saja yang dibutuhkan warga, dan juga ada progresnya. 

"Di sana ada berbasis peta, butuh apa nanti muncul. Kalau warna merah masih berbentuk laporan, kalau kuning sudah ada yang bertindak, kalau sudah hijau tindakan sudah deliver," ujar Kang Kamil. 

Kendala Air Bersih

Masalah air bersih yang terbatas kerap jadi kendala di pengungsian, di antaranya pasca gempa Cianjur.

Sejumlah anak-anak dikabarkan mulai terserang penyakit diare dan gatal-gatal.

Kondisi mengkhawatirkan itu disampaikan Evi Medina, Mahasiswa Universitas Esa Uggul, Prodi Keperawatan yang menjadi relawan dalam bencana alam itu.

Evi mengatakan bahwa munculnya penyakit pada anak anak tersebut disebabkan tidak adanya persedian air bersih di kamp pengungsian tersebut.

Sehingga para pengungsi menggunakan air sungai yang kotor untuk melakukan aktivitas harian, seperti mandi, mencuci pakaian, cuci piring, wudhu dan lainnya.

"Sakit anak -anak diare dan gatal -gatal karena kekurangan air bersih, bahkan cuci piring, cuci baju masih menggunakan air sungai. Wudhu juga sama," jelas Evi dikutip dari Wartakotalive.com, Kamis (1/12/2022).

Air bersih menjadi kebutuhan yang vital saat ini bagi sebagian pengungsian gempa di beberapa wilayah yang tersebar di Kabupaten Cianjur.

Seperti halnya yang terjadi di Desa Serampad, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat di sana juga warganya kekurangan air bersih.

 Ketua RT Desa Sarampad, Ujang Mulyana bahwa warganya mulai kekurangan stok air bersih.

"Yang sangat diperlukan untuk saat ini ialah ari bersih," ungkap Ujang.

"Sungai ada cuma kotor, warga juga enggan menggunakannya khawatir sakit," sambungnya.

Kembali ke Evi, sebanyak 358 warga Tunggilis harus mengungsi ke tempat yang lebih aman akibat gempa yang menghantam desa tersebut.

Mereka semua mengungsi tepatnya di belakang desa yang terdapat hamparan sawah luas.

Saking banyaknya pengungsi yang ada, dirinya pun membentuk tim kesehatan, yang terdiri dari 3 tim.

"Ada tim A, B dan C karena di sini tendanya banyak jadi kita bentuk tiga tim tersebut," ucap Evi.

"Tim A handle, 6 tenda, Tim B handle 5 tenda dan Tim C handle 4 tenda. Secara keseluruhan itu total warganya ada 358 pengungsi yang terdiri dari 14 tenda," sambungnya.

Evi tak menampik bahwa keterbatasan alat menjadi penghalang dirinya membantu para korban gempa yang saat ini mengungsi, meski begitu dirinya sudah mempersiapkan hal yang diperlukan.

"Semua tindakan kita lakukan di tenda kesehatan ini, jika tidak bisa ditangani karena keterbatasan alat akan kita rujuk ke rumah sakit terdekat dengan ambulans yang sudah kita siapkan dan standby 24 jam," jelas Evi.

Sejauh ini sudah 2 pengungsi yang di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dari pengungsian Tunggilis, sebab adanya riwayat sakit sebelumnya.

"Ada dua, semua lansia karena memang ada riwayat yang tidak bisa kita handle dan harus segera dirujuk," tutupnya.


Artikel ini diolah dari Tribunjabar

Baca juga: Update Gempa Cianjur 593 Luka Berat, 1108.720 Orang Mengungsi

Baca juga: 331 Orang Meninggal Akibat Gempa Cianjur, 11 Orang Masih Hilang

Baca juga: Update Gempa Cianjur 11 Orang Belum Ditemukan, Diduga Tertimpa Reruntuhan Bangunan

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved