Perang Rusia Ukraina
2000 Tentara NATO Latihan Perang di Perbatasan Rusia, Ternyata Ini Tujuan Sebenarnya
NATO atau North Atlantic Treaty Organization latihan perang di kawasan Polandia utara Jumat (25/11/2022) berbatasan dengan Rusia.
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
TRIBUNJAMBI.COM - Lebih dari 2000 pasukan NATO atau North Atlantic Treaty Organization latihan perang di kawasan Polandia utara Jumat (25/11/2022).
Kawasan tersebut berada di antara Belarusia dan eksklave Kaliningrad Rusia.
Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak menyebut latihan ini NATO mengerahkan 2.000 tentara gabungan yang terdiri dari angkatan militer darat, laut serta udara.
Bahkan melibatkan 1.000 peluru logistik lengkap dengan peralatan tempur canggih termasuk kendaraan militer pengangkut amfibi.
"Apa yang terjadi hari ini di Danau Kepno adalah bagian dari latihan yang lebih besar yang telah berlangsung selama beberapa minggu," kata Kolonel Tomasz Biedziak.
Polandia menyabut hal ini untuk melatih kemampuan para militernya dalam menghadapi situasi medan tempur musuh.
Tujuan latihan ini juga agar pasukannya lebih sigap melewati rintangan bersalju, menyeberangi air dan mendarat.
Serta simulasi mengejar musuh bersama pasukan AS akan digelar di tank Abrams, seperti yang dilansir dari Reuters.
Pemerintah Polandia bahkan rela menambah suntikan dana guna meningkatkan pertahanan negara sebesar 3 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Ledakan Rudal di Polandia
Sebelumnya Polandia mengkonfirmasi ledakan rudal yang menewaskan dua orang di pabrik pengolahan biji-bijian di dekat perbatasan Ukraina.
Ledakan itu sementara ini akibat rudal buatan Rusia,
Jika benar maka akan meningkatkan prospek aliansi NATO yang dikaitkan dengan perang di Ukraina.
Dikutip dari Nytimes otoritas Polandia mengatakan kemungkinan besar akan menerapkan Pasal 4 piagam NATO, di mana anggota berunding ketika integritas atau keamanan teritorial suatu negara terancam.
Kementerian Luar Negeri Polandia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rudal yang mendarat sehari sebelumnya adalah buatan Rusia.
Sementara itu Presiden Andrzej Duda tidak begitu yakin akan hal itu, “Kemungkinan besar itu adalah rudal buatan Rusia, tapi ini semua masih sedang diselidiki saat ini.”
Dia menambahkan, "Kami tidak memiliki bukti konklusif saat ini tentang siapa yang meluncurkan rudal ini.
" Baik tentara Ukraina dan Rusia menggunakan persenjataan era Soviet.
Dikutip dari laman CNN para pemimpin dunia yang berkumpul di KTT G20 di Bali berusaha meredakan potensi eskalasi dalam perang Ukraina.
Berbicara kepada wartawan setelah mengadakan pertemuan darurat dengan para pemimpin G7 dan NATO di sela-sela KTT G20,
Presiden AS Joe Biden mengatakan informasi awal menunjukkan bahwa "tidak mungkin" rudal itu ditembakkan dari dalam Rusia, tetapi tidak dapat mengatakan secara meyakinkan sampai penyelidikan telah selesai.
"Kami setuju untuk mendukung penyelidikan Polandia atas ledakan tersebut... Dan saya akan memastikan bahwa kami mengetahui dengan tepat apa yang terjadi," kata Biden dikutip dari CNN.
“Kemudian kita akan bersama-sama menentukan langkah kita selanjutnya saat kita menyelidiki dan melanjutkan. Ada kebulatan suara total di antara orang-orang di meja, ”tambahnya.
Artikel ini diolah dari Tribunnews.com
Baca juga: 6 Juta Warga Ukraina Hidup Tanpa Listrik, Perang Rusia Diperkirakan Berlangsung Lama
Baca juga: Ukraina Dihantam Rudal Rusia di Musim Dingin, Presiden Zelensky Minta PBB Turun Tangan
Baca juga: Eropa Tegang, Rusia Takuti Barat dengan Letakkan 11 Pesawat Pembom di Dekat Perbatasan NATO