Profil 13 Calon Ketua Umum PP Muhammadiyah, Menteri Hingga Pimpinan KPK

Sidang muktamar Muhammadiyah menghasilkan 13 nama peraih suara terbanyak kandidat ketua umum.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Heri Prihartono
TRIBUNJATIM.COM
Di antara ke-13 calon yang memperoleh suara terbanyak yakni Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah saat ini. 

 


TRIBUNJAMBI.COM - Sidang muktamar Muhammadiyah menghasilkan 13 nama peraih suara terbanyak kandidat ketua umum.

Sidang untuk menentukan pengeurus serta ketua umum pwngurus pusat (PP) Muhammadiyah itu berlangsung di Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/22/2022).

Mantan pimpinan KPK, menteri hingga adik politikus Amin Rais menjadi calon ketua umum Pengurus Pusat Muhammadiyah bersama 10 orng lainya.

Namun di antara ke-13 calon tersebut yang memperoleh suara terbanyak yakni Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah saat ini.

Haedar Nashir memperoleh sebnayak 2.203 suara.

Selanjutnya yang masuk menjadi ketum PP Muhammadiyah tersebut yakni Muhadjir Effendy, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).

Muhadjir Effendy meraih dukungan dari pendukungnya sebanyak 1.598 suara.

Selain itu nama yang muncul untuk menjadi ketua umum PP Muhammadiyah tersebut yakni Ahmad Dahlah Rais.

Ahmad Dahlan Rais merupakan adik dari politikus sekaligus mantan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) yakni Amien Rais.

Adik Amien Rais itu memperoleh suara sebanyak 1.080 suara.

Dari 13 anggota PP Muhammadiyah yang terpilih itu akan bermusyawarah untuk memilih Ketua Umum baru periode 2022-2027.

Berikut profil 13 anggota PP Muhammadiyah yang akan dipilih menjadi ketua umum yang dilansir dari Tribunnews.

1. Haedar Nashir

Dikutip Tribunnews.com dari TribunnewsWiki.com, Haedar Nashir lahir di Bandung, Jawa Barat pada 25 Februari 1958.

Haedar Nashir adalah lulusan terbaik STPMD APMD Yogyakarta.

Kemudian, Haedar Nashir melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Sosiologi Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dia sudah mulai aktif di organisasi Muhammadiyah sejak tahun 1980-an.

Haedar Nashir pernah menjabat sebagai Sekretaris PP Muhammdiyah periode 2000-2005.

Setelahnya, ia ditunjuk menjadi Ketua PP Muhammadiyah periode 2005-2010.

Lima tahun setelahnya, ia terpilih sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2015-2020.

Namun, masa jabatannya diperpanjang hingga 2022 lantaran Muktamar Muhammadiyah ke-48 yang seharusnya digelar pada 2020, tertunda karena pandemi.

Saat ini, Haedar Nashir juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Sebelumnya, ia juga pernah mengajar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta selama lima tahun, pada 1993-1998.


2. Abdul Mu'ti

Lahir di Kudus, Jawa Tengah pada 2 September 1968, Abdul Mu'ti saat ini menjabat sebagai Sekretaris Umum PP Muhammadiyah.

Abdul Mu'ti merupakan lulusan S1 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Gelar S2 diperoleh Abdul Mu'ti dari Flinders University, South Australia dan S3 dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Abdul Mu'ti tercatat sebagai anggota Muhammadiyah sejak 1994.

Dia pernah menjabat sebagai Sekretaris PWM Jawa Tengah periode 2000-2002.

Kemudian pada tahun 2002, dia menjadi Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah dan merangkap sebagai Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah.

Nama Abdul Mu'ti juga moncer di dunia internasional.

Ia pernah menjadi anggota Dewan Indonesia dan Amerika Serikat pada Agama dan Pluralisme, serta masyarakat eksekutif Konferensi Asia Agama untuk Perdamaian.

Pada 2020 lalu, Abdul Mu'ti sempat digadang-gadang akan dilantik sebagai Wakil Menteri Pendidikan.

Tetapi, ia justru menolak tawaran tersebut karena merasa tidak mampu mengemban amanah yang dinilainya sangat berat.


3. Anwar Abbas

Anwar Abbas lahir di Lima Puluh Kota, Sumatera Barat pada 15 Februari 1995.

Ia menamatkan S1 di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta meraih gelar S2 dari Universitas Muhammadiyah Jakarta dan STIE IPWI.

Dikutip dari tribunnews dari Kompas.com, ia mendapat gelar S3 dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Anwar Abbas pernah menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah periode 2015-2020.

Selain itu, ia juga pernah menjadi Bendahara Umum PP Muhammadiyah, serta Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah.

Ia merupakan mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2010-2015 dan Sekretaris Jenderal MUI periode 2015-2020.

Saat ini, ia menjabat Wakil Ketua Umum MUI periode 2020-2025.

4. Busyro Muqoddas

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini adalah pria kelahiran Yogyakarta pada 17 Juli 1952.

Sejak kecil, ia memang dibesarkan di lingkungan pendidikan Muhammadiyah.

Busyro Muqoddas merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII).

Ia kemudian melanjutkan studi S2 di UGM dan meraih gelar S3 dari UII.

Pada 2005, Busyro Muqoddas dipercaya menjadi Ketua Komisi Yudisial untuk periode 2005-2010.

Di tahun 2010, ia terpilih sebagai Ketua KPK menggantikan Antasari Azhar.

Busyro Muqoddas diketahui memiliki banyak pengalaman di dunia akademik.

Ia pernah menjadi Pembantu Dekan III FH UII pada 1986-1988.

Lalu, menjadi Pembantu Dekan I FH UII hingga 1990.

Pada 2015, Busyro Muqoddas ditunjuk menjadi Ketua PP Muhammadiyah bidang Hukum dan HAM, serta Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik.

Ia pernah mendapat penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award pada 2008 silam.

5. Hilman Latief

Hilman Latief lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat pada 12 September 1975.

Dilansir TribunJogja.com, ia saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag).

Selain itu, ia juga menjabat sebagai Wakil Rektor UMY periode 2021-2025.

Hilman Latief merupakan lulusan S1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Lalu, ia melanjutkan studi S2 di UGM dan juga di Western Michigan University.

Ia terbilang berpengalaman di bidang akademik.

Pada 30 Januari 2021, Hilman Latief dikukuhkan menjadi Guru Besar UMY di bidang Islamic Studies dan Arabic.

Ia diketahui pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah.


6. Muhadjir Effendy

Muhadjir Effendy lahir di Madiun, Jawa Timur pada 28 Juli 1956.

Mengutip situs resmi Kemenko PMK, ia dilantik menjadi Menko PMK pada 23 Oktober 2019.

Ia juga pernah mengemban jabatan sebagai Menteri Pendidikan dan kebudayaan periode 2016-2019.

Sebelumnya, Muhadjir Effendy merupakan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sejak 2000-2016.

Ia dikukuhkan menjadi Guru Besar PLS-FIP Universitas Negeri Malang (UM) pada 2014.

Muhadjir Effendy merupakan lulusan Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) di Madiun.

Kemudian, ia meraih gelar Sarjana Muda dari IAIN Malang.

Setelahnya, Muhadjir Effendy memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosial di IKIP Malang (sekarang UM).

Di tahun 1996, ia lulus S2 UGM dan meraih gelar S3 dari Universitas Airlangga pada 2008.


7. Syamsul Anwar

Syamsul Anwar lahir pada 30 Maret 1956.

Saat ini, namanya tercatat sebagai dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dikutip dari situs resmi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Syamsul Anwar menempuh studi S1 hingga S3 di kampus yang kini menjadi tempatnya mengajar.

Selain menjadi dosen, ia juga sudah menjadi Guru Besar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.


8. Agung Danarto

Pria kelahiran Kulonprogo, DIY pada 24 Januari 1968 ini dikenal sebagai dosen dan pendakwah.

Saat ini, Agung Danarto merupakan seorang dosen di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Ia meraih gelar S1 dan S3 di kampus tempatnya mengajar.

Sementara, gelar S2 diperoleh Agung Danarto dari IAIN Alauddin Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan.

Ia pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY periode 2005-2010.

Lalu, menjadi Sekretaris Umum PP Muhammadiyah periode 2010-2015.

Serta menjadi Sekretaris PP Muhammadiyah periode 2015-2020.


9. Saad Ibrahim

Saad Ibrahim dikenal sebagai sosok yang vokal dalam menggerakkan perjuangan Muhammadiyah.

Saat ini, ia menjabat sebagai Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah Jawa Timur, menggantikan Thohir Luth.

Selain itu, ia juga berprofesi sebagai dosen di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.


10. Syafiq A Mughni

Syafiq A Mughni lahir di Lamongan, Jawa Timur pada 15 Juni 1954.

Sejak kecil, ia sudah familiar dengan pendidikan di lingkungan Muhammadiyah.

Syafiq A Mughni merupakan lulusan S1 UIN Surabaya.

Ia kemudian melanjutkan studinya di UCLA AS.

Pada 2001, Syafiq A Mughni dipercaya menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Ia juga dikukuhkan menjadi Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam UIN Sunan Ampel.

Di tahun 2015, Syafiq A Mughni terpilih menjadi Ketua PP Muhammadiyah periode 2015-2020.


11. Dadang Kahmad

Mengutip situs resmi Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Bandung, Dadang Kahmad lahir Garut, Jawa Barat pada 5 Oktober 1952.

Ia merupakan Guru Besar Sosiologi Agama di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Saat ini, Dadang Kahmad menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah.


12. Ahmad Dahlan Rais

Ahmad Dahlan Rais merupakan adik kandung Amien Rais.

Ia saat ini berprofesi sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Ia juga menjabat sebagai Ketua Badan Pembina Harian UMS.

Ahmad Dahlan Rais diketahui pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPD pada 2004 silam.


13. Irwan Akib

Irwan Akib saat ini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar periode 2022-2025.

Dikutip dari situs resmi Unismuh, ia menggantikan Darwis Muhdina.

Irwan Akib lahir di Parepare, Sulawesi Selatan pada 2 Agustus 1963, sebagaimana dilansir Tribunnews.com dari TribunTimur.com.

Ia sudah aktif di organisasi Muhammadiyah sejak menjadi mahasiswa, dengan bergabung di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Ia merupakan lulusan S1 IKIP Ujung Pandang.

Irwan Akib kemudian meraih gelar S2 dan S3 di Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Pada 1990, ia pernah menjabat sebagai Sekretaris PW Pemuda Muhammadiyah periode 1990-1994.

Di periode selanjutnya, 1994-1998, Irwan Akib menjadi Wakil Ketua PW Pemuda Muhammadiyah.

Ia juga tercatat pernah menjadi Pembantu Dekan I FKIP Unismuh selama setahun, yaitu pada 1993-1994.

Lalu, di tahun 2005, ia diangkat sebagai Pembantu Rektor I Unismuh sekaligus Dekan FKIP.

Di tahun 2005, Irwan Akib dipercaya menjadi Rektor Unismuh.

Ia kembali menjadi Rektor Unismuh pada 2008-2012.

Di tahun 2010, ia terpilih menjadi Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Muhammadiyah Sulsel.

Artikel ini diolah dari tribunnews.com

Baca juga: Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jambi Kunjungan Kerja ke Panti Asuhan Muhammadiyah Rimbo Bujang Tebo

Baca juga: Masjid Taqwa 3 Kota Baru Kosong, Muslim Muhammadiyah Jambi Salat Idul Adha di SMP Ahmad Dahlan

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved