Dokter Forensik Sebut Dugaan Diracun yang Sebabkan Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Penyebab tewasnya satu keluarga di Perumahan Citra Granden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat masih belum terungkap. Dari hasil olah TKP, ditemukan
TRIBUNJAMBI.COM - Penyebab tewasnya satu keluarga di Perumahan Citra Granden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat masih belum terungkap.
Dari hasil olah TKP, ditemukan adanya kapur barus, bedak bayi hingga lilin di sekitaran jenazah.
Polisi juga menemukan buku-buku dan nota pembelian makanan di dalam rumah.
Namun belum bisa dipastikan kapan terakhir jenazah tersebut makan sebelum meninggal dunia.
Dokter Forensik, dr Ferryal Basbeth mengatakan bahwa ia yakin kasus kematian ini bukan karena kelaparan.
Ia pun menduga bahwa ada anggota keluarga yang sengaja membunuh saudaranya lalu akhirnya memilih mengakhiri hidup.
"Kalau kita lihat dari kasus ini, ini kan memang family sight, artinya memang pelaku pembunuhannya itu ada di dalam keluarga itu. Jadi bisa jadi setelah dia membunuh satu rumah, kemudian dia bunuh diri," ungkapnya dilansir dari Youtube tvOneNews, Selasa (15/11/2022).
Baca juga: Terdakwa Pembunuhan Brigadir Yosua, Ricky Rizal & Kuat Maruf Tak Tahu Pelecehan Seksual di Magelang
Baca juga: Usai Menggelar Aksi, Aliansi Karang Taruna Langsung Serahkan Laporan ke Kejari Sarolangun
Dirinya pun mengatakan, lambung keempat mayat itu kosong saat autopsi tidak serta merta menyimpulkan bahwa mereka mati kelaparan.
"Kalau kita lihat kapan sih tetangga terakhir melihat orang-orang yang ada di keluarga itu, misalnya secara utuh tidak satu aja yang kelihatan tetapi beberapa juga ada yang melihat," jelas dia.
Sebab menurut dia, seseorang yang tewas karena kelaparan itu membutuhkan waktu.
"Nah orang untuk mati kelaparan itu perlu waktu, karena ada orang yang koma saja dan tidak diberi apa-apa tanpa infus bisa meninggal dalam waktu 7 hari, tidak diberi makan dan minum, itu pun 7 hari mayat itu tidak busuk," urainya.
Ia menegaskan, perlu dilakukan investigasi mendalam termasuk kapan terakhir kali tetangga melihat para korban.
Soal penyebab kematian, ia pun menduga mereka bukan kelaparan tapi bisa jadi karena racun.
"Kemudian kalau dugaan saya bisa jadi racun, racun itu bisa masuk dari bermacam-macam, ini dugaan yang perlu kita lihat," tambahnya
Dirinya tak yakin jika para korban itu meninggal karena kelaparan.
"Kalau kelaparan itu nggak mungkin, kelaparan kemudian meninggal sama-sama semua, itu nihil deh. Kalau saya melihatnya tidak seperti itu," tandasnya.
Kemudian ia juga mengurai soal pemeriksaan toksikologi dan hispatologi yang akan dilakukan kepada keempat mayat tersebut.
Baca juga: Pemeran Video Asusila Kebaya Merah Idap Kepribadian Ganda, Ini Penjelasannya
"Toksikologi forensik itu biasanya ahlinya dari apotek, biasanya dilihat maksudnya racun-racun yang mematikan itu apa saja, dan masuknya lewat mana. Saya sih enggak ngerti, karena golden standarnya itu dari olah TKP," kata dia.
Olah TKP ini, kata dia, sangat menentukan sekali karena mayat sudah busuk itu biasanya kalau diautopsi sebab matinya sulit ditentukan karena kondisinya sudah membusuk lanjut.
"Kalau hispatologi itu biasanya diambil jaringan kemudian dibawa ke lab patologi anatomi, kemudian diperiksa. Tapi kalau mayat udah membusuk lanjut, sebab kematian itu sulit ditentukan karena kondisi mayatnya membusuk lanjut," kata dia.
"Yang ingin dicari biasanya apakan ada infeksi kronis, misalnya kurang gizi, itu bisa infeksi, untuk melihat sel-selnya, kemudian jaringan-jaringannya apakah ada perlemakan hati atau gangguan lambung. Tapi kalau mayatnya membusuk lanjut sulit dilakukan," tutup dia.
Simak berita terbaru tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Roy Suryo Jalani Sidang Penistaan Agama, 7 Saksi Dihadirkan ke PN Jakarta Barat
Baca juga: 6 Tahanan Kabur dari Sel Mapolres Toba, 3 Diantaranya Kasus Narkoba
Baca juga: Terdakwa Pembunuhan Brigadir Yosua, Ricky Rizal & Kuat Maruf Tak Tahu Pelecehan Seksual di Magelang