Berita Tanjab Barat
Melihat Pengrajin Batik Pangkal Babu Tetap Semangat Walau Tidak Ada Listrik dan Signal
Masyarakat di Desa Pangkal Babu ini tetap memiliki semangat dan kreativitas yang tinggi untuk terus maju dan berkembang.
Penulis: Ade Setyawati | Editor: Rahimin
TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Pangkal Babu merupakan nama sebuah desa yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Hingga saat ini di Desa Pangkal Babu belum dialiri listrik dan belum ada signal internet.
Namun meskipun begitu, hal ini bukanlah menjadi pembatas bagi warga Desa Pangkal Babu untuk tetap aktif, kreatif dan inovatif.
Masyarakat di Desa Pangkal Babu ini tetap memiliki semangat dan kreativitas yang tinggi untuk terus maju dan berkembang.
Seperti Kelompok Batik Taman Sari dengan semangat para anggota yang tinggi, terus mengembangkan batik-batik yang telah mereka produksi, meskipun Kelompok Batik Taman Sari merupakan satu-satunya pengrajin batik di desa tersebut.
Nurhasanah ketua kelompok Batik Taman Sari mengatakan, di tengah keterbatasan motif-motif batik taman sari terus bertambah.
"Kami satu-satunya pengrajin di Pangkal Babu dengan 9 anggota total dan 6 anggota aktif kami terus berinovasi, kami terus mengembangkan motif batik kami, dari 12 motif sekarang bertambah menjadi 15 motif batik," ujarnya.
Motif yang diangkat oleh kelompok Batik Taman Sari juga berasal dari yang biasa masyarakat sekitar lihat.
"Motif-motifnya memang apa yang kita lihat dan ada di sekitar kita, seperti kerang, udang, bintang laut, kepiting bakau, burung bangau, siput, kelapa, bunga Rosela, icon pangkal babu yaitu pohon mangrove dan banyak motif-motif lainnya," katanya.
Kelompok Batik Taman Sari memproduksi 2 jenis hasil produksi, yaitu batik tulis dan batik cap.
"Untuk batik cap, dalam 1 hari kita bisa memproduksi 5 batik cap mulai dari harga Rp. 135 ribu, sedangkan untuk batik tulis 1 batik tulis bisa 1 Minggu dengan harga Rp. 300 ribu," katanya lagi.
Dengan segala keterbatasan yang dihadapi, Kelompok Batik Taman Sari terus semangat berinovasi.
Selaion kesulitan listrik, kesulitan internet dan keterbatasan alat-alat membatik, dalam 1 tahun terakhir tidak menyurut kan semangat para anggota.
"Alhamdulillah 1 tahun terkahir ibu-ibu semangat terus dan konsisten di tengah keterbatasan-keterbatasan yang kami hadapi dan mencari solusi bersama," ujarnya.
"Seperti keterbatasan alat-alat pembuatan batik. Untuk pembuatan batik cap kita berinisiatif untuk cap nya kita buat sendiri," sambungnya.
Nurhasanah bilang, untuk keterbatasan signal internet juga bukan penghalang meskipun dengan keterbatasan internet membuat batik hasil produksi Batik Taman Sari sulit dikenal.
"Di sini sama sekali tidak ada signal memang ini merupakan kendala yang membuat kita sulit berkembang, untuk posting di akun Instagram kita @batiktamansari atau di Facebook @batiktamansari, biasanya kita menumpang di rumah tetangga yang menggunakan anten," ujarnya.
"Kalau kita sendiri yang keluar mencari singnal agak kesulitan karena kita semua disini ibu rumah tangga dan jarak untuk mendapat signal sekitar 30 menitan."
Dalam ajang Ekraf-Fest fashion show OPD yang mendapat juara 1 merupakan hasil produksi dari kelompok batik Taman Sari.
"Saat Ekraf-Fest yang juara 1 merupakan batik kami dan melihat hal ini berarti dengan segala keterbatasan kami mampu bersaing," katanya.
Nurhasanah menyampaikan harapannya untuk dilibatkan anggotnya dalam berbagai kesempatan kegiatan batik.
"Harapannya semoga ke depan kami lebih di lihat lagi, karena selama ini untuk pelatihan-pelatihan membatik kami tidak pernah dapat info dan kalau pun kami dapat info biasnaya saat ingin mendaftar sudah penuh kuotanya," harapnya.
"Mari sama-sama kita majukan hasil produk daerah kita sendiri, kami kelompok Batik Taman Sari berjuang sendiri juga tidak bisa, Mari sama-sama kita saling mendukung,"pungkasnya.
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Pemkab Muaro Jambi Gelar Upacara dan Parade Batik Serentak
Baca juga: Bukan Soal Rekor MURI Hesnidar Haris Sebut Gerakan Cinta Batik Jambi Untuk Mempromosikan Batik Jambi
Baca juga: Diah Fajar Ayu, Kembangakan Batik Eco Print Bawa Dirinya Peroleh Penghargaan Pemuda Pelopor