Berita Tebo

Lembaga Adat Desa Melayu di Tebo Merasa Kurang Diperhatikan Pemda, Ini Kata Pj Bupati

Lembaga Adat Desa Melayu (LAMD) di Tebo mengeluh kurangnya perhatian dari Pemerintahan Daerah. Pj Bupati Tebo Aspan beberapa kali turun dan...

Penulis: Sopianto | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
ist
Pj Bupati Tebo Aspan bertemu pengurus LAMD. 

TRIBUNJAMBI.COM, TEBO - Lembaga Adat Desa Melayu (LAMD) di Tebo mengeluh kurangnya perhatian dari Pemerintahan Daerah.

Pj Bupati Tebo Aspan beberapa kali turun dan bertemu pengurus LAMD, hal yang sama selalu menjadi keluhan dari pengurus lembaga adat.

Kurangnya perhatian pemerintah daerah seperti insentif sebenarnya yang diharapkan oleh para pengurus lembaga adat ini.

Pasalnya lembaga yang mereka urus ini dilaporkan hingga pada level provinsi.

"Paling tidak tu samo dengan ketua RT, dak do banyak, dak yang penting Ado,"kata Zulmadi salah satu pengurus lembaga adat Medan Sri Rambahan Desa Empat Selo belum lama ini.

Kata dia, jangan lagi lembaga adat dicatut sebagai salah satu pihak yang bisa memutuskan.

Selama ini peran lembaga adat bukan tidak berat namun, bantuan untuk kegiatan ini seperti angin lalu saja.

Mulai dari menjaga adat istiadat, pemecah masalah dari segi adat.

Melakukan sidang adat, kemudian lembaga adat ini juga merupakan unsur penting dalam pemerintahan dan kemasyarakatan.

"Berat yang ditanggung oleh lembaga adat ini," ungkapnya.

Pj Bupati Tebo Aspan menanggapi hal itu.

Ia mengatakan, di setiap turun ke lapangan selalu menjadi pertanyaan para pengurus lembaga adat desa.

Diungkapkan Aspan, selama ini anggaran itu menjadi honor lembaga adat.

Dijelaskannya dia sudah berkomunikasi dengan Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Jambi Hasan Basri Agus (HBA).

Dan menemukan titik temu, bahwa anggran itu harus dijadikan kegiatan bukan lagi menjadi honor.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved