Berita Jambi
Tahun Depan Angkot di Kota Jambi Diremajakan, akan Libatkan BUMD
Angkutan kota atau angkot di Kota Jambi yang hidup segan mati tak mau, oleh Pemkot Jambi akan diupayakan untuk bisa tetap eksis.
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Angkutan kota atau angkot di Kota Jambi yang hidup segan mati tak mau, oleh Pemkot Jambi akan diupayakan untuk bisa tetap eksis. Setelah membenahi Terminal Rawasari di bilangan Pasar, rencananya akan dilakukan peremajaan unit angkot yang ada.
Dibanding saat masa jayanya pada era 90an dan awal tahun 2000, angkot di Kota Jambi seakan menjadi pemain tunggal angkutan umum.
Data di Dinas Perhubungan Kota Jambi, kini jumlah angkot yang terverifkasi hanya 112 hingga 120 unit. Itu jauh berbeda pada tahun 1997-1998, yang jumlah angkot mencapai 1.038 unit.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi, Saleh Ridho mengatakan Pemkot Jambi akan meremajakan angkot pada tahun depan.
Nantinya seluruh angkot akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Kata dia, mereka sudah melakukan studi di Tangerang sebelum menerapkan rencana ini.
“Nanti direncanakan cukup BUMD yang akan menjadi operator, pengelola transportasi. Kita berharap nanti angkot-angkot pribadi ini nanti bisa bentuk konsorsium atau apa gitu dan pengelolanya nanti BUMD," kata Saleh saat dihubungi Rabu pekan lalu.
Peremajaan itu bukan hanya terhadap unit. Tapi seiring munculnya permukiman-permukiman baru, maka peremajaan juga mempertimbangkan trayek-trayek tertentu yang dapat mengakomodasi warga. Ia mengatakan angkot akan terus berjalan meskipun di tengah maraknya keberadaan ojek online.
"Makanya nanti, kita pemerintah harus intervensi misalkan melalui subsidi tarif. Misalkan subsidi untuk anak sekolah, anak sekolah misalkan gratis gitu kan bisa menjadi pemicu untuk orang jadi naik angkot," ujarnya.
Baca juga: Dishub Kota Jambi Siapkan Rekayasa Lalu Lintas Terminal Rawasari, Angkot Diberi Jalur Sendiri
Kepala UPTD Pengelola Pertahanan Perhubungan Dishub Kota Jambi Arfan mengakui adanya wacana peremajaan angkot. Namun ia tak bisa memberi banyak keterangan mengenai kebijakan itu.
Terkait retribusi di Terminal Rawasari, kini seiring sepinya penumpang, Dishub Kota Jambi, lebih ke cara persuasif.
"Karena penumpang sepi jadi kita tidak bisa memaksakan harus setor sekian sementara sopir sudah tepuk kening," tambahnya.
Kini, selepas kenaikan harga BBM, Pemkot Jambi memberikan bantuan terhadap sopir angkot selama 3 bulan setiap pekan.
Mereka yang mendapatkan adalah yang memiliki kelengkapan administrasi dan dispilin melakukan penarikan (aktif). "Tapi itu belum tentu tiga bulan, itu kan perencanakan kita melaksanakan di satu bulan ini dulu," ucapnya.
"Supaya kita bisa melihat pada saat diberikan subsidi ini beroperasi atau enggak. Jadi bisa saja dia di minggu pertama dapat kupon tapi di minggu selanjutnya dia tidak beroperasi lagi maka kita tidak akan berikan bantuan," kata Saleh.
Sejauh pengakuannya, bantuan BBM itu telah diberikan sebanyak dua kali. Kata dia, Dishub juga selalu mencatat angkot yang beroperasi setiap hari.
Pantauan Tribun Jambi, para sopir angkot datang ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 24.361.70 di Lingkar Selatan, Kota Jambi. "Hampir setiap hari ada yang isi, kan para sopir angkot itu gak serempak mengisinya. Mereka tinggal tukarkan kupon lalu kita isi 24 liter," ujar seorang petugas SPBU ini, Rabu (12/10).
Sementara Putra selaku sopir angkot yang sedang menukarkan kupon, bersyukur mendapatkan bantuan tersebut. Sebelumnya ia hanya dapat keuntungan maksimal Rp50 ribu per hari.
"Sekarang alhamdulillah sudah bisa dapat untung seratusan ribuan. Kalau melihat situasi penumpang kan tidak menentu, jadi per harinya itu kadang 7 trip bisa juga sampai 10 trip," kata Putra.
Baca juga: Para Sopir Angkot Sudah Tukarkan Kupon BBM Bantuan Pemkot Jambi Sebanyak Dua Kali
Ia menyampaikan sejauh ini sudah menukarkan kupon bantuan BBM kedua kalinya. Kupon mereka ambil di Terminal Rawasari. “Sebelum itu kan ada dikumpulkan administrasi seperti STNK sama rajin terus bayar retribusi," katanya.
Kini, memang kondisi angkot di Kota Jambi hidup segan mati tak mau. Ekspansi ojek online dan kian mudahnya masyarakat memiliki sepeda motor membuat, moda transportasi ini kian ditinggalkan. Seperti yang dialami salah satu sopir angkutan umum dalam kota jurusan Terminal Rawasari - Terminal Alam Barajo, Edi (44).
Sepengetahuan dia, saat ini jumlah angkot yang beroperasi hanya berkisar 80 hingga 90 unit saja. Meski angkot yang beroperasi sudah berkurang, tak serta merta pendapatan sopir meningkat.
Sebab, jumlah penumpang tak sebanyak dulu. Sekarang dalam sehari Edi hanya mendapatkan 42 orang penumpang dengan pendapatan Rp252 ribu.
"Pendapatan itu belum termasuk biaya pengisian BBM Rp180 ribu dan biaya setoran ke pemilik angkot senilai Rp40 ribu per hari, jadi total keuntungan hanya Rp32 ribu," tutur Edi.
Diceritakan Edi, untuk mendapatkan 42 orang penumpang dirinya memulai pekerjaan dari pagi dan baru selesai pada sore hari. Dalam sehari ia beroperasi sebanyak 6 trip.
Baca juga: Kadishub Kota Jambi Saleh Ridho akan Lakukan Peremajaan Angkot di Tahun Depan
Akibat dari menurunnya jumlah penumpang, tak sedikit rekan-rekannya yang mencari pekerjaan lain. Hal senada juga dilakukan para pemilik angkot, yang memilih untuk menjual mobilnya akibat setoran yang tak sebesar dulu.
Bambang (38), sopir angkot tujuan Terminal Alam Barajo mengaku sangat kesulitan mencari penumpang.
"Kalau dulu mencari penumpang sangat mudah, bahkan saat kita baru sampai ke terminal, sudah banyak penumpang yang menunggu," kata Bambang, belum lama ini.
Dirinya tidak menyalahkan pihak manapun atas sepinya penumpang. Namun, ia meminta pemerintah terkait untuk lebih memerhatikan nasib sopir angkutan umum dalam kota.
Bambang menambahkan kini mereka mengandalkan waktu-waktu tertentu seperti saat jam pelajar pulang sekolah. Beruntung di jalurnya ada beberapa sekolah yaitu SMPN 5 dan SMPN 11. (cwi/ceh/cna)