Galeri Foto
TRIBUN WIKI Napak Tilas Dusun Tuo Sarolangun dari Masa Kolonial Belanda Hingga Saat ini
Kabupaten Sarolangun pada tanggal 12 Oktober 2022 lalu memasuki usia ke-23 tahun. Banyak sejarah dan perubahan yang terjadi pada wajah Sarolangun dari
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Fifi Suryani
WARGA Kelurahan Dusun Sarolangun kerap menampilkan tradisi, budaya dan kearifan lokal ciri khas tradisi Sarolangun tempo doeloe pada momen-momen tertentu.
Seperti pada kegiatan budaya Swarna Bhumi beberapa waktu lalu, Kampung Tengah Dusun Sarolangun menjadi salah satu dusun yang ada di Kelurahan Dusun Sarolangun (Kampung Tuo), yang berada di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.

Tidak heran warga di dusun tersebut memiliki tradisi yang sangat kental dengan masa lampau, mulai dari tradisi behumo (bertani) Manjalo (mencari ikan di sungai), memasak lemang (pada perayaan hari-hari besar) dan berpakaian tradisional ala induk-induk dan ninik mamak.
Dalam kegiatan Festival Kenduri Swarnabhumi di Kabupaten Sarolangun, warga Dusun Tuo Sarolangun memanfaatkan momen tersebut untuk ikut menampilkan tradisional dusun yang saat ini mulai jarang ditemui di kalangan masyarakat modern.
Dikatakan Devi, satu dari warga kampung tengah melalui kegiatan budaya ini dirinya bersama ibu-ibu kampung mempersiapkan berbagai macam tradisi untuk ditampilkan.

"Kalau kita ibu-ibu menampilkan kuliner ciri khas warga Dusun Tuo ini, mulai dari sambal pijak (sambal dari rica ikan bakar), rendang kedekang (buah kedekang khas Sarolangun), kemudian tumis paku, gulai ucam ucam dan lemang bakar, " jelasnya.
"Semua merupakan makanan atau kuliner khas Sarolangun, yang biasa disajikan saat hari-hari biasa hingga momen-momen tertentu," sambungnya.
Selain kuliner juga ditampilkan pakaian tradisional jenis kebaya yang dipakai oleh para tetua nenek mamak dan induk-induk. Dimana pakaian tersebut memiliki perbedaan ciri sesuai usia pada pemakai pakaian tersebut.

Sementara itu Ketua RT 09 Baini menuturkan, dalam kegiatan kali ini memang lebih ditampilkan tradisional atau ciri khas masyarakat doeloe yang sangat identik dan akrab dikenal sejak dahulu.
"Yang kita tampilkan di hari ini, seperti inilah wajah masyarakat tempo doeloe di Sarolangun. Mulai dari makanan tradisional, pakaian hingga pekerjaan mereka yang didominasi petani dan nelayan, " jelasnya.
Dengan kegiatan ini warga berharap, dapat terus berkelanjutan di kemudian hari. Sukur-sukur kegiatan ini dapat menjadi ajang tradisi tahunan di Kabupaten Sarolangun.
Bangun Museum Peninggalan Sejarah
PEJABAT Bupati Sarolangun memiliki wacana untuk membangun museum di kawasan Kampung Tuo Dusun Sarolangun, dengan banyaknya peninggalan sejarah di kampung tersebut.
Pj Bupati Sarolangun Henrizal menuturkan, Kabupaten Sarolangun ini sangat banyak memiliki informasi sejarah, yang tentunya harus digali kembali.
Baik itu berupa adat-istiadat dan kebudayaan berbentuk benda bersejarah. Yang tentunya perlu diperhatikan dan dijaga kelestariannya hingga nanti dapat dinikmati atau dilihat anak cucu sebagai jati diri sejarah Sarolangun.