Berita Jambi
Cerita Supir Truk Batubara di Jambi yang Terjebak Macet Berjam-jam dan Pengalihan Jalan
Supir truk batubara mengalami penurunan pendapatan akibat terjadinya macet dan adanya pengalihan jalan di wilayah Mendalo, Muaro Jambi
Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Suci Rahayu PK
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Supir truk batubara mengalami penurunan pendapatan akibat terjadinya macet dan adanya pengalihan jalan di wilayah Mendalo, Muaro Jambi.
Dandi Saputra supir truk batubara mengatakan, dirinya bersama rombongannya membutuhkan waktu selama empat hari untuk membawa batubara ke Pelabuhan Talang Duku, Jambi.
Kondisi ini membuat pendapatan hariannya semakin tipis. Saat ini ia bersama rombongannya parkir di pinggir jalan karena hanya diperbolehkan melintas dari jam 6 sore.
"Paling bisa dapat Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu dalam sekali jalan ini. Selama 4 hari hanya itu yang dapat disisihkan, kami sudah bawa bekal makan lagi dari rumah," kata Dandi saat ditemui di pinggiran jalan Lingkar Barat, Senin (10/10).
Macet panjang yang terjadi sejak Minggu kemarin menjadikan waktu distribusi batubara terhambat.
Baca juga: Bisnis Rizky Billar Hancur Hingga Alami Kerugian Mencapai Rp 400 Miliar Imbas Kasus KDRT
Baca juga: Bharada E Siapkan Bukti untuk Hadapi Ferdy Sambo di Persidangan, Menyangkut Masa Depan
Kemacetan terjadi karena kerusakan jalan di Jalan Lingkar Selatan II dan sekitarnya.
"Yang bikin kami kesusahan jalan rusak inilah, terus kalau jam 6 sampai jam 9 pagi truk batubara engga boleh lewat dari wilayah Mendalo. Kalau biasanya sebelum ada pengalihan dan macet ini dua hari sudah selesai mengangkut batu bara ini," jelasnya.
Ia pun menceritakan dampak yang dialaminya bersama rombongannya akibat adanya macet parah itu.
Ia pun mengungkap terjadinya macet itu membuat jarak tempuh dari Simpang Rimbo hingga ke Mayang ujung mencapai kurang lebih 8 jam.
"Pokoknya kami itu dari jam 11 malam tadi sampai sini subuh tadi, kalau nanti bisa lewat bisa sampai subuh dan bisa juga gak sampe ke bongkaran nanti. Di Simpang Ahok sama belakang bandara itu kan rusak, jadinya susah melintas," katanya.
Harapannya kepada pemerintah agar dapat memikirkan pihak supir bermuatan batu bara. Ia berharap agar adanya perbaikan jalan yang memuluskan perjalanannya, sehingga tidak terjadi kemacetan parah seperti saat ini.
Ia pun mengungkap janji pemerintah yang tak kunjung direalisasikan yakni mutasi plat mobil bermuatan batu bara.
"Dulu kan ada janji pemerintah akan mutasi plat mobil luar. Sebulan katanya harus memakai plat BH, tapi sampai sekarang engga ada realisasinya. Jadinya truk bermuatan batu bara itu semakin banyak," tutup dia. (Tribunjambi.com/Wira Dani Damanik)
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: KILAS BALIK 3 Bulan Kematian Brigadir J: Berita Pertama, Penetapan Tersangka, Update Terbaru
Baca juga: Loker Jambi 10 Oktober 2022 untuk Lulusan SMA hingga Lulusan S1
Baca juga: Promo Pizza Hut Hari Ini 10 Oktober 2022, Big Box Bites Rp165 Ribu