Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Otoritas Manusia di Bawah Otoritas Allah

Bacaan ayat: Amsal 16:9 (TB) Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya.

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi renungan harian 

Renungan Harian Kristen - Otoritas Manusia di Bawah Otoritas Allah

Bacaan ayat: Amsal 16:9 (TB) Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya.

Oleh Pdt Feri Nugroho

Menikmati indahnya hasil kemajuan teknologi, rasanya tidak akan pernah ada habisnya. Berbagai hal baru disajikan setiap hari. Manusia tidak puas dengan apa yang ada.

Rasa tidak puas ini memicu imajinasi dalam rangka mengembangkan apa yang ada. Manusia melakukan inovasi demi inovasi untuk memuaskan keinginannya.

Dan ironisnya, keinginan tidak pernah berhenti pada satu titik, namun berkembang pada keinginan lain yang terus berkembang dari waktu ke waktu.

Apalagi ketika kerhadapan dengan masalah dan kendala, rasa penasaran membuat manusia berupaya untuk mengatasinya dengan berbagai cara.

Sampai akhirnya ditemukan solusi yang menciptakan masalah baru. Demikian seterusnya, menjadi lingkaran yang terus berputar tanpa diketahui lagi ujung atau pangkalnya. Dan hasilnya seperti yang kita nikmati hari ini.

Memang pada kenyataannya manusia diciptakan dengan potensi untuk berkarya. Memelihara, mengelola dan menguasai bumi, menjadi tugas utama selama masih ada di bumi.

Selama tugas tersebut dilakukan dibawah otoritas dan ketaatan kepada Allah, semua akan baik-baik saja.

Namun pemberontakan manusia telah menyimpangkan maksud tersebut. Manusia tidak mau lagi taat kepada Allah. Keinginannya menjadi liar, seakan tidak mau dibatasi dan tanpa batas.

Akibatnya, segala penemuan yang terjadi membuat manusia lambat laun mulai menjauh dari Allah. Dikiranya segala hal dapat dilakukannya sendiri, tanpa campur tangan dari Allah.

Kitab Amsal memberikan peringatan, "Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya." Memang manusia mempunyai potensi untuk memikirkan tentang banyak hal.

Tubuh manusia dalam batasan ruang dan waktu ada disini hari ini; namun pikirannya bisa menjelajah ke masa lalu untuk belajar dan berimajinasi kemasa depan untuk mempunyai harapan.

Realitas hari ini dijadikan sebagai tempat untuk memperjumpaan masa lalu dengan masa depan untuk menjadi sebuah kenyataan. Tanpa disadari manusia mulai abai terhadap Allah yang menciptakan ruang dan waktu dimana mereka berada.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved