Berita Jambi
Driver Ojol di Kota Jambi Demo, Ini Tuntutan dan Tanggapan Apilikator
Driver ojek online yang bermitra dengan Grab melakukan aksi unjuk rasa menyampaikan tiga tuntutan depan di Kantor Grab Jambi, Kota Jambi, Senin (12/9)
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Driver ojek online yang bermitra dengan Grab melakukan aksi unjuk rasa menyampaikan tiga tuntutan depan di Kantor Grab Jambi, Kota Jambi, Senin (12/9).
Diantara tuntutan mereka yakni, mendesak perusahaan Grab menghapuskan orderan Grab Food berganda, karena dirasakan telah merugikan para sopir ojek online.
Tidak hanya itu, Choki, Koordinator Aksi menyampaikan bahwa driver meminta tarif ojek online dinaikkan sesuai ketetapan pemerintah pusat.
Kemudian meminta Grab menutup pendaftaran mitra atau driver baru.
"Tuntutan kami, menghilangkan orderan ganda, karena terjadi pemotongan yang tidak jelas yang merugikan driver. Yang kedua, menutup permanen terkait pendaftaran mitra baru, karena driver sudah sangat banyak. Sesudah itu, penyesuaian tarif, mulai dari tarif dasar, tarif bawah, tarif atas, dan komisi yang dipotong," kata Choki (47), koordinator aksi tersebut.
Dia menyampaikan bahwa orderan berganda semakin mempersulit para sopir ojek online di tengah kenaikan harga BBM.
"Semakin berjalannya orderan ganda, pemotongan yang tidak jelas semakin meraja rela," ujarnya.
Para mitra Grab ini, kata Choki, sudah menyampaikan keluhan tersebut berulang kali selama empat pekan melalui pesan WhatsApp grub.
"Setiap minggu selalu kita ingatkan. Tapi, mereka tidak menanggapi sama sekali. Makanya, mau tidak mau, kami datang ke sini ramai-ramai," tuturnya.
Fais (50), salah satu sopir ojek online, mengatakan terdapat pemotongan tarif saat orderan ganda berlangsung. Ia tidak mengetahui dan mempertanyakan tujuan pemotongan itu.
"Misalkan satu orderan, ongkosnya Rp 7.200, ini tarif lama sebelum kenaikan harga BBM. Kalau dua orderan, seharusnya bertarif Rp 14.400. Tapi kenyataannya, pada saat kita mendapatkan dua orderan sekaligus, itu cuma dapat Rp 10.800. Yang Rp 3.600 kemana? Justru itulah, pihak Grab mempertahankan orderan ini," ujarnya.
Dia tidak keberatan dengan adanya pemotongan untuk biaya aplikasi, tetapi menolak keras pemotongan saat dua orderan sekaligus.
"Kalau pemotongan untuk biaya aplikasi itu, kami terima. Tapi, soal tarif ini, kan hak driver," ujarnya.
Sementara itu, Pimpinan Kantor Grab Jambi atau Partner Engagement South Sumatera, Adil Maskuri menyampaikan pihaknya belum bisa memastikan penghapusan orderan berganda itu, tetapi akan melakukan pengkajian selama sepekan.
"Terkait orderan gabungan, dikaji selama satu minggu kedepan. Kita bisa mengeluarkan jawaban yang pasti, karena butuh proses dengan manajemen yang lain," ujarnya, kepada para sopir yang berunjuk rasa.