Prinsip Kerja Keras untuk Membantu Orang Lain Melahirkan Eka Tjipta Foundation
Dengan kerja keras demi bisa membantu orang lain yang dipegang Eka Tjipta Widjaja melahirkan Eka Tjipta Foundation.
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Perkembanganm usaha yang dijalankannya mulai berhasil saat Eka Tjipta berusia 15 tahun.
Eka Tjipta mencari pemasok kembang gula dan biskuit dengan sepedanya ia harus melewati hutan yang rimbun dan kondisi jalan yang jelek namun kebanyakan penyedia barang tidak percaya dan meminta pembayaran dimuka sebelum barang dibawa pulang.
Eka Tjipta berhasil menjawab kepercayaan penyedia barangnya hingga dari kerja kerasnya hanya selang 2 bulan Ia memiliki laba Rp 20 saat itu merupakan jumlah yang besar.
Saat itu Harga beras saat itu hanya 3 sampai 4 sen per kilo.
Dengan perkembangan usaha yang dijalankan semakin pesat, Eka pun membeli becak untuk memuat barang dagangannya.
Cobaan datang saat usahanya mulai berkembang, pasukan Jepang datang menyerbu Indonesia termasuk ke Makassar sehingga usaha yang bertahun-tahun ia lakukan ikut hancur.
Jiwa entrepreneur Eka Tjipta tak pernah mati meskipun dihadang cobaan berat.
Eka Tjipta kemudian mengayuh sepeda Keliling Makassar hingga sampai ke Paotere yaitu pinggiran Makassar di sana ia melihat struktur tentara Jepang yang sedang membuang tumpukan tepung semen dan gula yang masih baik.
Eka Tjipta lalu berpikir cepat dan akhirnya ia kembali ke rumah dan membuat persiapan untuk membuka tenda di depan lokasi tersebut.
Eka Tjipta menjual makanan dan minuman kepada tentara Jepang yang berada dalam lokasi tersebut.
Keesokan harinya pukul 4 pagi Eka sudah berada di potere lengkap dengan tenda yang telah Ia dirikan dan minuman yang akan ia jual kepada tempat Jepang namun hingga pukul 9 pagi belum ada satupun tentara Jepang yang datang ke tenda nya.
Eka lalu mendekati pimpinan tentara tersebut dan mempersilahkan makan dan minum di tenda setelah semua laki-laki dan tahanan diizinkan untuk makan dan minum di tenda.
Eka Ia lalu meminta izin untuk mengangkat semua barang yang sudah dibuang Eka dan mengumpulkan anak-anak kampung untuk membantu mengangkat barang-barangnya dengan membayar 5 sampai 10 persen.
Dia mengumpulkan semua barang-barang tersebut di rumahnya dan memilih barang mana yang masih baik untuk dijual atau dipakai.
Tiba-tiba datang kontraktor yang ingin membeli semen untuk membuat Makam orang kaya namun Eka menolak sebab menurutnya Kenapa harus menjual semen ke kontraktor.