Korea Utara Pepet Rusia, Putin Akan Beli Roket dan Peluru Artileri dari Korut untuk Perangi Ukraina

Rusia berencana membeli roket dan peluru artileri dari Korea Utara untuk berperang di Ukraina.

Editor: Suci Rahayu PK
dailymail.co.uk via Wartakotalive.com
Rusia intens mengirim Rudal ke Ukraina 

TRIBUNJAMBI.COM - Rusia berencana membeli roket dan peluru artileri dari Korea Utara untuk berperang di Ukraina.

Tak tanggung-tanggung, roket dan peluru srtileri yang akan dibeli Rusia bernilai jutaan butir dan saat ini Kementerian Pertahanan Rusia sedang dalam proses negosiasi.

Laporan ini disampaikan intelijen Amerika Serikat.

Seorang pejabat AS yang tak disebutkan namanya mengatakan Rusia beralih ke negara Korea Utara, dan ini menunjukkan bahwa militer Rusia terus menderita kekurangan pasokan yang parah di Ukraina akibat kontrol dan sanksi ekspor.

Pejabat intelijen AS meyakini Rusia dapat membeli peralatan militer tambahan Korea Utara di masa depan, AP News melaporkan.

Namun pejabat AS itu tak merinci jumlah persenjataan yang akan dibeli Rusia dari Korea Utara.

Temuan itu muncul setelah pemerintahan Joe Biden baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa militer Rusia pada Agustus menerima pengiriman drone buatan Iran untuk digunakan di medan perang di Ukraina.

Baca juga: Update Ranking BWF 2022, Marcus/Kevin Terancam, Ahsan/Hendra dan Ginting Tergusur

Baca juga: Ringankan Beban Nelayan Imbas BBM Naik, Polairud Polres Tanjabbar Berikan Bantuan Sembako

Gedung Putih mengatakan Rusia telah menghadapi masalah teknis dengan drone buatan Iran yang diperoleh dari Teheran pada Agustus untuk digunakan dalam perangnya dengan Ukraina.

Rusia mengambil kendaraan udara tak berawak Mohajer-6 dan Shahed-series selama beberapa hari bulan lalu sebagai bagian dari rencana Moskow untuk memperoleh ratusan UAV Iran untuk digunakan di Ukraina.

Korea Utara telah berusaha untuk mempererat hubungan dengan Rusia karena sebagian besar Eropa dan Barat telah menarik diri.

Pyongyang juga menyalahkan AS atas krisis Ukraina dan mengecam "kebijakan hegemonik" Barat sebagai pembenaran tindakan militer oleh Rusia di Ukraina untuk melindungi dirinya sendiri.

Korea Utara telah mengisyaratkan minat untuk mengirim pekerja konstruksi untuk membantu membangun kembali wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina.

Duta Besar Korea Utara untuk Moskow baru-baru ini bertemu dengan utusan dari dua wilayah separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas Ukraina dan menyatakan optimisme tentang kerja sama di bidang migrasi tenaga kerja.

Pada bulan Juli, Korea Utara menjadi satu-satunya negara selain Rusia dan Suriah yang mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, yang selanjutnya bersekutu dengan Rusia atas konflik di Ukraina.

Langkah provokatif oleh Korea Utara datang ketika pemerintahan Biden menjadi semakin khawatir tentang peningkatan aktivitas oleh Korea Utara dalam mengejar senjata nuklir.

Baca juga: Panglima TNI Dikabarkan Tak Harmonis dengan KSAD, Benarkah Karena Anak tak Lolos Akmil?

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved