Editorial
Tarkam Atau Profesional Wajib Fair Play
Laga amatir atau tarkam pun seharusnya menjadi ajang olahraga dan hiburan bersama yang bisa dinikmati oleh para pendukung dari kedua belah pihak.
Kalimat semisal 'sepak bola sebagai olahraga pemersatu bangsa' kerap muncul di ketika Tim Nasional (Timnas) Indonesia bertanding. Suproter klub liga-liga di Indonesia yang biasa berseberangan sontak menyatu.
Namun sayangnya, sikap itu kadang berubah. Tatkala tim atau kesebelasan kebanggaan mereka tampil, persatuan dan kekompakan seakan mendadak ambruk.
Mirisnya itu bukan hanya terjadi di laga-laga amatir, namun juga sering terjadi di liga profesional.
Laga amatir atau tarkam pun seharusnya menjadi ajang olahraga dan hiburan bersama yang bisa dinikmati oleh para pendukung dari kedua belah pihak.
Tetapi, masih saja terjadi kerusuhan dan bentrokan dari laga-laga amatir ini. Terbaru laga tarkam yang terselenggara di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
Turnamen ini merupakan pertandingan antara kesebelasan Desa Tuo Ilir, Tebo melawan kesebelasan Desa Bulu Kasab, Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batanghari.
Keributan bermula ketika suporter Desa Tuo Ilir dan Bulu Kasab adu mulut. Hingga kericuhan pecah, satu orang suporter Desa Tuo Ilir mengalami luka di kepala Kamis (25/8). Korban akhirnya meninggal dunia pada Jumat (26/8).
Itu contoh terbaru. Pada 27 Mei 2020, pertandingan sepak bola di Tebo juga bentrok.
Dari turnamen sepak bola antar RT yang diadakan pemuda Desa Pagar Puding, Tebo yang berakhir ricuh itu satu orang mengalami luka tusuk.
Baca juga: Satu Orang Tewas Akibat Kericuhan Turnamen Sepak Bola di Teluk Rendah, Ini Kata Kapolres Tebo
Bentrokan diduga dipicu oleh ulah oknum pemuda salah satu desa yang masuk ke dalam lapangan dengan menggunakan sepeda motor saat pertandingan sedang berlangsung.
Buntut dari aksi satu suporter yang tidak pantas itu, menyulut kemarahan suporter kubu lawan di laga tarkam itu. Bentrokan yang mendadak tak terhindarkan.
Aksi saling lempar batu, kemudian dilanjutkan sweping dan menahan sedikitnya 15 sepeda motor. Kerugian pun muncul dari kedua belah pihak yang bertikai, 3 kendaraan di antaranya hangus terbakar dan 1 orang mengalami luka tusuk.
Aksi merugikan ini setidaknya bisa saja diminimalisir, bila ada peran penyelenggara, kepala kampung masing-masing yang menggandeng pihak keamanan dalam penyelenggaraan laga.
Meski dianggap sebagai laga amatir, namun tetap dibutuhkan campur tangan pihak keamanan dalam memantau pertandingan ini.
Baca juga: Satu Orang Tewas Akibat Kericuhan Turnamen Sepak Bola di Teluk Rendah, Ini Kata Kapolres Tebo
Tujuannya jelas, mengindari aksi kerusuhan dan bentrokan di lapangan dan luar lapangan oleh pemain bahkan suporter.