HUT RI

Hari Ini 16 Agustus, Soekarno dan Muhammad Hatta Diculik Kaum Pemuda

Peristiwa Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 diwarnai aksi penculikan tokoh pemuda terhadap Soekarno dan Mohammad Hatta.

Editor: Heri Prihartono
KOMPAS
Perumusan Teks Proklamasi Dilaksanakan di Rumah Laksamana Maeda. Foto Rumah Laksamana Maeda di Jakarta, tahun 1931. 

TRIBUNJAMBI.COM- Peristiwa Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 diwarnai aksi penculikan tokoh pemuda terhadap Soekarno dan Mohammad Hatta.

Tokoh pemuda menginginkan supaya proklamasi segera dilakukan sehingga membawa Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok.

Para pemuda itu tidak menghendaki mendapat kemerdekaan yang merupakan hadiah dari Jepang.

Latar belakang peristiwa Rengasdengklok  akibat persilangan pendapat antara golongan tua dengan golongan muda mengenai proklamasi kemerdekaan.

Golongan tuadianggap terlalu kompromis dan hanya menunggu hadiah kemerdekaan dari Jepang.

Sedangkan golongan muda yang terdir atas Sukarni, Wikana, Chaerul Saleh, DN Aidit, Sidik Kertapati,  menginginkan supaya proklamasi segera dilakukan dan tidak rela mendapat kemerdekaan yang merupakan hadiah dari Jepang.

Naskah asli teks Proklamasi
Naskah asli teks Proklamasi (ist)

Di Rengasdengklok mereka merundingkan rencana proklamasi kemerdekaan.

Peristiwa Rengasdengklok didasari kekalahan Jepang yang saat itu tengah menjajah Indonesia di tangan Sekutu.

Jepang  kalah perang setelah kota sentral mereka yaitu Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh Amerika Serikat.

Kekalahan itu diketahui oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia.

Jepang membentuk  komite yang terdiri atas orang-orang Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan.

Dinilai komite tersebut masih tidak lepas dari tangan bangsa Jepang, sehingga golongan ini ingin melakukan usaha perjuangan kemerdekaan tanpa campur tangan bangsa Jepang sedikitpun.

Hal inilah yang menjadi latar belakang kedua dari terjadinya peristiwa Rengasdengklok.

Ada perbedaan pendapat yang terjadi antara golongan muda dan golongan tua dalam rangka memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Golongan tua lebih setuju untuk menunggu proses perundingan dengan komite panitia kemerdekaan yang telah disusun oleh bangsa Jepang, untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Sementara golongan muda lebih setuju untuk segera langsung memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia tanpa menunggu keputusan panitia kemerdekaan bentukan Jepang (PPKI).

Golongan muda sangat ingin untuk merealisasikan hal ini, karena melihat posisi kekalahan Jepang dan terjepit itu sebagai sebuah kesempatan emas. (2)

Adapun tokoh-tokoh utama di dalam golongan tua di antaranya Soekarno, Mohammad Hatta, serta Achmad Subardjo.

Sedangkan tokoh-tokoh utama dalam golongan muda di antaranya Chaerul Saleh, Wikana, Sukarni, dan DN Aidit.

Adapun tokoh-tokoh pemuda lain seperti Yusuf Kunto, Iwa Kusuma, Syodaco Singgih, Subeno, dan lainnya.

Golongan muda ini tergabunga dalam Kelompok Menteng 31. 

Tujuan Peristiwa Rengasdengklok ini tidak lepas dari peran para anggota muda yang ingin segera menyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesai.

Para anggota muda tersebut ingin mengamankan para tokoh tua ke suatu tempat yang aman, maka dipilihlan Rengasdengklok di daerah Karawang, Jawa Barat.

Rengasdengklok dipilih karena dinilai sebagai tempat yang paling aman di antara tempat yang lainnya.

Tempat ini dinilai dapat menghindarkan para golongan tua dari intervensi pihak luar.

Rengasdengklok dinilai paling aman karena berdasarkan perhitungan secara militer, tempat ini jauh dari daerah Jakarta dan juga Cirebon.

Alasan lain karena tempat ini dapat dengan mudah mengawasi pergerakan tentara Jepang dari arah Jakarta dan juga Bandung. (4)

Siasat Golongan Muda

 

Pada 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, golongan muda yang terdiri atas Soekarni, Wikana, Aidit, Chaerul Saleh, dan lainnya melakukan misinya untuk membawa Soekarno-Hatta ke luar kota agar tak mendapat pengaruh Jepang.

Sudanco Singgih terpilih menjadi pimpinan pengamanan tersebut.

Akhirnya, Rengasdengklok, Karawang menjadi tujuan utama golongan muda bersama Soekarno-Hatta.

Akhirnya Soekarno dan Hatta singgah di sebuah rumah milik Djiauw Kie Siong, seorang petani keturunan Tionghoa.

Dipilihnya rumah Djiaw karena tertutup rimbunan pohon dan tak mencolok.

Selama sehari penuh Soekarno-Hatta berada di Rengasdengklok.

Golongan muda kembali menyampaikan desakan yang sama, proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Setelah yakin desakan itu dipenuhi, Achmad Soebardjo kemudian menjemput Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dan memberikan jaminan proklamasi akan dilakukan selambat-lambatnya pada 17 Agustus 1945.

Dengan adanya jaminan itu, Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta.

Setelah kembali ke Jakarta, mereka melakukan perumusan teks proklamasi kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda.

Awalnya, proklamasi kemerdekaan akan dibacakan Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945 di Lapangan IKADA (kini lapangan Monas) atau di rumah Soekarno di Jl Pegangsaan Timur 56.

Proklamasi kemerdekaan dilaksanakan di rumah Soekarno, karena Lapangan Ikada masih diduduki tentara Jepang.

Teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Soekarno dan diketik oleh Sayuti Melik. 

(Tribunnewswiki)

Baca Artikel Tribunjambi.com di GOOGLE NEWS

 

Baca juga: 5 Tokoh Penting Proklamasi Kemerdekaan RI 1945 Ada Shodanco Singgih hingga F Wuz

Baca juga: Contoh Teks Pidato Kemerdekaan Menyambut HUT ke-77 RI

Baca juga: 5 Promo Kemerdekaan: Pizza Hut Beli 1 Gratis 1

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved