Perang Rusia Ukraina

Ukraina Kacaukan Pasokan Logistik Rusia, Jembatan di Sungai Dnipro Dihancurkan Paksa

Pasukan Ukraina menyerang jembatan di seberang Sungai Dnipro yang dikuasai pasukan Rusia.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
[Stringer/EPA/EFE]
Serangan Rusia telah meninggalkan jejak bangunan dan infrastruktur hancur di Ukraina. Sebagai serangan balik kini Ukraina menyerang jembatan di sungai Dnipro sebagai akses logistik pasukan Rusia. 

Menurut pejabat Pentagon hingga 80 ribu pasukan Rusia jadi korban Invasi yang dilakukan negaranya di Ukraina.

Hal ini disampaikan Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan Pentagon, Colin Kahl dikutip dari aljazeera.

Sebelumnya dilaporkan Rusia dilaporkan memilih menggunakan relawan dan tentara bayaran untuk perang di Ukraina.

Dalam berbagai postingan tentara bayaran dari relawan dibutuhkan Rusia.

Bahkan relawan tak perlu banyak pengalaman untuk melawan Ukraina, CNN melaporkan.

Diprediksi ada 30.000 sukarelawan mungkin dimobilisasi untuk melengkapi barisan Rusia yang terkuras oleh pertempuran selama lima bulan.

Tentara bayaran itu kemungkinan akan dirikirm ke wilayah Donbas timur.

Pekan lalu, Richard Moore, kepala MI6, dinas intelijen rahasia Inggris mengatakan, Rusia akan semakin sulit untuk memasok tenaga kerja, bahan selama beberapa minggu ke depan.

Batalyon ini adalah salah satu cara untuk menambah tenaga militer Rusia.

Rusia membidik daerah yang lebih miskin dan lebih terisolasi, menggunakan iming-iming uang cepat.

Kateryna Stepanenko, peneliti Rusia di Institute for the Study of War di Washington, mengatakan beberapa batalyon akan mengambil bagian secara eksklusif dalam dukungan tempur dan operasi dukungan tempur, seperti batalyon logistik atau sinyal.

Sementara yang lain akan memperkuat unit militer yang sudah ada sebelumnya atau membentuk batalyon tempur.

Pelatihan jangka pendek tidak mungkin mengubah sukarelawan tanpa pengalaman sebelumnya menjadi tentara yang efektif di unit mana pun.

"Kremlin dilaporkan memerintahkan semua 85 subjek federal Rusia (wilayah Federasi Rusia ditambah Krimea dan Sevastopol yang diduduki) untuk merekrut batalyon sukarelawan untuk menghindari menyatakan mobilisasi sebagian atau penuh di Rusia," kata Stepanenko.

Tetapi daerah diharapkan untuk membantu mendanai perekrutan, yang katanya menempatkan beban berat pada anggaran daerah.

Krasnoyarsk di Siberia, misalnya, harus menyisihkan sekitar $2 juta (sekitar Rp 29,6 miliar) untuk proyek tersebut, kata Stepanenko.

Baca juga: Musim Panas Pasukan Rusia dan Ukraina Saling Menebak Kekuatan Tempur, Siapa Pemenangnya?

Baca juga: 80 Ribu Pasukan Rusia Jadi Korban Serangan di Ukraina

Baca juga: Lelah Perang, Presiden Ukraina Berharap China Bujuk Rusia Akhiri Invasi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved