Brigadir Yosua Tewas Ditembak

Penembakan Brigadir Yosua, Ketika Samuel Hutabarat Menyanggah Pak Hendra

Pak Simatupang. Juga Pak Hendra. Samuel Hutabarat, ayah Brigadir Yosua korban tewas polisi tembak polisi, beberapa kali menyebut dua nama itu.

Penulis: Deddy Rachmawan | Editor: Deddy Rachmawan
TRIBUNJAMBI/HO/FB
Brigadir Yosua Hutabarat semasa hidup (kiri) dan isak tangis ibunda saat di depan jenazah Yosua. 

Pak Simatupang. Juga Pak Hendra. Samuel Hutabarat, ayah Brigadir Yosua korban tewas polisi tembak polisi, beberapa kali menyebut dua nama itu.

Samuel Hutabarat menyebut nama itu kepada wartawan termasuk Tribun Jambi saat menceritakan apa yang terjadi di rumahnya pada Sabtu (9/7/2022) malam dan Senin (11/7/2022) malam. Keduanya oleh Samuel disebut berasal dari Mabes Polri.

Apa yang terjadi pada Sabtu dan Senin malam itu berlangsung dalam suasana tegang. Maklum saja, keluarga Brigadir Yosua masih sangat berduka. Saya yakin, video-video yang mengabadikan momen di rumah duka di Desa Suka Makmur, Sungai Bahar, Muaro Jambi itu sudah Anda saksikan.

Suasananya berbanding jauh ketika Kapolda Jambi Irjen Pol A Rachmad Wibowo saba ke tempat yang sama.

Bahkan dalam dua kali kunjunganya, Rabu (13/7/2022) dan Jumat (15/7/2022), Rachmad mampu “mengambil hati” ayah Brigadir Yosua almarhum. Di sana Rachmad memimpin doa di makam Brigadir Yosua juga mengikuti kebaktian.

Simatupang adalah sosok  yang hadir di rumah duka pada Sabtu malam. Dialah Kombes Leonardo Simatupang yang mengantarkan jenazah Brigadir J atau Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat ke rumah duka.

Meski dia membantah melarang keluarga membuka peti jenazah, toh kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menyebut pihaknya memiliki rekaman peristiwa Sabtu malam itu.

Adapun Pak Hendra, tak lain adalah Brigjen Hendra Kurniawan. Ia yang  saat itu Karo Paminal Divpropam Polri datang ke rumah Samuel Hutabarat pada Senin malam.

Pada Rabu (13/7), Samuel Hutabarat menceritakan apa yang terjadi saat kedatangan Brigjen Hendra tersebut. Katanya, Pak Hendra datang untuk menceritakan kronologi kematian Brigadir Yosua.

Baca juga: Saat Samuel Hutabarat Ayah Brigadir Yosua Merinding dan Kita Pun Dibuat Merinding

Untuk diketahui, Senin (11/7) magrib Tribun Jambi masih berada di rumah duka. Tribun tiba di sana menjelang sore. Kami telat menyaksikan pemakaman Brigadir Yosua. Saat itu di sana, ramai polisi. Sejumlah petinggi kepolisian tampak di sana.

Saat kami akan bertolak kembali ke Jambi, di jalan utama di samping Masjid Fathul Qarib ada satu mobil bus polisi dan satu unit mobil polisi lainnya. Masjid Fathul Qarib berada tak jauh dari kediaman Samuel Hutabarat. Bahkan salah satu sisi halaman masjid berbatasan langsung dengan  salah satu sisi kompleks SD 74 Suka Makmur. Di dalam kompleks sekolah dasar itulah rumah ayah Brigadir J berada.

Dus sekitar setengah jam setelah kami tancap gas itulah ternyata banyak polisi yang meriung di rumah duka. Satu di antaranya Brigjen Hendra Kurniawan yang menjelaskan kronologi kematian Yosua.

"Ada orang Mabes datang ke sini," begitu pesan dari keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Dalam suasana masih diliputi duka itulah, sejumlah polisi masuk ke rumah Samuel Hutabarat. Dari sejumlah video tampak keluarga duduk di dalam rumah petak beralas karpet.

Lalu sejumlah aparat kepolisian masuk, berdiri sementara sepatu masih menempel di kaki mereka. Suasana malam itu memang tegang.

Tapi menurut Samuel, tidak ada ratusan polisi yang mengepung rumahnya. Ia membantah kabar itu. Kecuali, ada saling bantah antara dia dan Pak Hendra.

Baca juga: Penembakan Brigadir Yosua, Karumkit Bhayangkara Jambi Cek Persiapan Lokasi Autopsi

"Cerita pak Hendra katanya anak saya masuk ke kamar ibu Putri (istri Ferdy Sambo) dan todongkan senjata, meraba-raba, Ibu Putri menjerit," kata Samuel saat mencertikan kejadian Senin malam.

Hingga akhirnya cerita sampai adegan baku tembak antara Brigadir Yosua dan Barada E. Lalu, Samuel pun menyanggah. Mulai dari soal tembakan meleset dari jarak dekat dan cara almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat memegang senjata.

"Saya sanggah, tembakan anak meleset. Saya awam, tapi saya rasa lebih enak menembak menggunakan dua tangan. Dari tujuh tidak ada yang tepat, kalaupun E pun mengelak, jarak berapa?" sanggah Samuel. Ia diceritakan bahwa anaknya menembak menggunakan dua tangan.

*

Kini, setidaknya sudah tiga pejabat di kepolsisian dinonaktifkan.

Irjen Ferdy Sambo dinonaktifkan dari Kadiv Propam Polri yang diumumkan pada Senin (18/7) malam. Lalu sosok yang oleh Samuel Hutabarat disebut Pak Hendra, yakni Brigjen Hendra Kurniawan dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Karo Paminal Divisi Propam. Ketiga Kombes Budhi Herdi Susianto dinonaktifkan sebagai Kapolres Metro Jakarta Selatan.

Syahdan kasus ini terus bergulir.

Kabar terbaru,  Bareskrim Polri menyebut kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J telah ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan. Penyidik merampungkan gelar perkara kasus ini pada Jumat (22/7/2022) sore.

Yakinlah, masih banyak kejutan dari kasus ini. Terlebih dari autopsi ulang yang kabarnya dilakukan dalam waktu dekat. Dan kredo tidak ada kejahatan yang sempurna kembali menemukan buktinya. (*)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved