Editorial
Bentrok di Kerinci, Belajarlah dari Peristiwa yang Sudah-sudah
Apa jadinya bila bentrok warga Desa Penawar, Kecamatan Setinjau Laut dengan Desa Pondok Beringin, Kecamatan Tanah Cogok meluas
Apa yang terjadi di Kabupaten Kerinci pada Minggu (17/7) untung segera dapat ditangani oleh aparat keamanan dan tokoh masyarakat.
Apa jadinya bila bentrok antardesa yang melibatkan warga Desa Penawar, Kecamatan Setinjau Laut dengan Desa Pondok Beringin, Kecamatan Tanah Cogok meluas.
Tentu kita ingat bahwa konflik horizontal, kericuhan antarwarga di Kerinci memilik daftar panjang. Penyelesaian konflik bahkan harus membuat Kapolda Jambi turun tangan ke Kerinci.
Pada November 2020 misalnya. Kapolda Jambi Irjen Pol Rachmad Wibowo yang belum lama menjabat sebagai Kapolda Jambi turut serta menyelesaikan konflik warga Desa Muak dan Semerap.
Lebih jauh sebelumnya, pada 2018 Kapolda Jambi ketika itu, Irjen Pol Muchlis AS, juga turun tangan. Ketika itu bentrok bahkan menimbulkan kerugian material.
Baca juga: Pasca Bentrok Dua Desa di Kerinci, Warga Penawar dan Pondok Beringin Sepakat Berdamai
Ironisnya, bentrok yang umumnya dipicu persoalan sepele, rebut individu justru menjadi meluas dan masif. Bukan lagi menjadi ranah pribadi tapi justru membawa-bawa warga lain atas nama desa. Miris.
Demikian pula bentrok pada Minggu lalu. Hanya karena persoalan salah paham, warga dua desa terpancing emosi. Dan memang bila kita cermati, ada saja penunggang dalam peristiwa yang mengembuskan isu dan fitnah atau kabar bohong sehingga situasi kian memanas.
Kita apresiasi langkah cepat aparat keamanan Polres Kerinci dan juga TNI sehingga bentrok tidak meluas.
Baca juga: Bentrok Warga Antar Desa di Kerinci Dipicu Gara-gara Hal Ini
Di era media sosial yang kabar bohong bisa diamplifkasi seolah sebuah kebenaran alangkah elok bila warga mawas diri. Perlu bijaksana menyikapi segala informasi.
Kerinci yang memiliki daftar panjang bentrok antarwarga seharusnya membuat warga di sana lebih peka. Sungguh sayang bila bumi elok Kerinci ternoda karena ulah segelintir orang. Ingat jangan mudah terprovokasi. (*)