Brigadir Yosua Tewas Ditembak

Irjen Ferdy Sambo Jarang Bergaul Dengan Tetangga, Brigadir Yosua Dididik Keluarga Taat Agama

Saat kejadian penembakan yang menewaskan Brigadir Yosua, Irjen Ferdy Sambo tidak berada di rumah.

Editor: Rahimin
istimewa
Irjen Ferdy Sambo dan almarhum Brigadir Yosua semasa hidup. Irjen Ferdy Sambo jarang bergaul dan Brigadir Yosua di mata keluarga orang yang taat agama 

Tidak jarang, Samuel mendapati almarhum termenung sendirian.

Namunm saat ditemui, spontan Brigadir Yosua langsung ekspresif dan tampak bahagia, ia berlagak sedang bernyanyi sembari bersiul, saat ditanyai oleh sang ayah.

Suasana haru saat keluarga ziarah ke makam Brigadir Yosua Hutabarat (kiri) dan foto Yosua Hutabarat semasa hidup (kanan)
Suasana haru saat keluarga ziarah ke makam Brigadir Yosua Hutabarat (kiri) dan foto Yosua Hutabarat semasa hidup (kanan) (TRIBUNJAMBI/KOLASE/IST)

"Kalau kita lihat dia menung sendirian, kita datang dan tanya, langsung dia pura-pura bersiul dan nyanyi-nyayi. Dia gak mau nunjukin kesedihannya. Selalu berupaya membuat orangtua bahagia," kata Samuel Hutabarat kepada Tribunjambi.com saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu.

Samuel Hutabarat mengatakan, dari keempat anaknya, Brigadir Yosua sangat taat agama.

Sebagai umat Nasrani, almarhum tidak pernah menolak saat dimintai memimpin doa, baik dalam acara keluarga besar dan kegiatan lainnya.

Tak ada bantahan dari Brigadir Yosua, saat sang ayah memintanya untuk membawakan doa.

"Cuman ini, yang kalau disuruh pimpin doa gak pernah nolak, dek pimpin doa, langsung lipat tangan dan pimpin doa," kata Samuel Hutabarat.

Samuel Hutabarat pengurus gereja (Majelis) Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) di desanya, Sungai Bahara, Muaro Jambi, dan istrinya merupakan guru Sekolah Dasar (SD) Negeri 074, Desa Suka Makmur, Unit 1, Sungai Bahar, Muaro Jambi.

Baca juga: Soal Kejanggalan Tewasnya Brigadir Yosua, Dua Petinggi Kompolnas Beda Pendapat

Mereka tinggal di rumah dinas milik sekolah. Faktor ekonomi, membuat mereka belum berkesempatan untuk memiliki rumah pribadi.

Didik dalam keluarga yang taat agama, dan ibu yang berpendidikan, membuat Samuel Hutabarat meyakini Brigadir Yosua mempunyai pribadi yang baik.

Bahkan, saat berangkat ke Papua, Samuel hanya membekali sang anak sebuah Alkitab, sebagai pegangan selama bertugas di Papua.

"Dia baru 3 bulan jadi Polisi, sudah diberangkatkan ke Papua, saya saat itu tidak bekali uang, tapi hanya Alkitab," kata Samuel.

Saat itu, Samuel Hutabara berpesan ke pada putranya tersebut, untuk selalu berdoa dan mengingat Tuhan, di mana pun berada. "Kalau bekerja andalakan Tuhan dan Alkitab," katanya.

Baca juga: IPW Desak Tim Khusus Periksa Irjen Ferdy Sambo dan Istri Terkait Tewasnya Brigadir Yosua

Menilik balik, sejak kecil Nofriansyah memang bercita-cita menjadi polisi. Kata Samuel, almarhum sangat terinspirasi menjadi aparat negara saar melihat kakeknya yang merupakan anggota militer.

Bahkan, saat kecil, Samuel harus membeli baju polisi anak-anak untuk menuruti permintaan sang anak.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved