Brigadir Yosua Tewas Ditembak

Ayah Brigadir Yosua Tak Percaya Anaknya Masuk ke Kamar Pribadi Jenderal Bintang Dua Tanpa Dipanggil

Disebutkan Brigadir Yosua masuk ke kamar pribadi Irjen Ferdy Sambo saat istrinya sedang istirahat. Pernyataan ini dibantah ayah Brigadir Yosua

Editor: Suci Rahayu PK
istimewa
Irjen Ferdy Sambo dan almarhum Brigadir Yosua semasa hidup. Warga sekitar tidak mengetahui ada penembakan di rumah Irjen Ferdy Sambo 

TRIBUNJAMBI.COM - Samuel Hutabarat, ayah Brigadir J alias Brigadir Yosua alias Nopriansah Yosua Hutabarat yang tewas karena baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo menanggapi pernyataan pihak kepolisian.

Sebelumnya, polisi menjelaskan baku tembak yang terjadi pada Jumat (8/7) pukul 17.00 WIB terjadi karena Brigadir Yosua hendak melecehkan istri Kadiv Propam Irjen Sambo, Putri Candrawathi.

Disebutkan Brigadir Yosua masuk ke kamar pribadi Irjen Ferdy Sambo saat istrinya sedang istirahat.

Pernyataan ini dibantah ayah Brigadir Yosua, Samuel Hutabarat.

Dikatakan Samuel, tidak mungkin anaknya masuk ke kamar pribadi istri jenderal bintang dua.

“Kalau enggak dipanggil, mana mungkin dia datang ke kamar, gitu aja,” kata Samuel Hutabarat, Rabu (13/7).

Meski tidak percaya jika Brigadir Yosua masuk ke kamar pribadi, Samuel seolah pasrah dengan kronologi kejadian versi polisi,

“Tapi ya terserah, itu kronologis katanya, kita sah-sah saja,” ucap Samuel.

Samuel hanya berharap proses hukum terkait kematian anaknya dapat benar-benar ditegakkan.

“Yang penting kalau memang diadili, seadil-adilnya lah, transparan, jangan direkayasa,” ujarnya.

Baca juga: Kisah Sedih Keluarga Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat, Sang Ibu 20 Jam Menangis Tanpa Henti

Baca juga: Diduga Diretas, Sejumlah HP Keluarga Inti Brigpol Nofriansyah Belum Pulih

Kronologi baku tembak versi polisi

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Polisi Ahmad Ramadhan mengungkapkan kronologi kematian Brigadir J atau Brigadir Yosua bermula dari teriakan istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Ramadhan mengatakan Istri Kadiv Propam berteriak karena Brigadir J memasuki kamar pribadinya.

Bukan hanya itu, kata dia, Brigadir J juga berusaha melecehkan istri Kadiv Propam dengan todongan senjata.

Akibat teriakan itu, Bharada E yang merupakan ajudan Kadiv Propam mendengar dan bertanya kepada Brigadir J.

“Ibu berteriak minta tolong, akibat teriakan tersebut Brigadir J panik, dan keluar dari kamar, kemudian mendengar teriakan dari Ibu, maka Bharada E yang saat itu berada di lantai atas menghampiri,” kata Ramadhan.

Ramadhan menuturkan posisi Bharada E dengan Brigadir J berjarak 10 meter.

Bharada E yang berada di lantai atas, bertanya ada apa ke Brigadir J, namun direspons dengan tembakan.

“Akibat tembakan tersebut, terjadilah saling tembak dan berakibat Brigadir J meninggal dunia,” ujar Ramadhan.

Dari hasil olah TKP, Ramadhan mengungkapkan ada 7 proyektil yang dikeluarkan dari Brigadir J dan 5 proyektil dari Bharada E.

“Kami sampaikan bahwa saat ini jenazah Brigadir J sudah dibawa kembali ke keluarganya dan tentu proses lanjut untuk mengetahui kasus ini terus berjalan, kasus ini ditangani oleh polres Jakarta Selatan,” kata Ramadhan.

Ramadhan dalam keterangannya menambahkan, tindakan yang dilakukan Bharada E untuk melindungi diri dari ancaman Brigadir J.

“Setelah kejadian, saat itu Kadiv Propam tidak berada di rumah, Ibu Kadiv Propam menelpon kemudian setelah beberapa saat Pak Kadiv datang dan menghubungi Kapolres Jakarta Selatan dan selanjutnya dilakukan olah TKP,” ujar Ramadhan.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Kisah Sedih Keluarga Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat, Sang Ibu 20 Jam Menangis Tanpa Henti

Baca juga: Sinyal Susah, Warga Kelurahan Kampung Singkep Tanjabtim Merasa Tak Diperhatikan Pemerintah

Baca juga: Beli New CB150X dengan Program Repeat Order, Honda Berikan Untung Berlimpah

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved