Brigadir Yosua Tewas Ditembak

Update Penembakan Brigadir J, Keluarga Ungkap Kejanggalan Kematian Brigpol Nofriansyah

Peristiwa baku tembak yang menewaskan Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat masih menimbulkan sejumlah tanda tanya bagi keluarganya di Jambi.

Penulis: Aryo Tondang | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM/DEDDY RACHMAWAN
Makam Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat di pemakaman Desa Suka Makmur RT 08, Simpang Unit 1 Sungai Bahar, Muaro Jambi, Senin (11/7) 

Korban selalu aktif memberi komentar setiap foto yang dia lihat di post oleh adiknya.

Korban seyogiyanya ingin ikut pulang ke kampung halaman, namun ia dalam kondisi tugas.

Saat itu, korban sedang mendampingi keluarga perwira Polri tersebut ke Magelang. Kemudian berkomunikasi dengan sang ibu ia akan kembali ke Jakarta.

"Waktu itu masih aktif chatingan, setiap foto-foto selalu di komentari. Dia bilang enak ya, katanya sama adiknya," jelas Samuel.

Merka memperkirakan, perjalanan Magelang menunu ke Jakarta sekira 7 jam. Kemudian, mereka menghubungi kontak korban untuk memastikan apakah sudah tiba di Jakarta.

Baca juga: Penembakan Brigadir J, Keluarga Syok Puluhan Polisi Tiba-tiba Datangi Rumah Korban Malam Hari

Namun, saat itu korban tidak bisa dihubungi, semua kontak di keluarganya telah diblokir.

"Semua di blokir, kakaknya dan yang lainnya di blokir," sebutnya.

Tidak berselang lama, mereka mendapat kabar, bahwa anaknya telah meninggal dunia.

Namun mirisnya, informasi tersebut tidak mereka terima langsung dari kepolisian, melainkan dari adik kandung korban yang juga bertugas di Mabes Polri.

Tidak hanya itu, ia juga mengaku tidak dimintai persetujuan terkait proses autopsi yang dilakukan terhadap anaknya.

Ia mendapati anaknya sudah dalam kondisi lebam di sekujur tubuh, dan luka tembak di dada, tangan, leher dan bekas jahitan hasil autopsi.

"Tidak ada meminta persetujuan keluarga atas autopsi yang dilakukan," katanya.

Kejanggalan masih berlanjut, saat jenazah korban tiba, pihal keluarga sempat tidak diizinkan untuk melihat atau membuka pakaian korban.

Kemudian, mereka juga melarang pihak keluarga untuk mendokumentasikan kondisi korban saat pertama kali tiba di rumah duka.

"Awalnya kita dilarang, tapi mamaknya maksa mau lihat dan pas dilihat saya langsung teriak lihat kondisi anak saya badannya lebam, mata kayak ditusuk dan ada luka tembak," sebutnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved