Kasus Pernikahan Sesama Jenis
Wawancara Ekslusif Korban Pernikahan Sejenis di Jambi, Merasa Mau Dibunuh dan Trauma Mendalam
Sebelum pernikahan sesama jenis itu terjadi, pelaku yang mengaku sebagai laki-laki dengan nama Ahnaf Arrafif akan menikahi mawar
Penulis: Aryo Tondang | Editor: Rahimin
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Mungkin sampai saat ini, terkuaknya pernikahan sesama jenis di Kota Jambi, masih menjadi perbincangan di Indonesia.
Seorang wanita bernama Mawar (nama disamarkan) ditipu seorang wanita bernama Erayani hingga pernikahan sesama jenis itu terjadi.
Sebelum pernikahan sesama jenis itu terjadi, pelaku yang mengaku sebagai laki-laki dengan nama Ahnaf Arrafif akan menikahi Mawar.
Pelaku juga mengaku sebagai dokter, dan lulusan luar negeri.
Baca juga: Pernikahan Sesama Jenis, Erayani tak Pernah Beri Nafkah Mawar: Biaya Makan Saya Bayarin
Bagaimana kronologis pasti pernikahan sesama jenis itu terjadi, ini hasil wawancara eksklusif reporter Tribunjambi.com dengan ibu korban dan korban.
Wawancara dengan ibu korban, berinisial S:
Sejak kapan ibu tahu, anak ibu punya kedekatan dengan pelaku?
S: berawal saat dia mengaku punya kenalan, dari aplikasi tantan. Terus saya tanyain, bagaimana hubungannya, dan mereka sering chating, telpon-teponan. Tapi saya sdah ingatkan untuk hati-hati dan waspada?
Mereka kenal di bulan Juli, awalnya ngaku mau cari calon istri. nah, karena usia anak saya sudah cukup waktu itu, jadi disarankan untuk langsung nikah dan tidak ada pacar-pacaran. wakti itu setelah kenal 17 hari.
Apa yang tergambar pertama kali oleh ibu ke pada pelaku, biasa saja atau ada yang janggal? Bagaiman sosok pelaku, dari cerita anak ibu?
S: Ya dia mengaku berasal dri lahat, berporfesi sebagai dokter, makanya saya tampung dulu semua keterangan dia.
Dia itu datang pagi-pagi naik grab, saya lihat, dan waktu itu saya tidak mau melintas begtu jauh, dan saya tanya baik-baik ada apa dan maksud kedatangannya apa.

Terus dia jawab, niatnya mau serius sama anak saya, mau sungguh-sungguh melamar anak saya.
Saat pelaku melamar, apa yang membuat percaya dan rela secara anak menikah secara sirih?
S: Saat itu, kebetulan saya lagi sakit, tidak bisa bergerak, suami saya juga struk, jadi pelaku minta ke saya waktu itu jam 5 sore, katanya pernikahan harus dilakukan sore itu, dan malam itu juga pernikahan dilakukan.
Pelaku waktu itu bilang, kalau tidak menikah, kalau tidak saya yang meninggal dulu, maka suami saya yang minggal dulu. hati saya sakit.
Karena kondisi untuk jalan aja gak bisa, saya tidak bisa menyasikan pernikahan, dan tidak bisa berbuat apa-apa. yang mengurus adalah omnya, adik dari suami saya.
Kapan curiga, dan apa yang membuat curiga?
S: saya sudah nanya identitas sejak dulu, tapi si pelaku bilang di depan anak saya, dia mengaku non muslim, kemudian mualaf pada tahun 2016. Nah, bilangnya mau ganti nama dan pakai nama muslim, jadi Ahnaf. katnya prosesnya lama dan masih di Dukcapil.
Tetapi prosesnya berbulan-bulan, saya dijanjikan trus. saya disudutkan dan menuduh saya suudzon karen saya tidak sabar.
Waktu itu saya curiga, sebagai ibu, pasti ingin yang terbaik untuk anak. tetapi selesai menikah, gerak gerik mulai terlihat.
Kan di awal dia mengaku dokter dan punya klinik di Bandung. selama dia jadi dokter, tidak prnah kerja, kok sampai berbulan-bulan dak bekerja, saya sudah curiga.
Kemudian, setiap habis mandi, dia selalu memaki baju atau pakain rapi dari dalam kamar mandi, dia sudah rapi keluar dari kamar mandi, dan bawa HP trus, bahkan kamar mandi sekalipun. Dan selalu telponan dengan ibu angkatnya.
Pernah video call dengan ibu angkatnya, dan dia meyakinkan bahwa pelaku adalah laki-laki.
Berapa lama curiga?
S: 2 bulan, saya tanya terus hingga mereka lari lahat. Sejak awal, saya selalu tekankan identitas pelaku.
Kapan melapor?
S: Sejak anak saya dibawa lari, dan dibantu oleh masyarakat. saya juga minta bantuan ketua RT, ketua Adat, dan masyarakat agar pelaku menunjukkan identitasnya.
Dan saya akan buktikan ke masyarakat, bahwa saya adalah korban.
Baca juga: Klarifikasi Ibu dari Korban Pernikahan Sesama Jenis: Anak Saya Bukan Lesbian
Berapa lama baru melapor?
S: 1 bulan, saya ikut kesana sama buser, saya seorang ibu saya punya filling. dan anak saya pasti selalu ngikut omongan dia, anak saya pendiam, yang dia tahu cuman belajar agamandan di rumah.
Ditemukan dimana mereka?
S: di tempat temannya, di Lahat, di pinggiran rel kereta api, mereka ditemukan sedang di rumah temannya.
Apa yang Anda lilhat di Lahat?
S: Tujuan saya adalah menyelamakan anak. Waktu itu, anak saya belum terlalu sadar. anak saya meraung-raunh dan saya berusaha menyadarkan anak saya. mohon maaf, saya sampai mengusap wajah anak saya pakai air seni saya, agar dia sadar.
Secara fisik, apa perubahan yang dilihat pada anak?
S: Anak saya lebih kurus, selama saya kenal anak saya tidak pernah lepas hijab, di sana saya lihat anak saya lepas hijab dan rambutnya di pirang. saya ditipu mentah-mentah.
Siapa yang merubah penampilan anak?
S: Sipelaku yang merubah, dan saya bawa ke Jambi anak saya. sampai di Polres, pelaku belum mengaku, sudah dibentak oleh polisi, dan dia mnolak diperiksa polwan.
Akhinya, saya sendiri yang menyaksikan, di kamar mandi, dia buka baju, ternyata dia adalah perempuan, saat itu, anak saya langsung pingsan, dan saya syok.
Berapa banyak kerugian?
S: Rp300 juta, dia meminta melalui anak saya, ada uang tabungan dan yang lainnya, dan hasil kerja anak saya. Namanya anak, demi kesembuhan ayahnya, dia kasi aja.
Hasil Wawancara Dengan Korban
Siapa yang ajak kenalan duluan?
Mawar: dia, awalnya saya tidak respon. seiring waktu komunikasi berjakan, dan dia ngaku mualaf dan seorang dokter. Komunikasi berjalan selama 2 minggu, dia selalu hubungi saya.
Jadian saat dari aplikasi?
Mawar: Tidak, setelah 2 minggu kenalan, dia telepon-telepon video call, saya respon baik. waktu itu dia di Palembang, balik ke Lahat, izin ke ibunya mau ke Jambi nemui saya.
Kan dia mau cari istri, saya bilang kalau serius datang kerumah ketemu orangtua saya. Saat itu, dia langsung bertemu orangtua saya
Ada merasa curiga?
Mawar: tidak curiga, karena sudah ketemu dengan orangtua.
Berapa lama, sehingga ada komitmen untuk ke jenjang pernikahan?
Mawar: 1,5 bulan, proses.
Pernah ketemu keluarga pelaku?
Mawar: Belum
Apa yang membuat yakin?
Mawar: Dia bilang rencana lamaran 9 Juli 2021, untuk identitasnya, dia gak bawa, dia mengaku dulu kan mualaf, dan ada nama baptisnya jadi identitas masih proses, makanya percaya.
Baca juga: Pernikahan Sesama Jenis - Erayani Kibuli Mawar Diperkuat Bujukan Adiknya
Pelaku pernah cerita masa lalunya seprti apa?
Mawar: Dia pernah mengaku dtinggal nikah, dan sudah sampai pada tahap lamaran. ya, saya dengarkan saja, saya pikir masa lalu, ya masa lalu.
Apa yang yakinkan, kamu dia adalah dokter?
Mawar: Adeknya, dia bilang, kalai pelaku itu pintar. saya juga pernah cari sekolahnya, tetapi tidak ketemu sekolahnya di mana, dan adeknya bilang dia tamatan luar negeri.
Apa yang membuat nyaman?
Mawar: Ngobrolnya nyambung, dan membicarakan tentang kegiatan sahari-hari saja.
Menikah di Juli, ide siapa?
Mawar: Ide dia, oom sama bibi saya juga menyarkan, jika surat atau identitas si pelaku belum selesai, untuk menghindari zinah, keluarga meyakinkan itu tidak msalah. karena katanya ada tetangga yg nikah sirih juga.
Nikah diwalikan oleh Oom dan bibi, ketua adat dan imam.
Pertama ketemu, apa yang kamu lihat?
Mawar: biasa aja, bujuk rayu dan kehadiran kluarga pelaku membuat saya yakin.
Menikah di usia berapa?
Mawar: 27 tahun
Setelah menikah, apa yang kalian lakukan malam pertama?
Mawar: Kami juga mlakukan hal yg sama, dan lampu tetap di matikan.
Pernah minta hidupkan lampu?
Mawar: saya masih nurut saja, gak prnah lihat tubuh keseleruhan. pernah saya minta, tapi dia gak mau, karena malu. saya diam, dan tidak memaksakan.
Pernah cek ponsel?
Mawar: Gak pernah, dan gak boleh, smua pakai kunci. dia bilang itu urusan kerjaan semua. dan saya pernah coba, tapi gak bisa.
Di HP banyak bqhasan terkait kedokteran, dan adek tingkatnya berpura-pyra nwlpon dan bahas tentang kedoktran dan usaha batu bara.
Pernah tanya tentang medis?
Mawar: jarang, paling nanya masalaj kesehtan ayah.
Berapa bulan pelaku di Jambi, setelah nikah?
Mawar: 5 bulan, cumn di rumah aja. cuman terima telepon, main HP.
Jalan kenana aja di Jambi?
mawar: di dalam kota Jambi aja.
Kapan tau, kalau dia perempuan?
Mawar: tahu di Polresta kalau dia perempuan, swblumnya saya lawan ibu, dan marah, krena ibu menuduh-nuduh. dan selama ini saya taanya ibu, kenap gak pernah hubungi saya.
Saya sampai ditampar 2 kali oleh polisi di sana, supaya sadar, agar tidak terpengaruh, tetapi saya belum sadar juga waktu itu.
Apa yang kamu pikirkan saat itu?
Mawar: yang saya pkirkan waktu itu adalah, ibu saya yang jahat.
Perasaan, saat tau dia perempuan?
Mawar: Rasanya itu bingung, linglung, ini kenapa? kok dia dibilang perempuan, kok identitasnya disembunyikan, saya linglung. sampai lah pada waktu dia disuruh buka baju, dan saat itu saya langsung pingsan, pas tau kalaubdia perempuan.
Rencana kedepan apa, setelah kondisi ini?
Mawar: belum tahu, saya cuman ingin sehat kembali, saya ingin hilangkan trauma saya. Apalgi saya dicap lesbian, saya tidak seperti itu, saya pernah mau ditenggelamkan ke sungai, itu buat saya trauma. saya mimpi buruk trus setiap malam sampai sekarang.
Kalau ibu saya tidak datang, mungkim saya tidak akan ada di sini.
Baca juga: Pernikahan Sesama Jenis, Kenal 1,5 Bulan Mawar Diyakinkan untuk Nikah Siri dengan Erayani
Baca juga: Terungkap! Misteri Hubungan Ranjang Erayani Dan Korban Dalam Pernikahan Sesama Jenis
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News