Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Berdiakonia atau Menghakimi?
Bacaan ayat: Lukas 7:37 (TB) Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus seda
Berdiakonia atau Menghakimi?
Bacaan ayat: Lukas 7:37 (TB) Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.
Oleh Pdt Feri Nugroho
Diakonia. Apa yang terbayang dipikiran kita ketika membaca atau mendengar kata tersebut? Biasanya, muncul pertanyaan balik: siapa yang pantas atau layak menjadi sasaran diakonia? Apa yang bisa kita berikan kepada mereka? Dinamika tersebut wajar terjadi.
Alkitab sendiri mengkaitkan diakonia dengan para yatim piatu dan janda miskin. Itu wajar sebab dalam konteksnya, mereka inilah orang-orang yang tersingkir dalam masyarakat.
Dalam budaya dimana laki-laki lebih dominan, maka wajar jika sebuah keluarga telah kehilangan laki-laki sebagai kepala keluarga maka keluarga tersebut tidak lagi aman dan nyaman.
Mereka hanya akan hidup dalam belas kasihan Allah melalui orang-orang yang peduli. Bisa dipahami jika Yesus pernah memuji seorang janda yang hanya memberikan 2 peser di kotak persembahan, karena itu berarti ia hidup bergantung sepenuhnya hanya kepada Allah.
Terkait dengan konteks hari ini, sudah mulai bergeser.
Mereka yang kala Yesus berkarya dipahami sebagai yang tersingkir, ternyata hari bisa jadi memiliki masa depan yang cerah.
Ada semacam kecurigaan terselubung saat berdiakonia ketika hendak memutuskan siapa yang pantas dan layak untuk mendapatkan pelayanan diakonia. Jangan sampai salah sasaran sehingga diakonia kehilangan makna dasarnya.
Bayangkan, apa yang dirasakan oleh seorang perempuan yang dinyatakan sebagai orang yang terkenal sebagai orang berdosa? Baru membayangkan perasaannya saja, kita mungkin sudah prihatin, apalagi jika harus mengalaminya sendiri.
Mereka adalah orang-orang yang tersingkir dalam peribadatan, dijauhi masyarakat dan menyandang predikat buruk: orang berdosa.
Waspadalah, sikap menghakimi bisa berujung petaka, menyingkirkan orang-orang yang sebenarnya rindu pada kebenaran, namun karena dihakimi oleh orang-orang yang sudah merasa benar, akhirnya ia bisa hilang.
Bagi Yesus, justru orang-orang inilah yang menjadi sasaran utama karya penyelamatan Allah. Keberaniannya mendekati Yesus, meminyaki-Nya dan menangis; menjadi tanda kerinduannya akan kebenaran.
Pasti Yesus tahu siapa wanita tersebut. Namun kali itu, pengetahuan tentang siapa dia, tidak menjadi penting. Yang paling mendasar adalah ia datang untuk mendapatkan belas kasihan Allah.
Kebutuhannya adalah kebutuhan untuk diampuni dan diterima kembali. Dan itu yang Yesus lakukan. Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni."
Waspada, jangan dasarkan diakonia pada penghakiman, apapun bentuknya. Memilah dan memilih siapa yang menjadi sasaran, tentu sebuah kewajaran agar tepat sasaran. Namun jangan terjebak atau tergoda untuk menghakimi.
Dasarkan diakonia pada kasih. Temukan apa yang paling diperlukan, dan lakukan Diakonia dalam hikmat Tuhan. Amin.
Renungan oleh Pdt Feri Nugrogo S.Th, GKSBS Palembang Siloam
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/08012021-renungan.jpg)