Berita Jambi
Pusat Kajian Konservasi dan Sumber Daya Hayati UIN STS Jambi Beri Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme
Pusat Kajian Konservasi dan Sumber Daya Hayati UIN STS Jambi berikan pelatihan pembuatan eco-enzyme kepada mahasiswa , Senin (27/6/2022).
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pusat Kajian Konservasi dan Sumber Daya Hayati UIN STS Jambi berikan pelatihan pembuatan eco-enzyme kepada mahasiswa , Senin (27/6/2022).
Kegiatan dengan tema Eco-Enzyme for Green Campus ini merupakan kolaborasi bersama antara Pusat Kajian Konservasi dan Sumber Daya Hayati, Pusat Kajian Lingkungan Hidup, Himpunan Mahasiswa Program Studi Tadris Biologi dan Duta Green Sutha.
Berlokasi di Laboratorium IPA Terpadu UIN STS pelatihan ini diikuti oleh 20 mahasiswa dari berbagai prodi UIN STS Jambi, hal ini mengingat kapasitas laboratorium terbatas.
Bertindak sebagai oemateri Bayu Kurniawan, M.Sc., Aini Qomariah Manurung, M.Si., dan Syukrya Ningsih, M.Si.
Bayu Kurniawans, ketua pusat kajian konservasi dan sumber daya hayati mengungkapkan bahwa Eco-enzyme merupakan salah satu alternatif dari pemanfaatan sampah organik pada skala rumah tangga untuk mengurangi produksi limbah yang terakumulasi didalam ekosistem.
Penerapan sistem Reuse, Reduce, dan Recycle sampah meruapakan penunjang pelestarian lingkungan hidup seperti halnya dalam pembuatan eco-enzyme melalui proses fermentasi bahan organik (BO) seperti buah atau kulit buah dan sayur mayur yang belum mengalami proses pemanasan sebelumnya.
"Produksi eco-enzyme diharapkan menjadi solusi dan berkontribusi besar dalam pengurangan sampah yang dibuang secara langsung pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ataupun ekosistem," ujarnya.
Lebih lanjut Bayu menjelaskan Eco-Enzyme adalah larutan multifungsi yang dihasilkan dengan cara fermentasi selama 3 bulan atau 100 hari. dengan perbandingan secara berturut-turut yaitu 10:3:1 yaitu bahan organik, buah atau kulit buah dan sayur mayur. molase atau gula merah dan air.
"Praktik pembuatan Eco-Enzyme ini menggunakan limbah sisa kulit buah nanas yang didapatkan dari seputar lingkungan kampus," katanya.
Setelah 100 hari fermentasi pemanenan eco-enzyme dapat dilakukan pemanenan dengan cara menyaring dan memisahkan kulit buah dan cairan eco-enzyme.
"Hasil penyaringan sisa kulit buah yang tidak mengalami degradasi sempurna bisa digunakan lagi sebagai booster dalam pembuatan pupuk kompos," jelas Bayu.
Aini Qomariah Manurung Sekretaris Pusat Konservasi dan Sumber Daya Hayati juga menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan ini sangat penting dan memiliki tujuan untuk memberikan edukasi terhadap mahasiswa tentang pentingnya menjaga lingkungan dari berbagai polutan seperti limbah dan program untuk mendukung Green Campus sebagai lokomotif perubahan sosial. Mengingat pertumbuhan populasi manusia meningkat juga akan diiringi oleh produksi limbah.
"Produksi limbah yang terus meningkat harus diiringi dengan pengelolaan limbah yang baik melalui pemilahan limbah organic dan anorganik sembelum terbuang langsung kedalam ekosistem," katanya.
"Pemotongan distribusi sampah ke TPA merupakan cara yang efisien dalam pemrosesan limbah menjadi produk nilai ekonomi. Praktik baik perlu diupayakan dalam pengelolaan sampah yang terpilah organik dan anorganik dari skala rumah tangga," Tambahnya.
Syukrya ningsih, ketua Pusat Kajian Lingkungan Hidup menyampaikan bahwa pengelolaan limbah kampus ini penting dalam dukungan terhadap perankingan UI GreenMetric World University Rankings pada indicator pengelolaan Limbah pada Perguruan Tinggi.