Orang Tua Atlet Panahan Pertanyakan Seleksi PPLP
Dalam seleksi keahlian oleh Persatuan Panahan Indonesia / Perpani Jambi, menurut Ida orang tua Saskya, anaknya meraih skor tertinggi
Penulis: Danang Noprianto | Editor: Deddy Rachmawan
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Saskya Amaris Ziany harus menerima kenyataan dirinya tidak lolos seleksi Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) yang diadakan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi (Dispora) .
Dalam seleksi keahlian yang diadakan 4-5 Mei lalu oleh Persatuan Panahan Indonesia / Perpani Jambi, menurut Ida orang tua Saskya, anaknya meraih skor tertinggi. Total skornya 471, dengan rincian tembakan sesi 1 skor 208 dan tembakan 2 skor 263.
Ida mempertanyakan hasil keputusan panitia yang tidak meloloskan atlet panahan yang skornya lebih tinggi dibandingkan atlet lainnya. Tapi ia mafhum, anaknya dan atlet lainnya tidak lolos limit skor yang ditentukan panitia yaitu 270 per sesi tembakan.
"Yang ingin saya tanyakan ini yang satu skornya 411, yang anak saya 471, pas pengumuman yang 411 ini masuk, sedangkan anak saya gak masuk, kemudian di hasil laporan itu, atlet yang lolos dengan keterangan Lolos Hasil Kesepakatan Rapat, maksudnya rapat apa yang kami minta kejelasan," ungkapnya, Sabtu (11/6).
Ida mengaku tidak mendapatkan kejelasan apapun terkait keputusan tersebut, terutama penyebab anaknya gagal lolos.
Kata dia, menilik peraturan, Saskya sudah memenuhi kriteria peraturan yang ditetapkan, dan berkasnya tidak ada yang bermasalah.
Bahkan dikatakan Ida di dalam perjanjian undangan, anak yang mempunyai alat sendiri di jarak tembak 50 meter busur recurve itu ada nilai plusnya. Dan Saskya memiliki alat sendiri.
"Alangkah baiknya sebagai panitia konfirmasi ke saya, karena saya sebagai orang tua, sebagai pelatih," ujarnya.
Baca juga: Atlet Panahan Jambi Serda TNI M Hanif Sumbang Emas Kedua dari PON XX Papua
Suara senada juga disampaikan pelatih Saskya, Adi. Ia menilai keptusan tersebut cukup aneh. "Memang kalau secara teknis menang keputusannya cukup aneh," ujarnya, Kamis pekan lalu.
Adi mengatakan jika berdasarkan peraturan yang dijelaskan, keduanya seharusnya tidak lolos, karena tidak mencapai limit, yaitu 270 per sesi tembakan.
"Karena per sesi itu harusnya yang lolos yang di atas 270, tapi sebelumnya di aturan itu tidak dijelaskan, apakah ini secara ranking, apakah secara limit skor, karena yang dijelaskan hanya limit skor artinya setiap sesi minimal harus mencapai 270 kalau mau lolos," jelasnya.
Ia selaku pelatih menjembatani orang tua, karena PPLP ini diambil dari tingkat sekolah, sehingga hubungannya antara atlet, orang tua, dan sekolahnya. "Jadi saya di sini kan menjadi penengah," ucapnya.
Lebih lanjut ia katakan sebenarnya tidak menuntut Saskya agar bisa lolos PPLP. Hanya saja ia meminta agar seleksi diadakan secara adil.
Baca juga: PPLP Provinsi Jambi Bertambah Dua Cabang Olah Raga, Renang dan Atletik Masuk
"Jadi di sini kami meminta diklarifikasi atau memberi penjelasan lah kepada orang tua, karena tidak cuma orang tua Saskya, Banyak lah orang lain yang butuh penjelasan," ujarnya.
"Karena enggak dari Kota Jambi aja (yang ikut), ada yang dari Tebo sana datang jauh jauh sekali berangkat kan lumayan, sampai sini kok seleksinya banyak yang aneh, peraturannya berubah-ubah," tambahnya.
Humas Perpani Provinsi Jambi, Darmanto mengtakan, dipilihnya atlet lain yang bukan peraih skor tertinggi merupakan hasil rapat panitia dengan penilaian plus dan minusnya.
Dikonfirmasi pada Jumat pekan lalu Darmanto mengatakan sudah memberitahu pelatih Saskya. "Sekali lagi, dalam seleksi ini ada pantianya, Merekalah yang bertanggung jawab," tutupnya.
Baca juga: Ini Jawaban Pihak Panitia Soal Hasil Seleksi Perpani Jambi
Menanggapi hal ini, Ketua Pelakaana Seleksi, Gusnadi mengatakan dirinya sebagai ketua pelaksana ditunjuk oleh pengprov agar tes tersebut dapat berjalan adil dan transparan. Namun terkait hasil seleksi dirinya menyerahkan semuanya ke tim pelatih atau tim yang menilai para atlet, dirinya hanya memastikan seleksi berjalan dengan baik.
"Mengenai rekrutmen dan administasinya itu pelatih yang buatnya, Data-datanya itu kami serahkan ke pelatihnya," ujarnya. Ia sebagai pelaksana sudah melaksanakan, kemudian hasil hasilnya sudah diserahkan kepada pelatih dan pihak dispora.
"Kalau masalah nilai memang secara skor salah mereka, tapi itukan tanggung jawab mereka. Apa alasannya kan mereka yang lebih tahu, kebutuhan timnya seperti apa," jelasnya.
Baca juga: Perpani Jambi dan Dispora Provinsi Jambi Adakan Open Archery 2021 di Stadion Tri Lomba Juang
Menanggapi seleksi atlet Perpani yang dilaksanakan pada 4-5 Juni lalu, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi (Dispora) menegaskan seleksi tersebut bukan seleksi PPLP, namun seleksi dari cabor untuk direkomendasikan dalam seleksi PPLP.
"Maaf seleksi PPLP bukan minggu kemarin, mungkin itu seleksi di kabupaten/kota, kalau seleksi provinsi kita mulai tanggal 9 Juni sampai 12 Juni di Stadion Mini Telanai," kata Kabid Olahraga, Baharuddin, Jumat.
Seleksi tersebut dilakukan Cabor Panahan Provinsi Jambi sebelum merekomendasikan atletnya untuk mengikuti seleksi masuk PPLP Provinsi Jambi. "Mereka terlebih dahulu melaksanakan seleksi antar kabupaten/kota, hasilnya yang terbaik menurut mereka baru mereka merekomendasikan atlet tersebut ke Provinsi," ungkapnya.
Artinya Dispora tidak mengetahui permasalahan hasil seleksi yang dilakukan pada 4-5 Juni lalu, karena pelaksanaannya dilakukan oleh Pengprov Perpani Jambi. (cda)