Editorial
Konflik Satwa versus Manusia
Imbas dari perubahan hutan itu, tentu kepada ekosistem di dalamnya. Makanya tidak heran kita dapati kasus konflik harimau Sumatera dengan manusia.
Wajah wilayah Provinsi Jambi terus berubah tahun ke tahun. Di kota, perubahan itu tampak dengan kian padatnya permukiman. Di kabupaten, hutan-hutan beralih fungsi.
Mulai dari perambahan liar hingga menjadi areal perkebunan.
Kajian KKI Warsi pada 2018, tutupan hutan alam di Provinsi Jambi itu luasnya sekitar 1,2 juta hektare dari 5 juta hektare luas Provinsi Jambi. Dan jumlah itu menyusut dari tahun-tahun sebelumnya.
Imbas dari perubahan hutan itu, tentu kepada ekosistem di dalamnya. Makanya tidak heran kita dapati kasus konflik harimau Sumatera dengan manusia.
Harimau keluar dari habitatnya yang terus menyempit hingga masuk ke pemukiman.
Di Provinsi Jambi, konflik satwa dengan manusia itu bukan hanya melibatkan si belang.
Gajah pun demikian. Gajah yang biasanya memiliki daerah perlintasan pada periode tertentu akan kembali melintasi wilayah jelajahnya itu.
Baca juga: Gajah yang Merusak Kebun Petani di Lubuk Kambing Tanjabbar Dalam Proses Pemindahan oleh BKSDA
Terbaru rombongan gajah muncul di Kelurahan Lubuk Kambing, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Petani di sana dibuat resah oleh sekawanan gajah yang masuk ke lokasi perkebunan. Tak ayal gajah-gajah itu merusak tanaman kelapa sawit warga.
Baca juga: Begini Proses Pelepasan Harimau Sumatera Seberat 110 Kg, Terbang 6 Jam dari Bungo ke TNKS
Menyikapi keberadaan hewan termasuk gajah tentu harus dengan arif. Masyarakat tak boleh memburu dan membunuhnya. Telebih gajah termasuk hewan dilindungi.
Pemburu dan pelaku perdagangan satwa mengincar gadingnya. Meskipun sudah barang tentu, keselamatan nyawa manusia, masyarakat juga menjadi hal utama.
Baca juga: Kapolda Jambi Prihatin Kondisi Habitat Harimau di Jambi, Rachmad: Rumahnya Sudah Dimakan Orang
Maka menjaga agar hutan tetap lestari sesungguhnya adalah sebuah kearifan di Jambi. Hutan merupakan paru-paru dunia. Hutan adalah rumah bagi aneka keanekaragaman hayati. Apa jadinya bila rumah mereka diganggu. Tentu sama tidak enaknya saat rumah kita diganggu. (*)