Berita Tanjabbar

Gajah yang Merusak Kebun Petani di Lubuk Kambing Tanjabbar Dalam Proses Pemindahan oleh BKSDA

Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi membenarkan adanya gajah yang merusak kebun milik petani untuk mencari makan di Kelurahan Lubuk Kambin

Penulis: Danang Noprianto | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
zoom-inlihat foto Gajah yang Merusak Kebun Petani di Lubuk Kambing Tanjabbar Dalam Proses Pemindahan oleh BKSDA
Danang/tribunjambi
Sawit dirusak gajah di Lubuk Kambing

TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi membenarkan adanya gajah yang merusak kebun milik petani untuk mencari makan di Kelurahan Lubuk Kambing, Kecamatan Muara Papalik, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Kamis (2/6/2022).

"Iya terkait Gajah yang merusak kebun di Lubuk Kambing memang ada, tapi bukan 3 (tiga), cuma ada 2 (dua)," Kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA, Faried, Kamis (2/6/2022).

Saat ini Kedua gajah tersebut tengah dalam proses pemindahan oleh BKSDA Jambi.

Namun proses pemindahan Gajah tersebut memerlukan rangkaian yang cukup panjang, dan saat ini dalam rangkaian pemasangan GPS dan tes genetik yang sudah dilakukan.

"Masih dalam proses akan dipindahkan, dalam pemindahan itukan ada beberapa rangkaian yang dilalui, dan saat ini masih dalam pemasangan GPS baru dan tes genetiknya sudah diambil," ujarnya.

Dengan pemasangan GPS tersebut, BKSDA saat ini dapat mengetahui keberadaan gajah tersebut, dan selanjutmya akan ada rangkain berikutnya, dan akan dipersiapkan untuk pemindahan.

"kita akan melalukan pemindahan ke kantong-kantong yang masih kosong, kantong kantong gajah baik yang di dalam provinsi Jambi ataupun yang diluar Jambi, Tapi kalau untuk proses pemindahannya kan masih butuh waktu karena kita harus mempersiapkan segala sesuatunya," jelasnya.

Karena untuk melalukan pemindahan BKSDA harus memastikan tempat yang dituju untuk melakukan pemindahan sudah siap dengan segala konsekuensi yang ada.

Faried mengatakan konflik antara Gajah dan manusia yang terjadi di Lubuk Kambing karena sebagian besar hutan di Lubuk Kambing adalah hutan produksi.

"Hutan produksi ini kan sebagian besar sudah diolah oleh masyarakat, dalam kategori itu mengerjakan di dalam kawasan hutan, keterlanjuran keterlanjuran yang dilakukan oleh masyarakat inilah yang menimbulkan konflik," katanya.

Terlebih lagi hutan tersebut merupakan salah satu lintasan gajah, namun kawasan hutan sudah beralih fungsi menjadi kebun.

"Itu sudah kawasan lintasannya di daerah sana sampai wilayah Tanjabbar, masa lalu lintasan gajah kan dari Tebo sampai Tanjabbar, itu ada sejarahnya memang," ungkapnya.

Namun untuk pusat lintasannya dikatakan Faried terpusat di Kabupaten Tebo.

Sementara itu populasi gajah di setiap perkembangannya ada yang remaja, beranjak dewasa itu akan keluar dari kelompok dan dinamika tersebut yang menyebabkan konflik dan perlu di antisipasi setiap tahun.

Karena proses pemindahan membutuhkan waktu lama, untuk mengurangi konflik yang terjadi antara Gajah dan Manusia, BKSDA melatik masyarakat untuk melakukan pengusiran mandiri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved