WIKIJAMBI

Batik Khas Tanjung Jabung Barat, 30 Motif Sudah Miliki Sertifikat Hak Kekayaan Intelektual

Berita Tanjabbar-Sejak 2 Oktober 2009, organisasi budaya dunia UNESCO telah menobatkan batik sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia...

Penulis: Danang Noprianto | Editor: Nani Rachmaini
Danang/tribunjambi
Salah satu motif batik khas Tanjabbar 

TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Batik adalah salah satu kebanggaan warisan budaya Indonesia.

Sejak 2 Oktober 2009, organisasi budaya dunia UNESCO telah menobatkan batik sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia.

Salah satu keunikan batik terletak pada motifnya, setiap daerah memiliki motif batik masing-masing sesuai dengan ciri khas budaya lokal atau kekhasan setiap daerah.

Termasuk juga Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang memiliki beragam motif unik kain batik yang mencirikan kekhasan daerah.

Perkembangan Batik di Tanjung Jabung Barat dimulai pada 2011, saat ini dikatakan Kabid Perindustrian Diskoperindag sekaligus Sekretaris Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), Hj Siti Azizah, SH bahwa sudah ada beberapa motif batik yang diciptakan.

Namun pada saat itu proses membatik dibuat di Pulau Jawa, karena belum ada pengrajin batik di Tanjung Jabung Barat.

"Sebelum tahun 2011 sudah ada motif-motif batik yang diciptakan, tapi pengrajinnya yang belum ada dan proses membatik masih dibuat di Jawa," katanya.

Melihat peluang industri Batik dan untuk mengembangkan dan memperkenalkan  batik khas Tanjung Jabung Barat yang telah ada, maka pada 2011 saat Hj Siti Azizah menjadi Kasi Bina Produksi di Bidang Perindustrian, maka dilaksanakan pelatihan membatik bagi masyarakat dengan mendatangkan pelatih dari sumber Batik langsung, Pekalongan.

Sekaligus juga pada saat ini untuk menciptakan motif baru dengan mengangkat motif sesuai muatan lokal dan potensi alam yang ada di Tanjung Jabung Barat seperti motif udang, pohon pisang, pohon ilalang, bambu, lebah madu dan lainnya.

Semenjak itu secara bertahap dari tahun ke tahun Diskoperindag selalu menganggarkan untuk pengembangan Kerajinan batik di Tanjung Jabung Barat.

Hingga pada tahun 2014 sudah ada 31 motif batik khas Tanjung Jabung Barat yang sudah diusulkan untuk mendapatkan Sertifikasi Hak kekayaan intelektual

Dari 15 orang yang dilatih pada saat itu, yang masih bertahan dan sukses hingga hari ini ada 3 orang yaitu Ahmad Daud dari Tungkal Ilir, Mardiana dari Sungai Dungun dan Mak Cona dari  Tebing Tinggi.

Ketiganya pun kini sudah memiliki motif ciptaanya sendiri dan menjadi pengrajin yang sudah terkenal terutama untuk motif khas Tanjung Jabung Barat.

Saat ini Kabupaten Tanjung Jabung Barat telah memiliki ratusan motif khas yang telah dibuat.

Dari ratusan motif batik yang dibuat Industri Kecil Menengah di bawah naungan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) ada sebanyak 30 motif yang sudah dipatenkan dan memiliki Sertifikat Hak Kekayaan Intelektual.

Ke 30 Motif Batik Tersebut antara lain.

Motif Daun Kates, Udang Ketak, Iwak Lepu dan Buluh Perindu dibuat oleh Ahmad Daud.

Motif Kembang Perupuk, Daun Akasia dibuat oleh Mak Cona.

Motif Mata Punai, Setandan Pinang, Pisang Beranak, Kembang Sena, Bintang Laut, Lebah Bambu, Ilalang dan Kopi Luwak dibuat oleh Hj Siti Azizah, SH.

Motif kilau Nipah, Buah Kates, Daun Sirih, Daun Ubi Rambat, Piduduk Rawa, Kembang Piduduk dan Kelopak Nyiur dibuat oleh Juraidah KR.

Motif Pohon Pinang Sungai Dungun dan Buah Pinang Sungai Dungun dibuat oleh Saniah.

Motif Bunga Teratai dibuat oleh Hidayati

Motif Kopi Bramitam, Kerang dan Pidade Rawa dibuat oleh Maskanah.

Motif Buah Lakum dibuat oleh Siti Kholipah.

Motif Melati Air dibuat oleh Parida.

Motif Enceng Gondok dibuat oleh Sultani.

30 Motif diatas merupakan motif yang sudah dipatenkan dan menjadi kekhasan Batik di Tanjung Jabung Barat.

Rata-rata motifnya mengambil tema dari alam seperti hasil laut dan hasil kebun yang menjadi ciri khas keragaman alam yang dimiliki Tanjung Jabung Barat.

Batik-Batik yang dibuat di Tanjung Jabung Barat merupakan jenis Batik Tulis, dan Batik Cap sedangkan untuk batik Prinr penggunaannya sudah dtidam dianjurkan oleh Bupati Tanjung Jabung Barat karena dapat mematikan usaha pengrajin batik 

Namun baru-baru ini juga diadakan pelatihan teknologi inovasi dengan cara baru yaitu Ecoprint.

Sesuai namanya, ecoprint berasal dari kata eco atau ekosistem yang berarti lingkungan hayati atau alam dan print artinya cetak.

Sistem dengan menjiplak dedaunan dan kemudian merebusnya, mirip seperti proses pembuatan batik.

Industri Batik kini terus mendapatkan perhatian, Dekranasda bekerjasama dengan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Kopperindag) terus mengadakan pelatihan dengan tujuan untuk meningkatkan kreativitas pengrajin dan teknologi terbaru dalam membatik erta mengenalkan produk-produk dan motif batik Tanjung Jabung Barat ke Nasional.

Di Tahun 2022 ini Diskoperindag Tanjung Jabung Barat telah mengusulkan kembali 37 motif batik untuk mendapatkan sertifikat hak kekayaan intelektual gratis melalui Dinas Perindag Provinsi Jambi dan Litbangda Provinsi Jambi.

37 Motif batik yang diusulkan antara lain:

Motif Rehal/Tunjuk ngaji, Pisang tanduk, Daun pisang Berangan, Keladi, Daun Putat, Daun Pandan dibuat oleh Hj Fadhilah Sadat yang merupakan Ketua Dekranasda saat ini.

Motif Udang Agogo, Udang Galah, Gelas Kopi, Camar, Tugu, Kelapa, Buah Kelapa, Masjid Syaikh Utsman, Togo', Udang Ketak, Daun Janda Bolong, Kepiting, Becak, Ikan, Buah Pidada, Akar Pidada, Cempakul dibuat oleh Siti Rahmawati.

Motif Pak Tani, Boat, Udang Peci, Pohon Pisang, Bunga Matahari, Buah Pinang dan Burung Kacer dibuat oleh Mardiana.

Motif Pucuk Jeruju, Becak Tungkal, Biota Tungkal dubuat oleh Hadrawi.

Motif Cincinut dibuat oleh Putriana.

Motif Udang dan Keluarga Laut oleh Mu'thiatij Jahrah.

Namun dari 37 tersebut saat ini hanya 11 yang mendapatkan HKI Gratis.

"Alhamdulillah disetujui 4 hak cipta batik Dan 5 Motif batik dari dana Litbangda Provinsi Jambi," ujarnya.

Bidang Perindustrian Dinas koperindag Tanjung Jabung Barat terus berupaya untuk mendaftarkan motif-motif batik untuk mendapatkan hak kekayaan intelektual.

Selain itu Ketua Dekranasda Hj Fadhilah Sadat juga aktif dalam kegiatan pengembangan Batik, bahkan beliau juga memiliki Batik yang diciptakannya sendiri. Dari 6 motif yang diciptakan dan diusulkan HKI, baru 1 yang disetujui yakni motif Rehal/tunjuk ngaji.

Pengembangan industri Batik juga sangat di support atau didukung oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Bupati, Anwar Sadat kini telah mewajibkan para pejabat, ASN, pegawai honorer juga dipakai anak sekolah, SD dan SMP Sederajat, Perusahaan yang ada di wilayah Tanjung Jabung Barat,  BUMD, Unsur desa dan Kecamatan serta Seluruh OPD dan TKK.

Selain untuk mengangkat batik sebagai kearifan lokal dan mempromosikannya juga untuk meningkatkan usaha kecil masyarakat lokasi terutama pengrajin batik. (*)

Simaklah berita-berita terbaru Tribunjambi.com melalui Google News 

TONTON pakaian bekas berkualitas di Mal BJ pasar Jambi

Baca juga: Aksara Incung di Batik Kerinci

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved