Mortir Setengah Ton Bekas Perang Dunia II Ditemukan di Lokasi Galian Tanah

Personel Detasemen Gegana Satbrimobda Polda Kaltara mengevakuasi mortir seberat setengah ton, yang diduga sisa Perang Dunia II.

Editor: Teguh Suprayitno
Sumber: Tribunkaltara.com/Andi Pausiah
Personel Detasemen Gegana Satbrimobda Polda Kaltara mengevakuasi mortir seberat 500 kilogram atau setengah ton, yang diduga masih aktif. 

TRIBUNJAMBI.COM, TARAKAN - Personel Detasemen Gegana Satbrimobda Polda Kaltara mengevakuasi mortir seberat setengah ton, yang diduga sisa Perang Dunia II.

Mortir dengan panjang lebih dari 1 meter tersebut ditemukan di lokasi galian tanah di RT 11, Kelurahan Juata Kerikil, Kalimantan Utara (Kaltara), Selasa (24/5/2022) sore.

Pejabat Sementara (Ps) Panit Jibom Detasemen Gegana Satbrimobda Polda Kaltara, Bripka Budiono, mengatakan benda tersebut merupakan jenis mortir yang dilontarkan lewat pesawat.

Menurutnya, sebenarnya mortir tersebut memiliki semacam ekor untuk penyeimbang, namun ekornya sudah putus.

“Sebenarnya ada ekornya untuk penyeimbang, tapi ekornya sudah putus, sudah tidak ada,” ujarnya, dikutip dari Tribun Kaltara, Rabu (25/5/2022).

Budiono menambahkan, jika mortir yang diperkirakan masih aktif itu meledak, radisunya bisa mencapai 5 kilometer.

“Radiusnya bisa sampai 5 kilometer kalau area terbuka begini. Untuk bom militer, tidak ada masa kedaluwarsa. Biar bentuknya sudah jelek, tetapi masih aktif,” kata Budiono.

Baca juga: DPO Teroris Pak Guru Hanya Bawa 26 Butir Peluru dan 1 Bom Molotov, Tewas Ditembak

Pihaknya belum mengetahui apakah titik tempat ditemukannya mortir tersebut adalah bekas dilontarkan atau memang sudah ada di sana sejak awal.

“Khawatirnya kalau sudah dilontarkan, pasti susunannya di dalam ada perubahan. Nah, itu yang kita takutkan. Kalau diutak-atik, orang yang tidak tahu, tidak paham, terpicu, bisa membahayakan masyarakat,” kata dia.

Budiono menduga, mortir tersebut merupakan peninggalan Perang Dunia II, mengingat dulunya Tarakan merupakan wilayah yang diduduki Jepang sebagai lokasi pendaratan pertama saat tiba di Indonesia.

“Diperkirakan itu sisa Perang Dunia II. Kalau di Tarakan, rata-rata memang semuanya ada potensi,” katanya.

Namun, hanya ditemukan di daerah pantai dekat dengan Bandar Udara Juwata Tarakan.

Di Lokasi ini diperkirakan masih terdapat peninggalan karena menjadi lokasi pertahanan di area pegunungan.

“Itu kebanyakan di daerah sana basis pertahanannya di daerah gunung,” kata dia.

Baca juga: Masjid di Kabul Afghanistan Dihantam Bom Saat Jemaah Salat Jumat, 10 Orang Tewas

Mortir ini, lanjut dia, merupakan yang ketiga kalinya ditemukan di sekitar daerah tersebut.

Penemuan pertama di Kelurahan Sebengkok saat pembangunan kanal. Jumlahnya tiga unit. Penemuan kedua pada 2021 di Kelurahan Sebengkok.

Berita ini telah tayang di Kompas.tv

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved