Kolonel Sayyad Khodaei Ditembak Mati, Lokasi Penembakan Tak Jauh Dari Gedung Parlemen

olonel Sayyad Khodaei ditembak lima kali saat duduk di mobilnya di tengah siang hari.

Editor: Rahimin
Ilustrasi Kompas.com
Ilustrasi senjata api dan ditembak mati 

Sementara, Israel menolak mengomentari kedua masalah tersebut.

Menurut media Israel, Channel 12, Kolonel Hassan Sayad Khodayari telah merencanakan penculikan dan serangan lain terhadap sasaran Israel dan Yahudi di seluruh dunia.

Pasukan Quds dikenal sebagai satu dari lima cabang Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) yang berspesialisasi dalam perang tidak konvensional dan operasi intelijen militer.

Pasukan ini terutama aktif melawan Israel dan AS.

Media Israel melaporkan, Khodayari berada di balik upaya operasi Iran untuk memikat akademisi, pengusaha, dan mantan pejabat pertahanan Israel di luar negeri dan mungkin menculik atau menyakiti mereka.

Upaya itu dilacak badan keamanan Shin Bet.

Saluran berita ini juga mengatakan Khodayari berada di balik rencana pembunuhan lima warga Israel di Siprus yang terungkap November lalu. Channel 12 menambahkan, Khodayari baru saja kembali dari Suriah.

Ia dilaporkan bertugas di negara itu di bawah komando mantan komandan Pasukan Quds IRGC, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, yang terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS di Irak pada Januari 2020.

Sumber keamanan Iran dikutip Jadeh Iran mengatakan Khodayari memainkan peran penting  dalam industri militer Iran, terutama ketika menyangkut drone.

Berita juga mengungkapkan perwira senior itu terlibat dalam transfer senjata ke Suriah.

Baca juga: Semakin Sengit, Israel Kerahkan Kekuatan Udara Bombardir Pasukan Suriah, Satu Tewas

Sifat pekerjaan Khodayari dan metode yang digunakan untuk membunuhnya menunjukkan dinas rahasia Israel Mossad, berada di balik pembunuhan itu.

IRGC menyalahkan pembunuhan itu pada "musuh revolusi" dan "pengikut arogansi global" sebagai petunjuk kepada Israel dan AS.

Kantor Berita Nour, yang berafiliasi dengan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengatakan pembunuhan Khodayari telah melewati garis merah, dan mereka yang bertanggung jawab akan membayar harga mahal.

Pembunuhan Khodayari jelas akan menyebabkan lebih banyak ketegangan antara Iran dan baik Israel maupun AS. Tanggapan Iran tampaknya tak terelakkan.

Israel mungkin telah mengatur pembunuhan itu untuk menyabotase pembicaraan AS-Iran yang sedang berlangsung untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved