Pemilihan Presiden 2024
PKB Tawarkan Muhaimin Duet Dengan Prabowo di Pilpres, Partai Demokrat Tunggu Momentum
Rencana ini digaungkan Ketua DPP PKB Daniel Jonan yang menyebut usulan duet Prabowo-Cak Imin tersebut muncul dari akar rumput.
“Semua kemungkinan masih terbuka sampai pada saatnya nanti pendaftaran resmi di KPU,” pungkasnya.
Sementara, Partai Demokrat menyebut masih menunggu momentum untuk mengumumkan calon presiden pilihan.
Hal ini diungkapkan Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra.
“Berbicara mengenai pemilihan presiden, seperti yang disampaikan ketua umum kami, AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), ada dua faktor yang menjadi kunci. Pertama, tiket. Kedua, momentum,” katanya dikutip dari Kompas TV.
“Momentum berarti harus tepat waktunya. Kapan kami memilih dan mengumumkan pasangan calon kami ke publik. Punya elektabilitas tinggi sekarang, ada jaminan bakal bertahan hingga tahun depan?”
“Survei satu tolak ukur, tetapi gambaran sementara, potret saat ini,” sambung Herzaky.
Sehingga, hasil survei tidak bisa menjadi pedoman karena bukan merupakan sebuah kepastian.
“Masih harus terus kami dalami dan cermati perkembangannya ke depannya,” ujarnya.
Herzaky mengatakan, pencalonan AHY untuk menjadi capres masih sangat kuat kemungkinannya karena aspirasi dari internal partai cukup kuat.
Namun, Partai Demokrat belum menentukan sikap dan terus mendengar aspirasi dari kelompok rakyat lainnya.
“Memang, ada aspirasi sangat kuat di internal Partai Demokrat untuk mengusung AHY sebagai capres (calon presiden). Begitu pula dengan berbagai elemen masyarakat yang menyampaikan harapannya ke AHY langsung maupun melalui kader-kader Partai Demokrat agar AHY maju di kontestasi Pilpres 2024,” katanya.
“Tahun 2024 adalah tahunnya rakyat. Biarkan rakyat yang memutuskan siapa pemimpin nasional ke depannya. Suara dan harapan rakyat inilah yang kami gencarkan dan perjuangkan,” sambungnya.
Mengenai faktor kedua yaitu tiket, Herzaky mengungkapkan Partai Demokrat dapat memperolehnya melalui koalisi.
“Kalau punya elektabilitas tinggi, tetapi tidak punya tiket, tidak berarti apa-apa,” ujarnya.
Untuk faktor kedua tersebut, pada 19 April 2022 lalu, Deputi Bappilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani mengatakan pihaknya telah berkomunikasi untuk pembangunan koalisi saat Pilpres 2024.