Puluhan Anak di Muaro Jambi Ikut Menarikan Tari Topeng, Momen Unik saat Lebaran Idul Fitri

Momen lebaran menjadi hari yang paling dinanti masyarakat Desa Muara Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Muaro Jambi.

Penulis: A Musawira | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Musawira
Tari Topeng Labu Muara Jambi. 

 

TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI-Momen lebaran menjadi hari yang paling dinanti masyarakat Desa Muara Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Muaro Jambi.

Pasalnya, di desa ini menyimpan tradisi turun-temurun yang dimainkan saat Hari Raya Idul Fitri.

Tradisi tersebut adalah Tari Topeng Labu Muara Jambi.

Tari Topeng Labu ini mulanya dimainkan oleh para remaja sejak 2009, seiring perkembangannya kini sudah menjalar ke anak-anak dari usia 10 tahun.

Mukhtar Hadi Ketua Perkumpulan Rumah Menapo Muaro Jambi mengaku lebaran tahun ini Tari Topeng Labu dipertunjukan lebih akbar yang bertajuk topeng akbar Idul Fitri memanusikan manusia.

“Kita buat lebih akbar dengan tujuan untuk meregenarasi,” kata pria yang lulusan IAIN Sultan Thaha Saifudin Jambi ini.

Ia yang akrab disapa Borju mengatakan penampilan arak-arakan topeng diikuti oleh 50 pemain dari semua tingkatan.

Baca juga: Mengenal Tari Topeng Labu Muara Jambi, Tradisi Turun-temurun Dimainkan Saat Lebaran

Sejauh ini Perkumpulan Rumah Menapo mempunyai program pendidikan melalui Sekolah Alam raya Muaro Jambi dengan materi melestarikan tradisi topeng.

“Kita berikan pengetahuan di balik topeng ini, pemahaman ke peserta didik bahwa dalam tradisi ini ada nilai penting satu diantaranya saling berbagi, kesetaraan manusia dengan tagline memanusiakan manusia,” ucap Borju.

Walau saat ini masih dilanda Covid-19 kata dia pihaknya menyesuaikan dengan kondisi dan situasi.

“2020 dan 2021 dengan suasana Covid-19 kita juga ikut kampanye supaya masyarakat menjaga protokol kesehatan. Dengan adanya Covid-19, pertunjukan ini juga ada koneksi hanya saja beda wabah tapi konsep masker yang dipakai semasa Covid-19 itu juga diterapkan pada pertunjukan ini yaitu pakai topeng,” bebernya.

Ia mengenang sejak 2009 dimainkan, pembedanya hanya dari jumlah pemain, dahulu hanya 10 orang, saat ini sudah sampai 50 orang.

Baca juga: Sebanyak 29 Ribu Kendaraan Terpantau Keluar dari Jambi Sejak Arus Mudik Idul Fitri 2022

“Arak-arakan ini dimulai dari ujung desa, berjalan ke arah hulu ke pangkal desa, dari rumah ke rumah warga sembari ajang silahturahmi disaat Hari Raya Idul Fitri ini,” pungkasnya.

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved