Mengenal Tari Topeng Labu Muara Jambi, Tradisi Turun-temurun Dimainkan Saat Lebaran
Kesenian topeng secara turun-temurun terus dilestarikan warga Desa Muara Jambi. Tari ini dimainkan setiap kali Lebaran tiba.
Penulis: A Musawira | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI-Memakai topeng labu, sambil menari-nari dengan iringan bunyi gong dan lantunan lagu, menghibur warga dari ujung desa hingga pangkal desa merupakan tradisi Tari Topeng Muara Jambi, Kecamatan Maro Sebo setiap kali merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Pertunjukan seni ini rutin digelar menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Kesenian topeng secara turun-temurun terus dilestarikan warga Desa Muara Jambi.
Pertunjukan Topeng ini berangkat dari legenda pemuda Desa Muara Jambi terkena kusta.
Wabah kusta sebagai penyakit kutukan yang diidap oleh seorang pemuda.
Mukhtar Hadi Ketua Perkumpulan Rumah Menapo Muaro Jambi mengisahkan bahwa dahulu yang terkena Kusta ini diasingkan di dalam hutan, warga setempat mengistilahkanya ‘ngutan’.
“Setiap perayaan hari raya Idul Fitri yang terkena penyakit ini ada rasa rindu dengan keluarganya. Secara manusiawi ingin bertemu sanak dan keluarganya di desa,” katanya.
Baca juga: Taman Hutan di Bukit Sari Tebo Ilir Jadi Primadona Muda-mudi Saat Libur Lebaran
Memanfaatkan labu tua untuk menutupi wajahnya dengan membawa keranjang, memakai pakaian compang-camping, pemuda itu memberanikan diri untuk keluar dari ngutan.
“Pemuda ini mengarak diri dengan membawa keranjang dan warga menyambutnya dengan antusias sebagai hiburan. Pada momen inilah ada interaksi antara masyarakat yang menunggu di teras rumah sembari memberikan makanan dan minuman,” ujarnya.
Pria yang akrab di sapa Borju mengatakan dari cerita rakyat ini terus dipertunjukan oleh kelompok pemuda dari tahun ke tahun sejak 2009 hingga sekarang.
“Masyarakat setiap lebaran pertama pasti menunggu di teras rumah. Kita menari-nari yang diiringi gong dan alat musik tradisional lainya dengan lantunan lagu-lagu yang bernuansa pantun,” ucapnya.
Dari rumah warga ke rumah warga, Pemain saat ini dominannya anak-anak. Setidaknya ada 50 pemain tari topeng yang sebelumnya dari tingkatan remaja.
Baca juga: Ribuan Narapidana di Jambi Dapat Remisi Idul Fitri 1443 Hijriah, Dari Kasus Narkoba hingga Korupsi
Mereka berjalan dan mengikuti iringan lagu menghibur masyarakat sembari silahturahmi merupakan ajang yang ditungu-tunggu masyarat setiap momen lebaran.
“Media topeng ini dibuat dari labu, masih kita ditemukan di desa ini karena ditanami petani di sawah. Kita warnai yang mencerminkan perasaan diri ada yang bahagia, senang dan sedih,” pungkasnya.
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News