Mutiara Ramadan
Mutiara Ramadan, Mencintai dan Meneladani Sifat Rasulullah oleh Ustadz Anwar Sadat Bupati Tanjabbar
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam adalah merupakan bapak dari ruh Kita sebagai manusia, manusia kita terdiri dari jasad dan rohani...
Penulis: Danang Noprianto | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam adalah merupakan bapak dari ruh Kita sebagai manusia, manusia kita terdiri dari jasad dan rohani, jasad adalah bentuk lahiriyah, rohani adalah bentuk batin dalam diri kita, Oleh karena itu manusia terdiri dari dua dimensi, dimensi lahiriyah dan dimensi batiniah.
Di dalam literatur keagamaan atau literatur Islam menyatakan bahwa, kalaulah kita manusia ini keturunan dari Nabi Adam alaihissalam secara jasmani maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam merupakan bapak daripada Ruh kita, oleh karena itu sekiranya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak ada, maka sesungguhnya kita sebagai manusia pun tidak ada, dan asal mula kejadian manusia, asal mula kejadian alam semesta adalah karena Allah menciptakan ruh nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Kaum muslimin muslimat rahimakumullah.
Untuk itu betapa penting, Betapa urgensinya kita sebagai umat Rasulullah, umat Muhammad untuk mencintai beliau, untuk menyayangi beliau, bahkan untuk menjadikan beliau sebagai koehormatan, menjadikan beliau sebagai satu-satunya suri tauladan kita dalam kehidupan ini.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam kalau kita baca dalam sejarah, Kalau kita melihat Bagaimana perjalanan panjang beliau selama lebih kurang 23 tahun menancapkan aqidah, muamalah serta kehidupan sosial lainnya yang luar biasa, bahkan penulis sekelas Michael Hart meletakkan Rasulullah pada rangking pertama pada tokoh dunia yang berpengaruh di dunia ini.
Kaum muslimin muslimat rahimakumullah.
Begitu sayang dan cintanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada kita, bahkan Beliau mengatakan, tidak hanya sekedar beliau tersenyum ketika beliau meninggal dunia, saat saat beliau mau dicabut nyawanya oleh Allah SWT Beliau mengatakan, ummatii ummatii ummati, umatku umatku umatku, betapa beliau memikirkan umat, betapa beliau memikirkan kita, tidak hanya pada saat beliau hidup tetapi ketika beliau meninggal dunia pun beliau memikirkan kita.
Bahkan lebih dari itu ketika seseorang yang beriman kepada Allah, dia meninggal dunia, lalu dia meninggal dalam keadaan iman kepada Allah, maka di alam kubur Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menanti kita, bahkan Aisyah mengatakan Apakah hanya sekedar itu ya Rasulullah, Rasulullah mengatakan, nanti ketika semua manusia dibangkitkan dari alam kubur, mereka dikumpulkan di padang mahsyar, pada saat itu mereka dalam keadaan telanjang bulat, mereka dalam kelaparan dan kehausan, maka saat itulah kata Rasulullah, saya hadir memberikan syafaat memberikan bantuan kepada umatku.
Aisyah berkata Apakah cukup sampai situ ya Rasulullah? Rasulullah menjawab, tidak, saya akan berada pada Titian siratal mustaqim, saya berada pada pintu titian siratal Mustaqim dan saya akan menyaksikan umatku.
Apabila semua umatku dimasukkan oleh Allah ke dalam surga, maka saat itulah hatiku tenang, lapang, lega, karena menyaksikan umatku dibahagiakan oleh Allah.
Oleh karena itu kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, tidak ada satu manusiapun sesayang Rasulullah kepada kita, bahkan tidak ada tandingan satu makhluk apapun yang ada di atas dunia ini ketimbang kecintaan dan sayangnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada kita.
Oleh karena itu wajib lah kita menyayangi, mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, bahkan ada seorang sahabat pada saat berkumpul, datanglah seorang Yahudi dan Yahudi itu mengatakan, Ya Rasulullah Saya ingin menegakkan hukum dan keadilan karena Engkau telah berbuat zalim kepada ku, saat itu sahabat-sahabat besar termasuk Sayyidina Utsman, Sayyidina Umar mengatakan, ini sudah kurang ajar, tidak punya adab, berkata seenaknya di depan Rasulullah, beliau sangat marah.
Tetapi Rasulullah menenangkan sahabatnya dan berkata, Wahai badui tegakkanlah hukum, qisas lah saya karena saya telah berbuat zalim, lalu Badui itu berkata, waktu engkau memukulku Ya Rasulullah saya dalam keadaan tidak berpakaian, maka Bukalah pakaianmu, maka ketika itu serentak sahabat-sahabat utama pun marah, tapi Rasulullah menenangkan, Rasulullah kemudian membuka bajunya, maka ketika itu badui itu langsung mendekati Rasulullah, tapi apa yang terjadi, badui itu rupanya ingin memeluk badannya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Lalu beliau berkata, Saya ingin nanti ketika meninggal dunia Allah bahagiakan sertakan aku bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah.