Mutiara Ramadan

Mutiara Ramadan, Memupuk Semangat di Perjalanan Ibadah Puasa oleh Ustadz Anwar Sadat

Tanpa terasa kita sudah berada pada separuh perjalanan selama bulan suci Ramadan penuh dengan berbagai macam kejadian pernak-pernik dan sebagainya, it

Penulis: Danang Noprianto | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribunjambi/Danang
Bupati Tanjabbar, Anwar Sadat 

TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Tanpa terasa kita sudah berada pada separuh perjalanan selama bulan suci Ramadan penuh dengan berbagai macam kejadian pernak-pernik dan sebagainya, itulah gambaran orang yang berpuasa.

Karena orang yang berpuasa pada hakekatnya adalah orang-orang yang ingin meneladani sifat-sifat Allah SWT yang memberi kita makan, tapi Allah tidak pernah meminta sedikit dari Makanan yang telah Allah kasih kepada kita.

Allah memberi kita minum, tetapi Allah tidak pernah setetes air pun meminta untuk dikembalikan.

Dengan segala keluh kesah, dengan segala kesulitan dan dengan segala kepayahan selama kita menjalankan ibadah puasa, tentu ini memiliki frekuensi tersendiri bagi seseorang yang melaksanakan ibadah puasa.

Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah

Oleh karena itu pada paruh perjalanan ini tentu ibarat seseorang yang tengah mendaki, maka tentu ada masa-masa letih, ada masa semangat yang semakin berkurang dan sebagainya.

Inilah sesungguhnya perjuangan, Oleh karena itu Allah SWT selalu melihat proses dari ibadah puasa yang dilakukan oleh seseorang, misalnya apabila seseorang dalam keadaan baring, berpuasa lalu ia baring, dan kadang baring beliau berbolak balik badan dan sebagainya, maka setiap bolak-balik badan itu dihitung oleh Allah SWT sebagai pahala, dan Malaikat mendoakan Ya Allah semoga Tuhan mencucurkan Rahmat kepada orang yang berpuasa seperti ini.

Belum lagi masa keluh kesah, belum lagi setiap tetes air wudhu, kemudian diam dan sebagainya, semua dinilai Allah sebagai amal ibadah.

Ini menunjukkan bahwa Allah SWT menilai ibadah puasa seseorang tidak hanya hasil dari ibadah, artinya pada saat dia berbuka puasa, tapi Allah melihat bagaimana jerih payahnya seseorang yang melaksanakan ibadah puasa.

Perjalanan sejak terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari selalu menjadi pengawasan Allah SWT.

Ini merupakan motivasi kita, lalu Allah meletakkan di ujung pada paruh yang ketiga, Allah meletakkan ada sebuah pahla besar, ada sebuah piala besar, yakni lailatul qadar.

Karena dia diletakkan di ujung akhir atau pada malam-malam ganjil dari 10 malam yang terakhir, maka inilah yang memotivasi kita semua tetap semangat terus berjuang untuk mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam diri kita.

karena banyak Sekali kita yang bisa memulai, tapi di tengah perjalanan ada yang terjatuh dan yang terpeleset kemudian ada yang tidak mampu meneruskan perjalanannya.

Inilah seorang pejuang sejati, dia tidak akan pernah kendor, Dia tidak akan pernah putus semangat, dia akan selalu termotivasi untuk dapat terus seimbangkan pada awal, tengah dan akhir dari perjuangan ibadah bulan suci Ramadan.

Salam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengatakan tidak ada seorang hamba yang berpuasa 1 hari saja puasa karena Allah SWT, maka Allah jauhkan dirinya 70 tahun perjalanan dari api neraka.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved