Berita Jambi

PPA Provinsi Jambi Sebut, Korban Kekerasan Seksual Anak Bisa Timbulkan Penyimpangan Jangka Panjang

Kepala UPTD PPA Provinsi Jambi, Asi Novrini, mengungkapkan, korban kekerasan seksual terhadap anak berdampak pada masa depan korban.

Penulis: Aryo Tondang | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI/ARYO TONDANG
Kepala UPTD PPA Provinsi Jambo, Asi Novrini 

ibu wakilnya seorang ayah, peran itu menurun. Pengawasan anak yang ekstra, katanya dimulai dari usia 2 tahun, dan puncaknya 14-15 tahun, pada usia ini, anak akan ingin mencoba semua hal, dan dominan tidak ingin dilarang.

"Jadi di usia ini, harus diawasi, terlebih kalau sudah SMP, itu rasa ingin mencobanya sangat tinggi, dan terkesan akan melawan saat dilarang," katanya.

Namun, hal ini tentu menjadi masalah, terlebih korban kekerasan seksual terhadap anak, kebanyakan dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Di mana, orangtuanya, atau ibunya ada yang buruh cuci, dan untuk di kabupaten atau di luar kota, para orangtua berkebun, dari pagi hingga ke sore, sehingga kerap lalai memberi perhatian dan pengawasan terhadap anak.

"Ya sudah capek misalnya dari kerja, dari kebun ya otomatis langsung istirahat, sehingga anak tidak sempat diperhatikan. Di beberapa kasus, ada anak yang sudah 3 hari tidak pulang ke rumah, tetapi tidak diketahui, sehingga hal tersebut justru diulang kembali oleh anak," katanya.

Sehingga adanya program ketahanan keluarga, kata Iin, harus diperkuat, dari segi ekonomi perempuan, mulai dari membuat kue di rumah dan program lainnya, sehingga orangtua bisa kembali ke rumah dan bersama keluarga dengan tepat waktu. ini

Kemudian, dari segi perlindungan anak, kebijakan-kebijakan yang ada harus diketahui oleh masyatakat, dengan penuluhan ke sekolah dan mengajarkan untuk menjauhi perundungan, menjelaskan tentang pengeryian kekerasan seksual dan fungsi dari teman sebaya.

Dalam hal ini, ia berharap semua bekerja sesuai tupoksi masing-masing.

"Ya penegak hukum bekerja sebagai penegak hukum dan kami sebagai pendampingan bekerja untuk mendampingi dan tidak sling mengambil lahan, tdak ingin maju sendiri," katnya.

"kalau itu bukan ranah kita ya, kita hanya pendampingan atau sampahnya la. Kalau ditanya berapa banyak kasus, ya sama kami PPA, tetapi kalau ditanya cara mengantisipasi atau menurunkan jumlah kasus itu tidak ranah kami," tutupnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Beranda Perempuan Gelar Workshop dan Buat Pembalut Kain Bersama Penyintas Kekerasan Seksual

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved