Berita Jambi

PPA Provinsi Jambi Sebut, Korban Kekerasan Seksual Anak Bisa Timbulkan Penyimpangan Jangka Panjang

Kepala UPTD PPA Provinsi Jambi, Asi Novrini, mengungkapkan, korban kekerasan seksual terhadap anak berdampak pada masa depan korban.

Penulis: Aryo Tondang | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI/ARYO TONDANG
Kepala UPTD PPA Provinsi Jambo, Asi Novrini 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Provinsi Jambi, Asi Novrini, mengungkapkan, korban kekerasan seksual terhadap anak berdampak pada masa depan korban.

Hal tersebut diungkapkan oleh Iin, panggilan akrab Asi Noprini, dalam program talk show Mojok Tribun Jambi, yanv bertema "30 Anak Jambi jadi Korban Human Trafficking Bos Hiburan Malam".

Tema yang mengakat tersangka Sudin, yang menggauli anak di bawah umur di Jambi, namun dijerat dengan pasal perdagangan manusia.

"Saya selalu mengangkat dampak dati kekerasan seksual ini kemanapun, dan tentu dalam jangka panjang terhadap anak, yang pasti adalah hilangnya masa depan anak, dan itu akan dirasakan sepanjang hidup," kata Iin, dalam dialog tersebut, Selasa (12/4/2022) pagi.

Dampak sikologis dalam jangka panjang, sebutnya, bisa menyebabkan kelainan di saat dewasa dan usia pelajar SMA.

"Jadi sewaktu SMA atau dewasa nanti, bisa ada kelainan, misalnya saiko, bipolar dan penyimpangan lainnya," jelasnya.

Selain itu, juga akan berdampak pada kehidupan sosial dan pendidikan korban.

Iin kembali menjelaskan, masyarakat kerap berkomentar terkait kondisi korban anak yang terlihat santai, atau bahkan terkesan senyum saat persidangan dan dalam berjalannya kasus anak.

Kondisi tersebut, kerap dinilai masyarakat bahwa korban menikmati atau bersikap santai dengan kasus tersebut.

"Bisa jadi itu adalah gangguan mental, namun mereka tidak mampu menyampaikan konpensasi dirinya, sehingga mereka bersikap santai," katanga

Dengan kondisi tersebut, sehingga korban wajib butuh rehap, agar tidak larut dalam cara hidup yang ingin mendapatkan uang dengan instan, dengan cara yang tidak benar.

Iin menjelaskan, lemahnya ketahanan keluarga, menjadi faktor kuat penyebab anak kerap terlibat dalam kegiatan negatif, hingga memiliki pemikiran untuk mendapat uang secara instan.

"Kalau bicara ketahanan keluarga, itu yang pertama adalah agama, kemudian ekonomi, budaya dan pendidikan. Jadi ada kemunduran di bagian itu saat ini, khususnya agamanya," sebutnya.

Dengan lemahnya ketahanan keluarga tersebut, membuat anak cepat tergiur jika ditawarkan android, hingga liburan ke luar kota, seprti Jakarta, serta iming-iming lainnya.

Sehingga, peran keluarga cukup penting dalam hal ini, katanya, sosok ibu wajib menjadi wakil dari ayah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved