Pemilihan Presiden 2024
Hasil Survei, Inilah Tiga Besar Calon Presiden Pavorit Warga Nahdlatul Ulama
CSIIS baru merilis hasil penelitian yang dilakukanya, yakni memuat calon presiden pilihan warga Nahdlatul Ulama (NU).
TRIBUNJAMBI.COM - Lembaga survei terus merilis hasil survei calon presiden yang berpotensi maju di Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Satu diantaranya Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS).
CSIIS baru merilis hasil penelitian yang dilakukanya, yakni memuat calon presiden pilihan warga Nahdlatul Ulama (NU).
Survei CSIIS dilakukan secara serentak pada 1 April 2022 di 118 kabupaten/kota di Pulau Jawa.
Melibatkan 600 orang yang terdiri dari 300 unsur NU kultural yakni para kiai pesantren serta 300 responden dari unsur NU struktural seperti pengurus cabang NU, PC Muslimat, dan PC GP Ansor.
Metode yang dipakai yakni semi-structure interview yang dilakukan setelah para tokoh NU selesai menunaikan salat jumat, sementara margin of error berada di angka 2,5 persen.
Hasil survei yang dilakukan pada 1 April 2022 lalu itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir masuk dalam 3 besar calon presiden paling diminati atau favorit warga Nahdlatul Ulama (NU) pada Pilpres 2024 mendatang.
Hal itu dikatakan Direktur Riset CSIIS Ali Muhtarom.
Menurut Ali Muhtarom, Erick Thohir mendapat elektabilitas dari kalangan NU karena sosoknya menjadi representasi dan dipandang paling bisa bekerjasama dengan NU "baru".
Baca juga: Elektabilitas Terus Meningkat, Erick Thohir Dianggap Figur Kunci di Pilpres 2024
"Erick konsisten mendapat tempat di kalangan NU sebab dia adalah salah satu tokoh yang relatif fresh, muda dan berprestasi. Dengan tawaran program dan tampilan yang fresh," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/4/2022).
Hasil survei CSIIS, Erick Thohir menempati posisi ketiga dengan meraih elektabilitas 13 persen.
Dua nama lain di atas Erick Thohir, yaitu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menempati posisi elektabilitas di 18 persen, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin 17,5 persen.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin melihat, keterpilihan Erick Thohir yang relatif tinggi di kalangan warga NU sangat wajar.
Sebab, pendekatan eks Presiden Inter Milan itu ke warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin yang cukup efektif.
"Diketahui, selain sering berkunjung ke pesantren dan dekat dengan ulama NU, Erick juga menunjukkan perhatiannya kepada NU dan warga Nahdliyin," ujarnya.
Apalagi, program yang ditawarkan Erick Thohir mampu diterima dengan baik oleh warga Nahdliyin.
Program Erick Thohir seperti, seperti Program Santri Magang di BUMN, 2.000 Pertashop khusus untuk ponpes dan pengembangan UMKM melalui Muslim Leaderpreneur.
Menurut Ujang Komarudin, komitmen Erick Thohir memberikan program dan bantuan tersebut kepada warga Nahdliyin efektif meningkatkan elektabilitas.
“Wajar kalau Erick menjadi pilihan warga NU karena program sudah jalan, dan Erick harus tingkatkan lagi. Jadi hal itu sangat sederhana,” ujarnya.
Soal peluang, Ujang Komarudin bilang, peluang Erick untuk menjadi pilihan utama warga NU sangat terbuka, yakni dengan meningkatkan bantuan dan program-program yang menyentuh langsung ke masyarakat terutama warga Nahdliyin.
“Kalau mau naik ke urutan dua atau satu ya harus bagi program, karena masyarakat itu ingin bukti, bukan sebatas janji. Kalau bantuan sudah sampai ke masyarakat (warga NU) pasti kepercayaan didapat,” katanya.
Baca juga: Elektabilitas Jenderal Andika Perkasa Melejit, Ungguli Erick Thohir, Mahfud MD dan Puan Maharani
Baca juga: Erick Thohir Tingkatkan Penjualan 1078 UMKM di Jambi melalui Pasar Digital
“Bukan hanya perhatian ke warga NU, tetapi bantuan atau program yang utama. Erick harus mengucurkan bantuan atau program-program itu, dia (Erick) jeli melihat peluang,” sambung Ujang Komarudin.
Ujang Komarudin mengatakan, pemilih NU yang diklaim mencapai 40 juta jiwa itu sangat beragam dan tidak terfokus pada satu sosok, seperti ke Khofifah atau ke Muhaimin Iskandar saja tetapi ke berbagai tokoh.
Untuk itu, langkah Erick Thohir bergabung dengan Ansor/Banser sangat tepat. Hal itu untuk menguatkan asosiasi Erick Thohir dengan keluarga besar Nahdliyin karena bergabung dengan Ansor dan Banser NU
“Langkah Erick masuk Banser atau Ansor itu untuk dapat suara NU, jadi karena itu pula Erick ada suaranya di kalangan pemilih NU. Dia butuh NU. Pemilih NU itu bebas memilih ya, termasuk memilih Erick Thohir,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Erick Thohir Masuk 3 Besar Capres Pilihan Warga NU
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News