Berita Batanghari

Mengenal Tari Ngebeng Asal Batanghari yang Punya Banyak Makna, Hingga Penari Pria Berias Perempuan

Berita Batanghari-Tari Ngebeng atau disebut Nyoget (Joget) merupakan satu diantara tari tradisional yang berasal dari Desa Rambutan Masam

Penulis: A Musawira | Editor: Nani Rachmaini
Musawira/tribunjambi
Tari Ngebeng asal Batanghari 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARABULIAN-

Tari Ngebeng atau disebut Nyoget (Joget) merupakan satu diantara tari tradisional yang berasal dari Desa Rambutan Masam, Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari.

Tari Ngebeng ini biasanya ditampilkan sewaktu berkegiatan di sawah seperti baselang nugal, baselang nandur (menanam padi) dan baselang nuwe (panen padi) di sawah.

Dahulu, tari Ngebeng dilarang atau tabu untuk dipentaskan dan dipertunjukan di desa, hal ini dikarenakan masyarakat setempat memiliki pandangan bahwa perempuan dilarang berkesenian, karena akan dilihat bukan muhrimnya. 

Maka peran penari perempuan diganti dengan laki-laki yang dihias seperti perempuan (dalam bahasa lokal disebut babancian).

Selain itu, Pertunjukan Ngebeng yang dilakukan di sawah biasanya ditampilkan pada saat istirahat siang di pematang umo tersebut, sedangkan di talang ditampilkan pada saat malam masak-memasak (bakintang) untuk keperluan baselang nugal esok harinya. 

“Tari Ngebeng ini jenis hiburan atau seni pertunjukan disaat masyarakat ingin bergotong royong di sawah dan di talang. Penarinya ada laki-laki yang dirias menyerupai perempuan atau jadi babancian. Jadi ini sifatnya hiburan,” kata Suhaili Pelaku Seni dan Tradisi Desa Rambutan Masam pada Sabtu (9/4/2022).

Lanjutnya ia mengatakan gerak tari Ngebeng itu sendiri menggambarkan percintaan muda-mudi atau lebih tepatnya perumpamaan pria yang sedang mendekati perempuan bahkan masyarakat setempat mengibaratkan bahwa Ngebeng tersebut seperti perumpamaan ayam jantan mengepek ayam betina atau lawan jenisnya. 

“Penarinya waktu itu hanya pakai baju harian saja seperti baju kurung yang biasa dipakai kaum perempuan bila ke sawah dan menggunakan tekuluk ke sawah. Gerakannya hanya menari atau berjoget,” ujarnya.

Ia yang juga pendiri Sanggar Bakolantang menyebut karena tari Ngebeng sudah ditampilkan di panggung maka mengenakan kostum tari sebagaimana mestinya. 

Sedangkan untuk musik iringan menggunkan gendang, gambus, gong dan lagu daerah.

“Karena sifatnya hiburan jadi tidak begitu sulit untuk memerankan gerakan dalam tarian ini. Paling lama durasi dalam tarian ini hanya 6 menit,” ucapnya.

Adapun tarian ini bertujuan untuk menghargai harkat dan martabat seorang perempuan serta memegang teguh ajaran agama.

“Menghargai dari pada kegiatan oleh kaum perempuan yang hanya di rumah. Serta menjadi magnet bagi kaum laki-laki untuk bergotong royong dan selalu bekerja sama dalam bermasyarakat,” katanya.

Asal Usul Tari Ngebeng di Batanghari

Tidak ada data yang menyebutkan sejak kapan tarian ini ada dan siapa yang menciptakan Tari Ngebeng ini, namun Datuk Syamsul Bahri (62) seorang pelaku Seni dan Tradisi Tari Ngebeng ketika itu sedang mempelajari Ngebeng dari orang tuanya yang bernama Muhammad Ali.

Orang tua Datuk Syamsul ketika itu berumur 36 tahun. Artinya tari ini sudah ada berumur lebih 100 tahun.

Pertunjunkan ini sempat redup sekita pada 1970-1980-an karena masuknya perkebunan sawit sehingga masyarakat tak ada lagi pergi ke ladang.

Namun sejak 2017, tari Ngebeng kembali ditampilkan dalam bentuk seni pertunjukan yang ditonton masyarakat. 

Pelestarian tari Ngebeng ini dilakukan oleh Sanggar Bakolantang. Seiring perkembangan zaman, perkumpulan ini tetap mempertahankan penari dan gerakan pada tarian Ngebeng.

Sanggar Bakolantang sering menampilkan tari Ngebeng ini dalam acara resmi pemerintah misalnya HUT Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi dan pertunjukan yang menghibur lainnya.

Tari Ngebeng asal Desa Rambutan Masam Kecamatan Muara Tembesi merupakan satu diantara yang sudah dinobatkan sebagai Warisan Budaya Takbenda pada 7 Desember 2021 dengan nomor registrasi 202101392 dari Mentri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi RI. (*)

Caption: Tari Ngebeng yang berasal dari Desa Rambutan Masam saat dipertunjukan oleh Sanggar Bakolantang.

Simaklah berita-berita terbaru Tribunjambi.com melalui Google News 

Baca juga: Pemkab Batanghari Pastikan Stok Pangan Aman Selama Ramadan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved