Berita Tanjabbar

Sambil Menangis, Guru Ini Ceritakan Saat Siswanya Terjatuh dari Jembatan Gantung Putus di Tanjabbar

Beberapa guru SD N 31 Rantau Benar membantu proses evakuasi anak-anak saat jembatan gantung putus di Desa Rantau Benar, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabu

Penulis: Danang Noprianto | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
ist
Guru SDN 31 di Tanjabbar. 

TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Beberapa guru SD N 31 Rantau Benar membantu proses evakuasi anak-anak saat jembatan gantung putus di Desa Rantau Benar, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) pada Rabu (30/3/2022) pagi lalu.

Salah satunya Roni, ia menceritakan saat dirinya sedang berada di sekolah, ada anak-anak yang memberitahu bahwa ada yang terjatuh di sungai.

"Pagi itu saya ada di sekolah, ketika itu ada anak manggil saya, 'pak ada anak jatuh di jembatan,' saya kira satu orang, nah setelah saya lari ke lokasi, rupaya ramai, ada sekitar 50 orang lebih yang jatuh," jelas Roni saat ditemui di SD N 31, Kamis (31/3/2022).

Setelah itu dikatakan Roni anak tersebut memeluk dirinya dan berkata 'Pak kami jatuh, kami tidak bisa pergi ke sekolah pak,'.

"Disitu saya sedih, mereka masih kepikiran pergi ke sekolah dalam kondisi seperti itu," ucapnya.

Kemudian setelah itu ternyata ada sebagian anak yang patah tulang, dan akhirnya dibawa ke tukang urut dibantu oleh masyarakat, serta yang luka-luka dibawa ke puskesmas.

"Ada anak trauma, anak-anak takut dibawa ke puskesmas, ke tukang urut, bahkan sempat kita paksa yang patah tangan tidak mau di urut, jadi kami paksakan, supaya dia bisa sembuh karena kalau tidak dibawa ke tukang urut bisa cidera lama," jelasnya.

Sama halnya dengan Roni, Masrawati juga ikut membantu anak-anak saat terjadinya jembatan putus, sambil menangan tangis ia menceritakan saat ada anak yang memberirahu dirinya.

"Pagi-pagi waktu saya mau mandi, mau pergi ke sekolah kan, salah satu anak itu nangis nangis diluar, manggil-manggil 'buk buk adek salma jatuh ke sungai,' saya pikir bukan jembatannya yang runtuh, saya kira anak itu jatuh sendiri atau di usilin kawan-kawannya," ucapnya sambil mengusap air mata.

Kemudian Ia langsung bergegas menuju lokasi, setelah sampai di lokasi ia merasa kaget karena ternyata ramai.

"Ramai anak-anak pada nangis, saya lihatlah anak-anak satu persatu, anak-anak saya tanya apa yang sakit, apa yang luka, saya liat dibawah (sungai) itupun masih ada (anak-anak)," katanya.

"Yang saya paling sedih itu kan bapak-bapaknya datang dari seberang sungai mau nyari anak-anaknya, pengen ketemu, meluk itu rasanya saya terharu babget," tambahnya.

"Saya membayangkan kalau itu anak saya saya sulit menghadapinya," ucapnya lagi.

Sama halnya dengan Lamtiur Tambunan, selain membantu proses evakuasi, ia juga ikut membawa dan menemani anak yang mengalami patah tulang.

"kasian saya liatnya sampai nangis nangis, tadi pagi saya singgah sebelum ke sekolah, anak itu lagi diurut, tapi sudah tidak bengkak lagi, kalau kemarin kan masih bengkak, sekarang sudah kempis," ucapnya.

Lamtiur berusaha menenangkan anak tersebut dan memncoba menghilangkan traumanya.

Baca juga: Kades Rantau Benar Minta Komitmen PT Bukit Kausar Perbaiki Akses Jembatan Gantung Putus

Baca juga: Cerita Jessica Saat Insiden Jembatan Putus di Tanjabbar, Sempat Menggantung Hingga Patah Kaki

Baca juga: Korban Luka-luka Jembatan Putus di Tanjabbar Rerata Siswa Kelas 6 SD, Kepsek Beri Dispensasi

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved