Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Pilihlah Berbahagia dalam Tuhan
Bacaan ayat: Mazmur 37:4 (TB) dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.
Pilihlah Berbahagia dalam Tuhan
Bacaan ayat: Mazmur 37:4 (TB) dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.
Oleh Pdt Feri Nugroho

Bahagia dapat dipahami sebagai keadaan atau perasaan senang dan tenteram. Hal ini biasanya dikaitkan dengan keadaan yang bebas dari hal-hal yang menyusahkan.
Bahagia berarti sedang beruntung, dimana seseorang sedang dalam posisi sangat menyenangkan dalam hidup. Pemahaman ini mengkaitkan bahagia dengan keadaan tertentu yang dapat menciptakan bahagia.
Kenyataannya, hidup sering justru berhadapan dengan situasi diluar kontrol diri sehingga, alih-alih kebahagiaan, justru penderitaan lah yang ditemukan.
Beberapa orang memotivasi diri untuk terus berbahagia meskipun keadaan tidak membahagiakan.
Beberapa orang berhasil bahagia meskipun keadaan tidak membahagiakan, namun yang lain justru semakin tidak menemukan kebahagian.
Bagaimana mungkin untuk memilih bahagia jika tidak ada hal yang bisa mendukung untuk bahagia? Bukankah itu sebuah penipuan terselubung?
Pura-pura bahagia namun nyatanya sedang mengalami kehancuran. Benar juga sebuah ungkapan yang menyatakan 'menangis di antara derasnya derai air hujan'; terlihat bahagia, namun sebenarnya sedang merana dalam tarian.
Pemazmur menyatakan dalam syairnya, 'bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.' Terdapat sebuah gema yang menyatakan carilah kebahagiaanmu pada TUHAN, Ia akan memuaskan keinginan hatimu.
Syair tersebut hendak membawa kita pada pemahaman bahwa sumber kebahagiaan yang sejati sebenarnya hanya ada pada Tuhan; bukan yang lain. Keadaan itu bisa berubah, perasaan itu tidak tetap, berbagai-bagai keberhasilan pun bisa berubah menjadi kegagalan.
Dalam ikatan ruang dan waktu, tidak ada yang kekal.
Semua fana dan akan mengalami perubahan atau pembaharuan berdasarkan konteksnya. Apa yang kita pikir dapat membahagiakan ternyata pada sisi lain mencemaskan orang lain.
Apa yang kita pikir sebuah keberuntungan ternyata celaka bagi orang lain. Situasi ini menuntut kita untuk mencari dan menemukan sumber kebagagiaan kekal dan abadi.