Berita Sarolangun
Dinas Pendidikan Sarolangun Sebut Penyebab Putus Sekolah Bukan Karena Faktor Ekonomi
Dinas Pendidikan Sarolangun mengungkap, anak yang putus sekolah SD dan SMP Sarolangun tergolong kecil dengan dan tidak disebabkan oleh faktor ekonomi.
Penulis: Rifani Halim | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Dinas Pendidikan Sarolangun mengungkap, anak yang putus sekolah SD dan SMP Sarolangun tergolong kecil dengan dan tidak disebabkan oleh faktor ekonomi.
Kadis Pendidikan Sarolangun Helmi berkata, kecenderungan anak putus sekolah disebabkan oleh anak tersendiri. Namun Helmi tidak menyebutkan angka anak yang putus sekolah di kabupaten Sarolangun.
"Sebenernya dari faktor ekonomi itu kecil, faktor anak lah kadang-kadang. Mereka sudah sekolah, cuma karena situasi dan kondisi keadaan saat ini yang mengunakan ITE sehingga membuat lengah, bosan menimbulkan ke asikan," katanya, Senin (7/3/2022).
Menurutnya, hal tersebut harus menjadi pengawas oleh pihaknya dan melakukan pembenahan. Sedangkan pendemi, kata Helmi tidak bisa menjadi persolan pokok penyebab putusnya anak sekolah.
Sementara itu, dia menjelaskan bagi anak yang tidak sekolah di sekolah formal, pihaknya menyediakan lembaga non formil guna pendidikan anak yang putus sekolah.
"SKB kita telah berfungsi, mereka beberapa waktu lagi akan melaksanakan ujian. Jadi kita sarankan di masyarakat kita galakan untuk melakukan pendidikan non formil," katanya.
Baca juga: BPKAD Sarolangun Sebut Anggaran Belanja Pegawai Sarolangun 35 Persen, Tertinggi dari APBD
Baca juga: Empat Hari Terakhir Jumlah Warga Sarolangun Terpapar Covid-19 Menurun
Baca juga: Lahan Tugu Adipura Sarolagun Jadi Sengketa dengan Warga, Pemkab Sarolangun Tempuh Jalur Hukum