Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Hidup Penuh Roh Kudus
Bacaan ayat: Lukas 1:15 (TB) Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus
Hidup Penuh Roh Kudus
Bacaan ayat: Lukas 1:15 (TB) Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya;
Oleh Pdt Feri Nugroho
'Semoga panjang umur... '. Itulah doa yang selalu diucapkan ketika seseorang sedang berulang tahun. Dalam kehidupan manusia, panjang umur ternyata menjadi pengharapan yang terus menyala.
Budaya membuat mumi bagi mereka yang sudah meninggal menjadi wujud nyata bahwa ada pengharapan bahwa kehidupan akan berlanjut maka tubuh perlu diawetkan agar tidak rusak sehingga dapat melanjutkan kehidupan selanjutnya.
Panjang umur memang dinilai sebagai tanda penyertaan Tuhan. Tuhan sebagai Sang Sumber kehidupan dianggap selalu dekat jika seseorang panjang umur.
Namun anehnya, mereka yang berumur panjang justru sering berfikir lain.
Pertanyaan yang selalu muncul, 'Kapan saya dipanggil Tuhan?'.
Pertanyaan ini bisa jadi dilatarbelakangi kepuasan bahwa telah menikmati kehidupan dengan cukup maka berserah dengan sikap pasrah untuk kembali kepada Tuhan; atau merasa jenuh dengan kehidupan yang penuh dengan penderitaan dan keletihan.
Hidup dengan tubuh yang semakin aus dirasa menjadi beban yang ingin segera dilepaskan. Entahlah, mana yang menjadi motivasi sebenarnya..!
Kelahiran Yohanes Pembaptis adalah keajaiban. Zakaria dan Elisabeth sudah tua dan dinyatakan mandul oleh budaya yang menyekitarinya.
Suatu kondisi penuh beban; bukan hanya tekanan batin karena tidak mempunyai generasi penerus, namun tekanan semakin berat ketika dinilai tidak lagi ada gunanya bagi kehidupan.
Berita yang dibawa malaikat Tuhan kepada Zakaria tentu tidak mudah untuk dipercaya.
Sampai-sampai ia harus mengalami kebisuan karena ketidakpercayaannya. Singkat cerita, janji Tuhan digenapi.
Yohanes Pembaptis lahir. Kualitas hidupnya sebagai seorang pertapa pada zamannya sudah dinubuatkan bahwa ia tidak akan minum anggur.
Tepat adanya bahwa Yohanes hanya makan belalang dan madu hutan. Pakaiannya pun dari kulit binatang dan tinggal di gurun.
Yang menarik adalah ia akan penuh Roh Kudus. Kualitas hidupnya dekat dengan Allah. Seruan pertobatannya menguncang keimanan banyak orang.
Ia berdiri di tepi sungai Yordan dan membaptis banyak orang. Ia pula yang membaptis Yesus meskipun awalnya ia enggan melakukannya.
Namun bagaimana kisah hidupnya? Keberaniannya berpihak pada kebenaran membuatnya menegor Filipus saudaranya yang memperistri Herodias.
Tegurannya berbuah pahit. Ia mati dengan kepala terpenggal. Ironis bukan?
Bagaimana mungkin seorang yang penuh dengan Roh Kudus harus mati dengan cara yang sangat mengenaskan?
Mati dalam usia yang belum lanjut! Fakta ini memberikan peringatan kepada kita agar jangan salah ekspektasi tentang kehidupan beriman.
Jangan pernah berfikir bahwa hidup yang dekat dengan Tuhan akan selalu mendatangkan hal baik dan bebas dari penderitaan.
Allah dalam berkarya bukan seperti seorang sutradara yang selalu ingin memuaskan penonton.
Penonton selalu ingin happy ending. Yohanes Pembaptis justru tragis ending.
Apakah itu menghilangkan kualitas hidupnya yang penuh dengan Roh Kudus? Tidak!
Yohanes Pembaptis telah menggenapi nubuat yang menyatakan 'Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!'
Suara itu adalah suara Yohanes Pembaptis yang telah membuka jalan bagi Yesus Kristus, Sang Mesias untuk berkarya. Kematian Yohanes sempat membuat Yesus menyingkir dari keramaian.
Namun itu hanya untuk sementara. Berita tentang karya penyelamatan Allah harus dilanjutkan untuk diberitakan.
Berharap untuk panjang umur itu baik. Namun yang lebih baik adalah mengisi kehidupan dengan kualitas yang terbaik.
Tidak penting seberapa lama kita hidup, sebab yang terpenting adalah bagaimana cara kita hidup. Hiduplah penuh dengan Roh Kudus.
Itu ditandai dengan sikap hidup yang terus terarah kepada kehendak Allah. Teruslah hidup dalam kebenaran. Jangan jemu-jemu berbuat kebaikan.
Tebarkan lah kasih setiap kali ada kesempatan. Bangun setiap pagi dengan harapan baru.
Ingat setiap waktu bahwa setiap kita adalah tokoh yang mempunyai peran dalam karya penyelamatan Allah; sekecil apapun peran itu.
Lakukan hal biasa dengan cara luar biasa untuk kemuliaan nama Tuhan.
Amin
Renungan harian oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, Gksbs Palembang Siloam
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/08012021-renungan.jpg)