Perang Rusia Ukraina

Cerita Benni Sitanggang WNI di Ukraina, Istri Lagi Hamil 9 Bulan Harus Hadapi Panasnya Perang

Benni Sitanggang yang tinggal di ukraina, tidak pulang ke Indonesia. Melalui akun Youtube, dia menyebut sangat ingin tetap tinggal di Ukraina.

Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
IG/BENNI SITANGGANG
WNI di Ukraina, Benni Sitanggang bersama istri dan anak perempuannya 

TRIBUNJAMBI.COM - Hingga kini, Perang Rusia Ukraina masih terus berkecamuk.

Sejumlah WNI dari Ukraina sudah dievakuasi dari negara tersebut, dan akan dibawa ke Tanah Air.

Namun masih ada WNI yang tinggal di sana, di tengah situasi yang semakin memanas di tengah dinginnya cuaca.

Satu di antaranya adalah Benni Sitanggang, yang memang memilih untuk tidak pulang ke Indonesia.

Melalui akun Youtube, dia menyebut sangat ingin tetap tinggal di Ukraina.

Dia berharap Perang Rusia Ukraina segera usai, sehingga mereka bisa hidup nyaman lagi.

Rencana lain, bila perang tetap terjadi, mereka akan pindah ke perbatasan.

"Ada kabar baik, sejumlah WNI yang tinggal di Ukraina sudah sampai di Rumania. Mereka sudah aman," tuturnya.

"Tapi Aku tidak akan pulang. Kami ingin tetap di sini. Rencananya, kami akan ke perbatasan," ungkap pria yang menikahi bule Ukraina itu.

Kondisi perang ini sangat tidak baik bagi dia, istri, dan anak perempuannya.

Apalagi saat ini, istrinya yang bernama Tania, sedang hamil 9 bulan.

Di tengah situasi mencekam ini, Tania tinggal menunggu waktu melahirkan anak keduanya.

Pada video yang dibagikannya, terlihat wajah Tania selalu dalam kondisi murung.

Saat menanti waktu melahirkan, harusnya istri Benni itu menikmati masa yang tenang, namun yang dirasakan justru kondisi mencekam.

Baca juga: Putin Targetkan Menang Perang Atas Ukraina 2 Maret, 4.300 Tentara Rusia Dikabarkan Tewas

Atas kondisi ini, Benni Sitanggang meminta doa dari semuanya agar situasi mereka tetap aman.

Kemudian, Benni mengatakan saat ini dia harus begadang hingga jam 05.00 waktu setempat.

Dia harus bersiap-siap untuk opsi terburuk bila terjadi sesuati.

Mereka selalu saja mendengarkan alarm berupa suara sirena berbunyi panjang, yang berarti sedang ada serangan.

Bila situasi sudah aman, akan ada bunyi alarm pendek berkali-kali.

"Kalau alarm pendek sudah enam kali, baru kami berani keluar. Itu berarti sedang aman," ujar dia.

Benni pun mengungkapkan ada jam tertentu warga tidak bisa keluar dari rumah.

"Kalau keluar rumah, kita dianggap orang luar, harus bawa dokumen. Kalau nggak akan ditanggap tentara," tuturnya.

Mengapa mereka belum juga pindah ke perbatasan agar istri dan anaknya lebih aman?

Benni menyebut saat ini kereta api sedang tidak beroperasi.

Selain itu, terjadi antrean panjang di stasiun menuju perbatasan.

"Kami tidak punya kendaraan, harus naik kereta api ke perbatasan. Kondisi saat ini, belum bisa untuk melakukan itu," ucapnya.

Benni adalah pria asal Sumatera Utara yang dulu bekerja di kapal pesiar.

Dia kemudian bertemu dengan Tania di sana, dan menjalin hubungan asmara hingga akhirnya mereka memutuskan menikah.

Pasangan Benni dan Tania sudah dianugerahi satu orang anak perempuan yang diberi nama Uli. (*)

Baca juga: Akibat Perang dengan Ukraina, Rusia Dilarang Bertanding di semua Kompetisi FIFA maupun UEFA

Baca juga: 31 WNI Berhasil Dievakusi dari Ukraina ke Menggunakan Bus, Semua Dipastikan Sehat

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved