Ukraina dan Rusia Sebetulnya Bersaudara, Wawancara Eksklusif Mantan Dubes RI untuk Rusia (Bagian 1)

Mantan Duta Besar RI untuk Federasi Rusia M Wahid Supriyadi menilai kepemimpinan Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki kesamaan dengan

Editor: Fifi Suryani
TRIBUNBALI.COM/HO
Mantan Dubes RI untuk Rusia dan Belarus M Wahid Supriyadi 

Kalau Belarus dari awal memang pro Rusia. Ukraina kalau sampai masuk Nato, itu berarti persenjataan Nato ditaruh di depan pintu perbatasan Rusia. Jadi secara geostrategi siapapun pemimpinnya merupakan sebuah ancaman.

Saya kira latar belakangnya, kemudian juga Donetsk dan Luhansk merdeka. Ini dianggap mengingkari perjanjian Minsk tahun 2014-2015.
Menurut saya Putin salah perhitungan, kelihatannya dia ingin ini cepat, kalah dan pro Rusia. 

Kira-kira ide besarnya begitu, bukan berarti saya membenarkan tapi sama saja seperti Amerika invasi ke Irak dan Suriah yang juga melanggar hukum internasional. Terkadang negara super power ya seperti itu.

Bisa diceritakan saat Rusia melakukan aneksasi ke Krimea? Padahal Krimea wilayah yang sangat pro Rusia sebenarnya?

Sejarahnya dulu Krimea mayoritas penduduk Tatar keturunan Turki dan Mongolia yang beragama Islam. Mereka kemudian diusir oleh Joseph Stalin (Mantan Kepala Pemerintahan Uni Soviet). 

Krimea itu dulu dititipkan administrasinya di zaman kepemimpinan Nikita Khrushchev karena terlalu jauh ke Moskwa. Dan Khrushchev ini sebetulnya keturunan Ukraina ada juga Leonid Brezhnev (Mantan Sekjen Partai Komunis Uni Soviet) yang juga keturunan Ukraina.

Makanya saya bilang Ukraina dengan Rusia ini bangsa yang bersaudara. Dengan referendum saja sudah pasti menang. Menurut saya kenapa harus pake militer.(bersambung)

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved