Berita Jambi
Produsen dan Distributor Dipanggil, Polda Jambi Sebut Kebutuhan Minyak Goreng di Jambi Tercukupi
Tim Indagsi Ditreskrimsus Polda Jambi, terus bergerak antisipasi kelangkaan minyak goreng di Jambi. Hasilnya, kebutuhan minyak goreng di Provinsi Jamb
Penulis: Aryo Tondang | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Tim Indagsi Ditreskrimsus Polda Jambi, terus bergerak antisipasi kelangkaan minyak goreng di Jambi.
Tepat pada Senin 21 Februari 2022, Polda Jambi memanggil perwakilan dari Disperindag, Bulog, kemudian dua Produsen minyak goreng, Distributor hingga toko retail di Kota Jambi, untuk menjalin komunikasi serta langkah pendistribusian minyak goreng ke masyarakat, di Polda Jambi, Senin (21/2/2022) sore.
Hasilnya, kebutuhan minyak goreng di Provinsi Jambi tercukupi.
Bahkan, khusus untuk Kota Jambi dan Muaro Jambi, kebutuhan minyak goreng bisa berlebih, jika ditotal dengan minyak yang didatangkan dari luar Jambi.
Di mana, Kota Jambi, dengan penduduk 650 ribu orang dalam 1 bulannya membutuhkan 650 ton, dan Muaro Jambi dengan jumlah penduduk sekitar 340 ribu lebih membutuhkan 360 ton, sehingga jika ditotal kebutuhan di Kota Jambi dan Muaro Jambi, mencapai 1000 ton dalam satu bulan.
Hal tersebut mencukupi, di mana dua produsen minyak goreng di Jambi memproduksi 1200 ton dalam 1 bulan, dan jika ditotal dengan minyak dari produksi luar Jambi, bisa mencapai 1500 ton dalam 1 bulannya.
Setidaknya, ada dua Produsen atau pabrik minyak yang ikut dalam diskusi yang dilakukan Polda Jambi tersebut, yakni PT KTN, dan Budi Nabati Perkasa.
Dirreskrimsus Polda Jambi, Kombes Pol Christian Tory, melalui Kasubdit I Indagsi, AKBP Wahyu Bram mengatakan, setelah dilakukan komunikasi dan pemdataan antara sesama produsen, kemudian ke pihak distributor, stok minyak goreng di Jambi, khususnya di Kota Jambi dan Muaro Jambi masih tercukupi, bahkan berlebih jika ada pasokan dari luar Jambi.
"Artinya, suplai minyak goreng tidak pernah langka, tidak pernah hilang, bahkan melebihi, kalau di Trona, Jamtos minyak selalu ada, namun yang menjadi acuan masyarakat itu Indomaret dan Alfamart dan pasar tradisional," kata Bram, Senin (21/2/2022).
"Dan ini memang belum masuk, kami membantu produsen dan distributor agar ada metode lain untuk melancarkan proses distribusi, bagaimana agat barang lokal dapat diteri di Indomaret dan Alfamart," bilangnya.
Kata Bram, untuk Alfamart dan Indomaret sendiri mengaku, adanya selah kekosongan di toko, karena terkendala masalah administrasi.
Di mana, setiap produsen sudah diwajibkan menjual ke lokal minimal sebanyak 20 persen, dan untuk penjualan tersebut, membutuhkan NPWP dari pembeli atau toko ritel, seperti Alfamart dan Indomaret.
"Kita sudab dorong mereka, dan sudah diselesaikan masalah administrasinya, dan mulai saat ini minyak lokal sudah ada di Indomarer dan Alfamart," tegas Bram.
Sehingga, Jika merek terkenal yang didatangkan dari luarsedang tipis suplainya, produksi produsen di Jambi sudah mencukupi, seluruh merek minyak di Jambi tidak kurang.
"Dak usa Panic Buying, jumlahnya sudah berlebih," sebutnya.