Berita Jambi
Kerjasama dengan Sania dan Fortune, Jambi Gelar OP Minyak Goreng di Olak Kemang
Berita Jambi-Untuk pelaksanaan operasi pasar selanjutnya dirinya masih belum dapat memastikan akan dilakukan di lokasi..
Penulis: Monang Widyoko | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pemerintah Provinsi Jambi kembali menggelar operasi pasar minyak goreng di Pasar Tradisional Olak Kemang, Kota Jambi.
Pelaksanaan ini tak lain merupakan antisipasi kelangkaan minyak goreng yang langka di Jambi.
"Operasi pasar kali ini kami lakukan di Pasar Olak Kemang, Seberang, Kota Jambi. Banyak masyarakat mengeluhkan sulitnya mendapatkan minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu per liter," ungkap Kabid Pengembangan Perdagangan Disperindag Provinsi Jambi, Harmadeli, Senin (21/2/2022).
Ia mengungkapkan pelaksanaan operasi pasar minyak goreng murah ini sudah dilakukan di Jambi sebanyak tiga kali.
"Kami sudah melaksanakan ini tiga kali. Tapi memang karena terkendala anggaran, sementara ini kami melaksanakan di Kota Jambi dan sekitarnya dulu. Untuk kabupaten/kota yang jauh dijangkau masih belum kami laksanakan," jelasnya.
Harmadeli menjelaskan tiap pelaksanaan operasi pasar minyak goreng, pihaknya menjual minyak goreng dengan merk yang berbeda-beda.
"iya ini tergantung produsennya. Produsen mana yang mengajak kami bekerja sama maka kami laksanakan. Untuk sementara ini kami menjual dari produsen Sovia, Sania, dan Fortune," katanya.
Sementara pelaksanaan di Pasar Olak Kemang, pihaknya bekerjasama dengan produsen minyak goreng Fortune.
"Tadi kami menjual 17 dus dan masing-masing dus itu berisi 12 liter. Sebentar saja dan langsung habis," ujarnya.
Untuk pelaksanaan operasi pasar selanjutnya dirinya masih belum dapat memastikan akan dilakukan di lokasi mana.
Dirinya menjelaskan akan melaksanakan operasi pasar di lokasi yang acak agar masyarakat mendapatkan minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu per liter dan tersebar merata.
"Selain itu juga kami menunggu dari pihak produsen lagi. Sebab produsen lebih senang bekerja sama dengan kami, karena potensi minyak goreng ditahan lebih kecil ketimbang ke distributor," ujarnya.
(Tribunjambi.com/Widyoko)